Tingkatkan Likuiditas, Penyelesaian Transaksi Saham 2 Hari Resmi Berlaku

Transaksi T+2 ini ditargetkan meningkatkan likuiditas, mempercepat perputaran dana, menyelaraskan waktu dengan pasar global.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Nov 2018, 10:41 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2018, 10:41 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan sistem T+2 pada Senin (26/11/2018). Sistem ini akan diterapkan pada Rabu mendatang . Dengan ini, penyelesaian transaksi saham di Indonesia menjadi satu hari lebih cepat dan mengikuti tren saham global yang juga menerapkan sistem serupa.

Transaksi T+2 ini ditargetkan meningkatkan likuiditas, mempercepat perputaran dana, menyelaraskan waktu dengan pasar global, dan akhirnya memberikan sentimen positif pada pasar.

Direktur Utama BEI Inarto Jayadi menjelaskan, tujuan utama percepatan ini adalah untuk mengharmonisasikan transaksi efek antar perusahaan dan negara, meningkatakan likuiditas dan efisiensi operasional, serta mengurangi risiko sistemik yang dapat terjadi di pasar modal.

"Dengan siklus T+2 tersebut juga dapat mendorong upaya pasar saham Indonesia dalam menciptakan pasar yang wajar, teratur, dan efisien," ujarnya.

Tak lupa, Inarno menyampaikan terima kasih atas para stakeholder yang telah bekerja keras untuk tercapainya siklus T+3 menjadi T+2.

"Saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh tim stakeholder, asosiasi yang telah bekerja keras siklus penyelesaian transaksi bursa T+3 menjadi T+2 yang terwujud hari ini," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Fokus Sosialisasi

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menyebut bahwa fokus saat ini adalah sosialisasi terhadap pelaku pasar internasional. Untuk sosialisasi domestik sudah dianggap berjalan baik.

"Sosialisasi ini saya rasa sudah jalan cukup baik untuk domestik, tetapi kemungkinan saja ada di asing yang mungkin kelewatan, mereka mempunyai custody di beberapa negara mungkin bisa terlupakan. Jadi ada kekhawatiran, mungkin dari pihak asing yang mungkin karena perbedaan waktu, infonya tidak sampai ke mereka," ujarnya.

Untuk manajemen risiko, Laksono menyebut telah menyiapkan securities lending and borrowing, menyiapkan dana pensiun dna asuransi yang besar, serta meminta bantuan kepada lembaga pemegang saham institusi besar untuk membantu di pasar tunai apabila terjadi gagal serah.

"Yang jadi masalah kan mungkin hanya gagal serah. Kalau gagal bayar, uang mudah dicari. Itu tindakan-tindakan yang kita lakukan securities lending and borrowing dan meminta bantuan pemegang-pemegang saham institusi besar untuk membantu di pasar tunai," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya