IHSG Ditutup Melemah, Sektor Keuangan Alami Tekanan Paling Besar

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, sebagian besar berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor keuangan yang anjlok 2,13 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Sep 2020, 16:10 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2020, 16:10 WIB
IHSG Merosot hingga Diberhentikan Sementara
Pergerakan saham pada layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7/2020). IHSG pada perdagangan di BEI turun tajam karena pengumuman Gubernur DKI Anies Baswedan terkait dengan rencana penerapan PSBB secara ketat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, sebagian besar berada di zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (15/9/2020), IHSG ditutup melemah 60,96 poin atau 1,18 persen ke posisi 5.100,86. Sementara, indeks saham LQ45 juga turun 1,79 persen ke posisi 790,74.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.169,24 dan terendah 5.091,29.

Pada sesi penutupan pedagangan, 133 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 296 saham melemah sehingga menekan indeks. Di luar itu, 148 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 675.458 kali dengan volume perdagangan 13,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun.

Investor asing jual saham Rp 999 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.868.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, sebagian besar berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor keuangan yang anjlok 2,13 persen. Kemudian disusul sektor infrastruktur turun 1,67 persen dan sektor industri dasar yang 1,41 persen.

Saham yang menguat antara lain BRMS yang naik 21,82 persen ke Rp 67 per lembar saham. Kemudian TNCA yang naik 20.12 persen ke Rp 197 per lembar saham dan SOHO yang naik 20 persen ke Rp 6.600 per lembar saham.

Saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain PGJO yang melemah 8,51 persen ke Rp 43 per lembar saham. Kemudian PDES turun 6,99 persen ke Rp 266 per lembar saham dan VICO turun 6,98 persen ke Rp 80 per lembar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pembukaan IHSG

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua arah di awal perdagangan Selasa pekan ini. Semula IHSG menghijau tetapi kemudian mengalami tekanan.

Pada pembukaan perdagangan Selasa (12/9/2020), IHSG naik 23,75 poin atau 0,41 persen ke level 5.182,11. Tak lama kemudian, IHSG melemah 18,36 poin atau 0,38 persen ke level 5.143,51.

 

Sementara indeks saham LQ45 juga menguat 0,22 persen ke posisi 806,10. Sebagian besar indeks acuan juga berubah arah dari positif menjadi negatif.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.187,27. Sedangkan terendah 5.169,23.

Sebanyak 175 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 33 saham melemah dan 112 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 24.201 kali dengan volume perdagangan 499 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 299 miliar.

Tercatat, investor asing menjual saham di pasar regular mencapai Rp 18 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.880 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya ada satu sektor yang melemah yaitu infrastruktur yang turun 0,48 persen.

Penguatan dipimpin oleh sektor konstruksi yang meroket 2,91 persen. Kemudian disusul sektor aneka industri yang naik 0,90 persen dan sektor pertambangan yang naik 0,78 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain, ENZO naik 34,75 persen ke Rp 190 per lembar saham. Kemudian SOHO naik 20 persen ke Rp 6.600 per saham dan HOMI naik 19,05 ke Rp 875 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain ROCK turun 6,94 persen ke Rp 1.810 per lembar saham, TRJA yang turun 6,90 persen ke Rp 216 per lembar saham dan BBSI turun 6,25 persen ke Rp 675 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya