Liputan6.com, Jakarta - Harga saham emiten produsen permen PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) terkoreksi 4,6 persen pada sesi II perdagangan, Selasa (25/3/2025) pukul 13.55 WIB ke level Rp 2.290 per lembar saham.
Pada pukul 14.24 WIB, YUPI turun 4,6 persen ke posisi Rp 2.280 per saham. Harga saham YUPI dibuka turun 50 poin ke posisi Rp 2.340 per saham. Saham YUPI berada di level tertinggi Rp 2.480 dan level terendah Rp 2.140 per saham. Total frekuensi perdagangan 37.501 kali dengan volume perdagangan 516.364 saham. Nilai transaksi Rp 119,3 miliar.
Advertisement
Baca Juga
YUPI jadi perusahaan tercatat ke-11 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2025, setelah melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada Selasa hari ini.
Advertisement
YUPI mencatatkan sebanyak 8.544.488.700 saham di BEI. Terdiri dari saham pendiri yang tidak ditawarkan 7.690.039.800 saham, dan penawaran umum atau initial public offering (IPO) sebanyak 854.448.900 dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Perseroan mematok harga saham perdana Rp 2.390 per saham sehingga total dana diraup mencapai Rp 2,04 triliun. Dana itu terdiri dari hasil IPO sebesar Rp 612,63 miliar dan Rp 1,42 triliun dari penawaran umum atas saham divestasi. Adapun kapitalisasi pasar YUPI, Rp 20,42 triliun.
Melansir prospektus perseroan, dana hasil IPO Perseroan antara lain sekitar 72 persen untuk keperluan pembiayaan belanja modal. Hal itu seperti pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur dengan biaya perkiraan sebesar Rp 437,50 miliar. Pabrik itu paling cepat beroperasi pada 2026.
Selain itu, sekitar 28 persen akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan untuk ekspansi bisnis baik ke pasar internasional dan pasar dalam negeri yang termasuk tapi tidak terbatas untuk keperluan term of payment, persediaan dan penambahan jumlah karyawan.
Direktur Utama Yupi Indo Jelly Gum Yohanes Teja mengatakan, perseroan optimistis dapat memperkuat posisi YUPI di pasar domestik dan di pasar internasional. Pencapaian ini merupakan bukti dan komitmen dalam menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.
"Dengan visi menjadi pemimpin pasar permen lunak yang dicintai konsumen kami percaya perjalanan ini akan terus bertumbuh, berkembang, dan menciptakan nilai tambah bagi konsumen, mitra serta pemegang saham kami,” kata Yohanes dalam sambutannya di Bursa Efek Indonesia.
IHSG Menguat di Sesi II
Adapun pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi II perdagangan menunjukan penguatan, sebesar 1,17 persen ke level 6.233,3 pada pukul 13.59 WIB.
Pada penutupan sesi I, IHSG menguat 1,06 persen ke level 6.226,2. Sebanyak 7,26 miliar saham telah diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 5,26 triliun, dan frekuensi perdagangan mencapai 503.851 kali transaksi.
Advertisement
Produsen Permen Yupi Mau IPO Jumbo, Janjikan Sebar Dividen 80%
Sebelumnya, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham(initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, produsen permen Yupi ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 854.448.900 lembar saham dengan nilai nominal Rp 50 per lembar.
Saham yang ditawarkan itu terdiri dari 256.334.700 lembar saham baru yang mewakili 3 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Dan, sebanyak 598.114.200 lembar saham milik PT Sweets Indonesia (PTSI) yang mewakili 7 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Dengan demikian, total saham yang ditawarkan dalam IPO PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk adalah 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran dipatok pada kisaran RP 2.100-2.500 per lembar. Sehingga, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 2,14 triliun dari IPO.
Rencananya, sekitar 77 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk keperluan pembiayaan belanja modal. Yaitu untuk pembangunan pabrik baru di daerah Nganjuk Jawa Timur, dengan total biaya yang diestimasi sekitar sebesar Rp 437,5 miliar dan diestimasi akan beroperasi paling cepat pada tahun 2026.
Lalu sisanya sekitar 23 persen akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis baik ke pasar internasional maupun pasar dalam negeri. Termasuk tapi tidak terbatas untuk keperluan term of payment, persediaan dan penambahan jumlah karyawan.
Janjikan Dividen hingga 80 Persen Laba
Setelah IPO, manajemen perseroan berkomitmen untuk membagikan dividen kepada seluruh pemegang saham perseroan hingga 80 persen dari laba bersih. Namun kebijakan itu tetap memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku dan tidak mengabaikan kesehatan keuangan perseroan tanpa mengurangi hak dari RUPS.
Dalam aksi IPO ini, perseroan menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai pelaksana emisi efek. Saat ini, modal dasar perseroan terdiri dari 15 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 750 miliar.
Kemudian jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan tercatat sebanyak 8.288.154.000 lembar dengan nilai nominal Rp 414,4 miliar. Rinciannya, sebanyak 8.279.860.000 lembar atau setara 99,9 persen senilai Rp 413,99 miliar merupakan kepemilikan PTSI. Kemudian sisanya dimiliki oleh Daniel Budiman yang tercatat memegang 8.294.000 lembar atau senilai Rp 414,7 juta.
Setelah IPO, modal ditempatkan dan disetor penuh akan bertambah menjadi 8.544.488.700 lembar dengan nilai nominal Rp 427,22 miliar. Di mana PTSI masih mengempit 7.681.745.800 lembar atau setara 89,90 persen dengan nilai nominal Rp 384,09 miliar. Kepemilikan Daniel Budiman tak alami perubahan. Sementara publik akan memiliki 854.448.900 lembar saham perseroan dengan nilai nominal Rp 42,72 miliar, setara 10 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Advertisement
