Investor Asing Borong Saham, IHSG Menguat 66,80 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada perdagangan saham Selasa (18/6/2019).

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Jun 2019, 16:22 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2019, 16:22 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada perdagangan saham Selasa (18/6/2019).

IHSG sempat berada di zona merah selama dua hari sejak perdagangan Jumat pekan lalu hingga Senin kemarin.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa pekan ini, IHSG naik 66,80 poin atau 1,08 persen ke posisi 6.257,33. Indeks saham LQ45 mendaki 1,47 persen ke posisi 994,70. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 207 saham mendaki sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 197 saham melemah dan 134 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.257,33 dan terendah 6.195,13.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 455.102 kali dengan volume perdagangan 13,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun. Investor asing beli saham Rp 438,01 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.323.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham tambang turun 0,67 persen dan sektor saham industri dasar susut 0,15 persen.

Sementara itu, sektor saham konstruksi menguat 3,38 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan menguat 1,41 persen dan sektor saham aneka industri menanjak 1,28 persen.

Saham-saham catatkan penguatan terbesar antara lain saham BOLA melonjak 25 persen ke posisi Rp 370 per saham, saham SMBR mendaki 24,84 persen ke posisi Rp 980 per saham, dan saham DUTI naik 24,35 persen ke posisi Rp 4.750 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham BLTZ turun 23,23 persen ke posisi Rp 3.800 per saham, saham INPP turun 19,60 persen ke posisi Rp 800 per saham, dan saham ARMY tergelincir 17,91 persen ke posisi Rp 220 per saham.

Bursa saham Asia kompak menguat kecuali indeks saham Jepang Nikkei turun 0,72 persen.

Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 1 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,38 persen, indeks saham Thailand menanjak 0,84 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai menguat 0,09 persen, indeks saham Singapura naik 0,86 persen dan indeks saham Taiwan bertambah 0,34 persen.

Kepala Riset PT Samuel Internasional, Harry Su menuturkan, kemungkinan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) turun menjadi sentimen positif. Selain itu, secara teknikal, IHSG cenderung mendatar selama dua hari ini. Hal itu mendorong IHSG ke zona hijau. "Dua hari IHSG flat," ujar Harry saat dihubungi Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak IHSG pada Awal Sesi Perdagangan

IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Seorang pria melintas di depan papan monitor di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal sesi perdagangan saham.  Eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China masih terus membayangi laju IHSG. 

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa, 18 Juni 2019, IHSG naik tipis 4,60 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.195,13. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG menguat 11,29 poin atau 0,18 persen ke posisi 6.202,02.

Indeks saham LQ45 naik 0,26 persen ke posisi 982,09. Seluruh indeks saham acuan menguat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.206,37 dan terendah 6.195,13. Total frekuensi perdagangan saham 14.692 kali dengan volume perdagangan 1,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 287 miliar.

Investor asing jual saham Rp 15 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.335.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertambangan yang melemah 0,07 persen. Sementara itu, sektor saham industri dasar menguat 0,70 persen, sektor saham manufaktur naik 0,43 persen dan sektor saham baran konsumsi menanjak 0,41 persen.

Saham-saham yang cetak penguatan terbesar di awal sesi antara lain saham BOLA naik 25 persen ke posisi Rp 370 per saham, saham CCSI melonjak 16 persen ke posisi Rp 288, dan saham SMBR mendaki 10,83 persen ke posisi Rp 870 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham YELO merosot 11,67 persen ke posisi Rp 212 per saham, saham FITT susut 10 persen ke posisi Rp 216 per saham, dan saham CEKA melemah 8,50 persen ke posisi Rp 1.400 per saham.

 

 


Prediksi Analis

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Analis PT PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah mengatakan, eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China masih terus membayangi laju IHSG. 

Bahkan, kekhwatiran investor asing tentang kepastian tensi perdagangan tidak mereda setelah Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross menegaskan prospek kesepakatan tidak mungkin muncul dari kemungkinan pertemuan antara Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping di KTT Kelompok 20 Osaka pada akhir Juni 2019. 

Oleh sebab itu, dirinya menilai IHSG kemungkinan besar masih tersungkur ke zona negatif pada rentang 6.163-6.230.

"Dari dalam negeri, investor mengkhawatirkan pelemahan rupiah akan berlanjut pasca pemotongan suku bunga yang cukup santer terdengar di mana hal tersebut akan memicu peningkatan kembali utang luar negeri Indonesia," terang dia.

Adapun utang luar negeri (ULN) hingga bulan April 2019 terdiri atas utang pemerintah yang ditambah dengan bank sentral sebesar USD 189,7 miliar dan utang swasta termasuk BUMN sebesar USD 199,6 miliar.

Sementara itu, dari sisi teknis, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gustama menjelaskan candlestick indeks masih tertahan disekitar area resistance moving average.

Kata dia, investor hingga kini masih terlihat wait and see menunggu hasil keputusan suku bunga The Federal Reserve atau bank sentral AS.

"Untuk hari ini, IHSG masih berpeluang terkoreksi wajar di kisaran 6.141-6.287," paparnya.

Dari Binaartha Sekuritas, saham rekomendasi hari ini cukup beragam. Itu seperti saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Kemudian Reliance Sekuritas menyarankan investor untuk membeli saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya