Investor Asing Jual Saham, IHSG Ditutup Menguat ke 5.724,74

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.736,31 dan terendah 5.594,27.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Des 2020, 15:35 WIB
Diterbitkan 01 Des 2020, 15:35 WIB
IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Indeks saham sempat berada di zona merah pada pertengahan perdagangan.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (1/12/2020), IHSG ditutup melonjak 112,32 poin atau 2 persen ke posisi 5.724,74. Sementara, indeks saham LQ45 juga menguat 2,47 persen ke posisi 904,83.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.736,31 dan terendah 5.594,27.

Pada sesi penutupan pedagangan, 311 saham perkasa sehingga membawa IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 162 saham melemah dan 152 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham sangat ramai. Total frekuensi perdagangan saham 1.166.558 kali dengan volume perdagangan 24,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,5 triliun.

Investor asing jual saham Rp 734 triliun di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.129.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor aneka industri yang melonjak 3,91 persen. Kemudian diikuti sektor industri dasar yang menguat 3,17 persen dan sektor keuangan naik 2,83 persen.

Saham yang menguat antara lain FIRE yang naik 25 persen ke Rp 560 per lembar saham. Kemudian UNIT yang naik 24,18 persen ke Rp 190 per lembar saham dan TGRA yang naik 22,02 persen ke Rp 133 per lembar saham.

Saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain SKLT yang melemah 6,96 persen ke Rp 1.605 per lembar saham. Kemudian YPAS turun 6,93 persen ke Rp 430 per lembar saham dan IBST turun 6,88 persen ke Rp 7.450 per lembar saham.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pembukaan IHSG

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Layar pergerakan saham terlihat di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan awal pekan ini. Seluruh sektor menghijau dengan dipimpin oleh sektor aneka industri.

Pada pra-pembukaan perdagangan Selasa (1/12/2020), IHSG naik 25,47 poin atau 0,45 persen ke level 5.637,89. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00, IHSG masih menguat 83,97 poin atau 1,49 persen ke 5.698,82.

Sementara indeks saham LQ45 juga menguat 1,95 persen ke posisi 900,30. Seluruh indeks acuan bergerak di zona hijau.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.699,25. Sedangkan terendah 5.637,89.

Sebanyak 220 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Kemudian 67 saham melemah dan 125 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham cukup ramai yaitu 71.462 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,1 triliun.

Tercatat, investor asing jual saham di pasar regular mencapai Rp 91,03 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.100 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor anek industri yang melesat 3 persen. Kemudian diikuti sektor industri dasar yang naik 2,13 persen dan sektor keuangan naik 1,95 persen.

Saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain TOBA naik 20,45 persen ke Rp 595 per lembar saham. Kemudian BIKA naik 16,05 persen ke Rp 188 per saham dan MBTO naik 11,76 persen ke Rp 95 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain HRME turun 6,78 persen ke Rp 55 per lembar saham, DADA yang turun 6,78 persen ke Rp 55 per lembar saham dan SOTS turun 6,73 persen ke Rp 194 per saham.

Berdasarkan riset Ashmore, Pasar AS ditutup lebih rendah dengan saham energi jatuh paling banyak karena tanda-tanda perselisihan di antara para menteri negara-negara OPEC+ mendorong harga minyak mentah lebih rendah.

Sebanyak 10 dari 11 sektor utama S&P 500 turun, sektor energi melemah 1,1 persen dan telekomunikasi turun 0,8 persen.

Sementara itu, Janet Yellen hampir pasti akan mengejar koordinasi yang lebih erat dengan Federal Reserve AS tahun depan - memperbaiki perselisihan baru-baru ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya