Liputan6.com, Bali - IFC yang merupakan lembaga anggota Bank Dunia menerbitkan Obligasi Hijau Komodo atau Komodo Bond senilai Rp 2 triliun atau sekitar USD 134 miliar. Obligasi dalam rupiah ini diterbitkan dalam rangka investasi pada proyek yang terfokus pada iklim di Indonesia.
Mengutip dari keterangn IFC, Senin (8/10/2018), obligasi hijau minat investor terhadap Obligasi Hijau Komodo dinilai merupakan bukti berkembangnya keinginan terhadap investasi yang bertanggung jawab sosial di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Penerbitan Obligasi Hijau Komodo dari IFC menggarisbawahi komitmen kami untuk mendukung Indonesia dalam meraih pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan hidup," ujar Wakil Presiden IFC untuk Asia dan Pasitif Nena Stoiljkovic.
Dia mengatakan Obligasi ini dapat memobilisasi pendanaan internasional pada proyek yang ramah iklim di Indonesia.
"Dan kami berniat untuk memperbanyak dan meningkatkan model ini untuk menghadapi tantangan iklim di negara ini," lanjut dia.
Obligasi hijau berjangka lima tahun ini akan dicatatkan pada London Stock Exchange dan Singapore Stock Exchange. Hal ini dipastikan akan mendukung pasar mata uang di Indonesia.
Obligasi ini diterbitkan di Indonesia oleh klien IFC, Bank OCBC NISP. Selanjutnya, dana akan dipakai untuk proyek-proyek terkait infrastruktur dan iklim, sesuai dengan Prinsip Obligasi Hijau.
Sampai berakhirnya tahun fiskal 2019 pada Juni, IFC sudah menerbitkan 32 obligasi hijau dengan total USD 1,8 triliun, dan menghasilkan 52 proyek. Angka tersebut tumbuh dari tahun fiskal 2017, yakni 32 proyek.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Disambut Positif
Sambutan positif para investor turut diperhatikan oleh pihak dari JP Morgan dan Standard Chartered Bank.
"Investor memberi reaksi positif pada debut transaksi Komodo (dalam rupiah Indonesia), dengan penerbitan Eurobond menarik lebih banyak permintaan dari yang awalnya diperkirakan," ujar John Lee Tin, Head of SSA DCM, J. P. Morgan.
Dia menambahkan, melihat kondisi pasar negara berkembang yang sedang volatile, oversubscription yang terjadi pada obligasi tersebut merupakan sukses besar.
Sementara, pihak Standard Chartered Bank turut mendukung adanya obligasi hijau seperti Komodo. "Standard Chartered berkomitmen pada pertumbuhan solusi finansial yang lebih efisien karbon dalam jejak pasar kami, dan kami bangga bisa bermitra dengan IFC dalam penerbitan monumental ini," ujar Henrik Raber, Global Head, Credit Markets, Standard Chartered Bank.
Pada 2018 ini, Proyek hijau dari obligasi hijau IFC ditargetkan mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 6,3 juta metric ton setara karbon diokisda per tahun. Target itu naik dari tahun 2017, yakni 2,2 juta metrik ton.
Advertisement