Pandemi Covid-19 Tak Surutkan Niat 6 Perusahaan untuk Melantai di BEI

2 perusahaan yang akan melantai di BEI bergerak di sektor property, real estate and building construction.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Sep 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2020, 11:00 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus positif Covid-19 di Indoensia yang terus mencatatkan rekor harian baru rupanya tak menyurutkan niat sejumlah perusahaan untuk mencatatkan sahamnya di papan Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, masih ada 6 perusahaan yang berencana menggelar aksi penjualan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada sisa 2020. Jumlah tersebut naik dari pekan lalu, dimana hanya ada 4 calon emiten baru dalam pipeline BEI.

"Masih terdapat 6 perusahaan yang berencana akan melakukan pencatatan saham," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna dalam pesan tertulis, Selasa (22/9/2020).

Nyoman menyampaikan, keenam perusahaan tersebut bergerak pada 4 sektor yang berbeda. Sebanyak 2 perusahaan di antaranya berasal dari sektor property, real estate and building construction.

Sementara 1 perusahaan lain datang dari sektor trade, services and investment. Lalu 1 perusahaan bergerak pada sektor miscellaneous industry, dan 1 perusahaan lainnya dari sektor agriculture.

Selain itu, ia menambahkan, terdapat 5 penerbit yang akan menerbitkan 7 emisi obligasi/sukuk yang berada dalam pipeline Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) di BEI. Sebagai catatan, 1 perusahaan dapat menerbitkan lebih dari 1 emisi EBUS.

Lebih lanjut, Nyoman menyatakan optimisme BEI bahwa pelaku bisnis masih memiliki minat dan harapan besar untuk tumbuh bersama Pasar Modal Indonesia.

"Sehingga ke depan masih akan banyak pelaku bisnis yang akan memanfaatkan Pasar Modal Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan dengan melakukan pencatatan saham maupun penerbitan efek lainnya," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Hingga Agustus 2020, BEI Bukukan Transaksi IPO Rp 4,2 Triliun

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, pengumpulan dana dari pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) hingga Agustus 2020 mencapai Rp 4,2 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna menyampaikan, jumlah dana tersebut berasal dari 37 perusahaan tercatat baru hingga 31 Agustus 2020.

 

"Sampai dengan tanggal 31 Agustus 2020, masih terdapat 11 perusahaan yang berencana akan melakukan pencatatan saham di BEI dan bergerak pada beberapa sektor," jelas Nyoman dalam pesan tertulis, Selasa (1/9/2020).

Selain dari IPO, Nyoman memaparkan, BEI per 31 Agustus 2020 mencatat ada 58 penerbitan emisi obligasi dengan total dana Rp 45,9 triliun, serta pelaksanaan rights issue (HMETD) dari 12 perusahaan senilai Rp 10,8 triliun.

Nyoman juga merinci, 11 calon emiten baru yang siap masuk pasar modal datang dari berbagai sektor. Semisal 4 perusahaan dari sektor property, real estate dan building construction, lalu 2 perusahaan dari sektor trade, services and investment.

Kemudian, 2 perusahaan datang dari sektor consumer goods industry, 2 perusahaan dari sektor miscellaneous industry, dan sisa 1 perusahaan berasal dari sektor keuangan.

"Selain itu, saat ini terdapat 20 perusahaan yang akan menerbitkan 23 emisi obligasi atau sukuk yang berada dalam pipeline di BEI," ujar Nyoman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya