Investor Asing Beli Saham, IHSG Naik Terbatas

Sektor saham tambang memimpin penguatan pada awal pekan ini sehingga dorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona hijau.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jan 2019, 16:19 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2019, 16:19 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan awal pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (21/1/2019), IHSG sempat berada di zona merah berbalik arah ke zona hijau dengan menguat terbatas. IHSG naik 2,67 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.450,84. Indeks saham LQ45 melemah 0,16 persen ke posisi 1.029,06.

Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.472,15 dan terendah 6.438,90.

Sebanyak 225 saham melemah sehingga menekan IHSG. 196 saham menguat sehingga membuat IHSG masih mampu bertahan di zona hijau. 140 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 463.409 kali dengan volume perdagangan 12,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,3 triliun.Investor asing beli saham Rp 266,32 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.223.

Sebagian besar sektor saham menghijau dan melemah. Sektor saham pertanian naik 3,72 persen, dan memimpin penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang menguat 0,81 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,48 persen.

Sementara itu, sektor saham aneka industri merosot 1,37 persen,dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi susut 1,3 persen dan sektor saham manufaktur merosot 0,38 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham NATO mendaki 34,86 persen ke posisi 236 per saham, saham CLAY melonjak 24,84 persen ke posisi 382 per saham, dan saham SQMI tergelincir 24,61 persen ke posisi 476 per saham.

Sementara itu, saham yang tertekan antara lain saham MTSM merosot 23,79 persen ke posisi 157 per saham, saham AGRS tergelincir 17,96 persen ke posisi 402 per saham, dan saham PADI turun 15,60 persen ke posisi 920 per saham.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,39 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,02 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,26 persen.

Sementara itu, indeks saham Thailand naik 0,36 persen, indeks saham Shanghai melonjak 0,56 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,07 persen dan indeks saham Taiwan naik 0,54 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG didorong sentimen dari kuatnya stabilitas fundamental makro ekonomi domestik serta penguatan harga komoditas dunia.

Hal ini terjadi di tengah menurunnya kinerja produk domestik bruto (PDB) China. Ekonomi China tumbuh 6,6 persen pada 2018. Pertumbuhan ekonomi itu terendah sejak 1990.

 

Sektor Tambang Pimpin Penguatan Terbesar

IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,33% atau 18,94 poin ke level 5.693,39, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di zona hijau pada awal perdagangan saham Senin pekan ini. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.208.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin 21 Januari 2019, IHSG menguat 0,38 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.448,53. IHSG kemudian dibuka naik kembali pada pukul 09.00 wib, dengan mencatatkan penguatan 19,93 poin atau 0,29 persen ke level 6.467,72.

Indeks saham LQ45 naik 0,18 persen ke posisi 1.032,45. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Sebanyak 153 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Kemudian 27 saham melemah dan 172 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.469,40 dan terendah 6.448,53.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 22.414 kali dengan volume perdagangan 525 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 279 miliar. Investor asing jual saham Rp 11 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.208.

Sebagian besar sektor saham menghijau. Hanya ada satu sektor yang tertekan yaitu sektor keuangan yang melemah 0,06 persen.

Sektor saham pertambangan naik 0,79 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar menguat 0,73 persen dan sektor saham perkebunan mendaki 0,64 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham NATO melonjak 34,86 persen ke posisi 236 per saham, saham KONI meroket 25 persen ke posisi 625 per saham, dan saham CLAY bertambah 24,84 persen ke 382 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PSDN turun 5,07 persen ke posisi 262 per saham, saham NFCX susut 4,76 persen ke posisi 2.000 per saham, dan saham PBRX melemah 3,57 persen ke posisi 540 per saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya