Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla, Elon Musk mengejutkan investor dengan melontarkan ide untuk mengubah status perusahaan jadi perusahaan tertutup.
Hal ini begitu mengejutkan dan memicu reaksi keras di media sosial. Namun, saham aksi Musk tersebut mendorong saham Tesla melonjak.
"Saya mempertimbangkan untuk ambil Telsa secara private dengan harga USD 420. Pendanaan dijamin," tulis Musk dalam akun twitternya pada Selasa waktu setempat, seperti dikutip dari laman USA Today, Selasa (8/8/2018).
Advertisement
Dia kemudian menuturkan, satu-satunya alasan mengapa ini tidak pasti kalau hal itu tergantung pada suara pemegang saham.
Baca Juga
Awalnya cuitan Musk menyebabkan kebingungan karena beberapa investor mempertanyakan apakah akun media sosialnya sudah diretas. Namun kemudian dikonfirmasi mengenai rencana Musk tersebut melalui situs resmi Tesla.
"Saya pikir ini adalah jalan terbaik ke depan," kata dia dalam surat elektronik kepada karyawan.
Dalam surat elektronik tersebut, ia menyebutkan, sebagai perusahaan publik, Tesla tunduk pada pergerakan saham yang volatile. Ini menjadi gangguan utama bagi semua orang yang bekerja di Tesla yang semuanya adalah pemegang saham.
"Menjadi perusahaan public juga menjadi subyek bagi kinerja kuartalan yang memberikan tekanan besar pada Tesla untuk membuat keputusan yang tepat pada kuartal tertentu tetapi belum tentu benar untuk jangka panjang,” tulis dia.
"Akhirnya, menjadi perusahaan publik berarti ada banyak orang yang memiliki dorongan untuk menyerang perusahaan,” tulis Musk.
Klarifikasi tersebut menyebutkan kalau keputusan akhir belum dibuat. Akan tetapi, alasan Musk mengubah status perusahaan untuk menciptakan lingkungan Tesla sehingga beroperasi dengan baik.
Cuitan Elon Musk tersebut membuat saham Tesla melonjak 11 persen menjadi USD 379,57 hingga investor tunggu klarifikasi. Saham Tesla sempat sentuh level tertinggi USD 389,61 pada 18 September 2017.
Musk telah berulang kali menyatakan frustasi atas perdagangan saham perusahaan. Ini karena berbagai sentimen termasuk investor yang bertaruh kalau saham akan turun.
Sebagai perusahaan tertutup, Tesla tidak akan tunduk pada semua persyaratan keterbukaan informasi dan volatilitas perdagangan yang pengaruhi perusahaan publik.
"Ini akan menjadi perkembanga yang luar biasa dan mengejutkan," ujar analis saham CFRA Research Efraim Levy.
Elon Musk: Go Private Jadi Peluang
Cuitan di akun media Twitter oleh Musk yang tak terduga memberi alasan investor untuk mempertimbangkan apakah pernyataan itu asli, atau apakah akun Musk diretas. Perwakilan Tesla tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar. Pengamat industri pun berspekulasi atas cuitan Musk.
Di Twitter, ia menulis kalau dirinya tidak mengkontrol perusahaan. Ia pun tidak akan jual kepemilikan sahamnya jika go private.
Kepemilikan saham Musk di Tesla bernilai sekitar USD 12 miliar. Hal itu berdasarkan S&P Global Market Intelligence. Ia memiliki sekitar 20 persen saham Tesla. Investor akan memilih akan menjual dan mempertahankan saham yang dimiliki.
"Harapan saya adalah agar semua pemegang saham tetap, tetapi jika mereka lebih memilih untuk dibeli sahamnya, maka ini akan memungkinkan hal itu terjadi,” tulis dia.
Adapun cuitan Musk muncul usai laporan Financial Times melaporkan kalau investor Arab Saudi akuisisi saham produsen kendaraan listrik. Namun Tesla menolak berkomentar.
Musk menambahkan, pihaknya tidak akan menggunakan transaksi go private untuk menggabungkan perusahaannya yang lain yaitu Space Exploration Technologies.
"Jika proses berakhirnya seperti yang saya harapan. Tesla go private pada akhirnya akan menjadi peluang besar bagi kami semua.Bagaimana pun masa depan sangat cerah dan kami akan terus berjuang untuk mencapai misi kami,” kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement