Pengelola Taksi Express Gelar Private Placement Tahap Kedua

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) akan melakukan private placement dengan nilai transaksi Rp 407,80 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Jan 2021, 11:30 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2021, 11:30 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), perusahaan penyedia jasa transportasi atau pengelola taksi express akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement tahap kedua pada 18 Januari 2021.

Aksi korporasi itu dilakukan untuk melunasi sisa utang obligasi konversi PT Express Transindo Utama Tbk tahun 2019 yang jatuh tempo pada 31 Desember 2020.

Adapun sisa pokok utang obligasi konversi Express Transindo Utama tahun 2019 akan ditukar dengan saham baru perseroan.

Harga pelaksanaan saham tanpa HMETD itu Rp 100 per saham. Total saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 4.078.047.156. Nilai transaksi dari private placement itu mencapai Rp 407,80 miliar. Pelaksanaan private placement dilakukan pada 18 Januari 2021 dan hasilnya diumumkan pada 20 Januari 2021.

Seperti diketahui, konversi obligasi I Express Transindo Utama tahun 2014 sebesar Rp 1 triliun. Pada tahap pertama, konversi obligasi menjadi saham melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebesar Rp 400 miliar. Kemudian tahap kedua dengan konversi obligasi Rp 600 miliar dan jatu tempo pada 31 Desember 2020.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kinerja Keuangan PT Express Transindo Utama

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan mencatatkan pendapatan turun 80,44 persen dari Rp 107,26 miliar hingga September 2019 menjadi Rp 20,97 miliar hingga September 2020.

Perseroan menekan kerugian hingga kuartal III 2020. Dari rugi sebesar Rp 451,41 miliar hingga kuartal III 2019 menjadi Rp 52,62 miliar hingga kuartal III 2020.

Perseroan mencatatkan defisiensi modal Rp 506,82 miliar pada 30 September 2020 dari periode 31 Desember 2019 Rp 454,06 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya