Liputan6.com, Jakarta - Perubahan perilaku konsumen mendorong banyak lembaga keuangan berbondong-bondong menyiapkan bank digital. Sejalan dengan itu, tren penguatan saham sejumlah emiten calon bank digital masih terus berlanjut.
Baru-baru ini, salah satu yang ramai diperbincangkan adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO). Dalam waktu dekat, Bank Jago berencana menghimpun dana segar sebesar Rp 7,05 triliun dari rights issue. Perseroan akan melepas 3 miliar saham seharga Rp 2.350 per lembar saham.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas melihat right issue Bank Jago ini cukup menarik. Untuk menjadi Bank digital, Bank Jago harus memiliki modal inti Rp 10 triliun. Sukarno menilai prospek saham bank digital akan bagus ke depan.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk rencana right issue memang cukup menarik karena posisi balance sheetnya membaik dan secara rasio PBV jadi turun ke 21x. Tapi kondisi ini masih tetap tergolong mahal untuk valuasi sektor bank,” kata dia kepada Liputan6.com, ditulis Rabu (3/3/2021).
Pada perdagangan Rabu pekan ini, saham ARTO naik 6,83 persen ke posisi Rp 10.950 per saham. Saham ARTO dibuka stagnan ke posisi Rp 10.250 per saham. Saham ARTO berada di posisi tertinggi 11.550 dan terendah 10.250 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.621 kali dengan nilai transaksi Rp 126,3 miliar.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Prospek Bank Digital
Selain Bank Jago, sejumlah bank siap beroperasi penuh sebagai bank digital, antara lain PT Bank BCA Tbk memiliki Bank Digital BCA yang akan diluncurkan semester pertama 2021.
Lalu ada PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) akan dikembangkan menjadi bank digital. Selain itu, dikabarkan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK), dan PT Bank Bumi Artha Tbk (BNBA) juga dalam proses menjadi bank digital.
"Secara keseluruhan prospek bank digital bagus ke depannya karena memudahkan proses peminjaman,” kata dia.
Advertisement