Harga Saham Melonjak, Ini Respons Manajemen FORU

PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) menggelar paparan publik insidentil seiring lonjakan harga saham yang terjadi pada pertengahan Februari 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Mar 2021, 18:01 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 17:54 WIB
Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) menegaskan, perseroan belum akan menggelar aksi korporasi termasuk  berakibat pada pencatatan saham paling tidak selama tiga bulan mendatang.

Perseroan menggelar paparan publik insidentil seiring lonjakan harga saham yang terjadi pada pertengahan Februari 2021. Berdasarkan data RTI, saham FORU alami lonjakan signifikan pada 23 Februari 2021 dengan naik 35 persen ke posisi Rp 135 per saham, kemudian melonjak 34,81 persen ke posisi Rp 182 per saham pada 24 Februari 2021.

Saham FORU masih melonjak pada 25 Februari 2021 dengan naik 34,07 persen ke posisi Rp 244 per saham. Saham FORU sudah melonjak 128,04 persen pada 22 Februari-26 Februari 2021.

Direktur PT Fortune Indonesia Tbk, Iwan menegaskan, pihaknya tidak memonitor perkembangan harga saham FORU. Perseroan juga terkejut ketika menerima kabar dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai lonjakan harga saham FORU.

"Dari segi manajemen tidak memonitor harga saham. Seusai terima kabar dari bursa juga agak surprise, dan kita tidak tahu investor itu waiting to pay membeli saham perseroaan,” kata dia.

Iwan mengatakan, perseroan juga tidak mengetahui informasi dan fakta yang mempengaruhi efek perseroan. Demikian juga kelangsungan usaha dan pemodal yang berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bursa.

“Perseroan tidak ketahui aktivitas dari pemegang saham tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan. Perseroan tidak ada ada rencana aksi korporasi dalam waktu dekat termasuk yang berakibat pada pencatatan saham paling tidak selama tiga bulan mendatang,” ujar dia.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Rencana Bisnis pada 2021

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Terkait rencana bisnis pada 2021, Iwan menuturkan, perseroan berupaya optimal untuk menjaga performa seperti 2020, dan diharapkan bisa tingkatkan kinerja keuangan. Hal itu mengingat kondisi pandemi COVID-19 membuat situasi belum pasti.

"Kondisi pandemi COVID-19 belum kelihatan berakhir, tak bisa diproyeksikan, karena situasi cepat berubah, maksimal capai revenue setidaknya sama dengan tahun lalu,” ujar dia.

Sementara itu, Direktur Utama FORU Ratna Puspitasari menuturkan, perseroan akan berupaya untuk bertahan dan juga tumbuh di tengah pandemi COVID-19. Perseroan akan melanjutkan kepercayaan para klien dengan meningkatkan keahliaan dan keterampilan perseroan.

"Banyak fakta menunjukkan pergerakan sudah digital. Strategi persiapkan diri sebaik mungkin. Tetap melihat perubahan yang cepat terutama digital. (Kami-red) sangat efisien dan efektif jalankan operasi dengan membawa value, “ ujar dia.

PT Fortune Indonesia Tbk mencatat rugi sebanyak Rp 13,61 miliar hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 123,33 juta. Pendapatan perseroan turun menjadi Rp 31,61 miliar hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 64,94 miliar.

Total liabilitas perseroan tercatat turun menjadi Rp 13,03 miliar pada 30 September 2020 dari 2019 yang mencapai Rp 26,54 miliar. Ekuitas perseroan tercatat Rp 49,94 miliar pada 30 September 2020. Perseroan kantongi kas Rp 34,56 miliar pada 30 September 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya