Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melejit sejak awal 2021. Tercermin dari indeks IDX BUMN20 yang menguat hingga 8,49 persen secara year to date (ytd) pada 22 Januari 2021.
Kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi dibanding indeks lainnya di bursa. Sebagai pembanding, kinerja IDX BUMN20 mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 5,49 persen ytd. Indeks IDX BUMN20 juga mengalahkan kinerja indeks LQ45 yang menguat 6,06 persen.
Peningkatan ini ditopang oleh sejumlah harga saham emiten yang mencatatkan kenaikan signifikan. Antara lain ada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hingga 48,84 persen hingga 22 Januari 2021 menjadi Rp 2.880 per saham. Kemudian ada PT Timah Tbk (TINS) yang harga sahamnya menguat 48,15 persen menjadi Rp 2.200 per saham.
Advertisement
Baca Juga
Selanjutnya PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 18,06 persen persen hingga 22 Januari 2021 menjadi Rp 1.700 per saham. PT Elnusa Tbk (ELSA) menyusul dengan kenaikan 21,02 persen menjadi Rp 426 per saham. Lalu emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) meningkat hingga 5,18 persen menjadi Rp 4.470 per saham.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menuturkan, secara teknikal IDX BUMN20 masih dalam kategori uptrend. Ini ditopang emiten kapitalisasi besar dari BUMN perbankan, infrastruktur dan pertambangan.
"Dari masing-masing saham, kinerjanya dari awal Januari hingga saat ini cenderung positif. Karena Januari ini sentimennya berupa January Effect dan pemberitaan positif mengenai recovery perekonomian, baik dari global maupun indonesia,” ujar Nafan kepada Liputan6.com, Minggu, (24/1/2021).
Selain itu, juga ada sentimen vaksinasi COVID-19. Terkait sentimen yang satu ini, Nafan lebih menekankan pada infrastruktur vaksinasi. Termasuk pemerintah berencana menggandeng perusahaan swasta untuk turut ambil bagian dalam distribusi vaksin.
Nafan menyebutkan sektor saham BUMN yang bisa dicermati antara lain BUMN sektor keuangan, infrastruktur, BUMN karya, pertambangan, dan telekomunikasi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sentimen Lainnya
Dihubungi secara terpisah, Head Of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi membeberkan beberapa faktor yang mempengaruhi saham BUMN pada 2021.
Salah satu, komitmen pemerintah yang melakukan rancangan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi melalui BUMN. Termasuk pembuatan vaksin yang lebih banyak melibatkan BUMN farmasi di Indonesia.
Dari perbankan BUMN, pemerintah telah menyuntik sejumlah dana sebagai tambahan likuiditas perbankan untuk restrukturisasi kredit, terutama untuk UMKM.
"Selain itu, pemerintah juga melakukan penggabungan (merger) tiga Bank Syariah BUMN yang digadang-gadang akan masuk top ten bank tersebsar di dunia,” jelas Lanjar.
Selanjutnya, ada pembentukan holding Indonesia battery yang menjadikan ANTM sebagai hulunya. Proyek ini disebut akan membawa Indonesia sebagai produsen baterai terbesar di dunia.
Pembentukan holding lain yang juga berkontribusi pada prospek saham BUMN pada 2021 adalah holding pariwisata. Hal ini akan menguatkan sektor pariwisata di tengah pandemi COVID-19.
Tak kalah penting, yakni pembentukan sovereign wealth fund (SWF) Indonesia. Melalui SWF Indonesia, maka sumber dana terbesar perusahaan BUMN karya yang tadinya dari hutang menjadi dana investasi langsung.
Berdasarkan hal-hal tersebut, Lanjar menyebutkan saham yang bisa dicermati yakni sektor perbankan, pertambangan mineral logam, propertI konstruksi. Antara lain ada, BMRI, BBNI, BBTN, BBNI, BRIS, ANTM, INCO, TINS. WSKT, WIKA, ADHI, PTPP, KAEF, INAF.
Advertisement