Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) menyatakan siap untuk menjadi bank digital. Hal ini dilakukan setelah proses pengambilalihan saham perseroan oleh PT Mega Corpora selesai.
Hal itu disampaikan perseroan dalam materi paparan publik insidentil di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (5/3/2021).
Perseroan menggelar paparan publik insidentil pada 4 Maret 2021. Dalam paparan disebutkan, perseroan akan menjadi sebuah bank dengan platform teknologi digital.
Advertisement
"Setelah proses pengambilalihan perseroan oleh PT Mega Corpora selesai, perseroan akan menjadi sebuah bank dengan platform teknologi digital sehingga menjadikan perseroan sebagai bank yang lebih kuat dan mempunyai daya saing berskala nasional,” tulis perseroan dalam materi paparan publik.
Perseroan juga menyatakan tidak memiliki informasi, fakta, kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek perseroan serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan kepada publik.
Selain itu, Bank Harda mencatat laba bersih Rp 41 miliar pada 2020 (unaudit) dari sebelumnya rugi Rp 37 miliar pada 2019.
Total aset perseroan naik menjadi Rp 2,59 triliun pada 2020 dari periode 2019 yang diaudit sebesar Rp 2,52 triliun. Perseroan menyalurkan kredit Rp 1,27 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,66 triliun.
Dana pihak ketiga tercatat Rp 1,46 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,97 triliun.
Perseroan mencatat capital adequacy ratio (CAR) mencapai 19,85 persen pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 16,20 persen. Return on assets (ROA) mencapai 1,87 persen pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya -1,87 persen.
Return on equity (ROE) tercatat 15,34 persen pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya -12,83 persen. Net interest margin (NIM) tercatat 2,44 persen pada 2020 dari periode sama tahunnya 4,1 persen.
Lalu Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat 83,71 persen pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 116,84 persen.
Persentase kredit bermasalah atau non-performing loan net (NPL net) tercatat 1,75 persen pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 3,93 persen. Loan to deposit ratio (LDR) tercatat 86,89 persen pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 84,30 persen.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pengambilalihan Saham Bank Harda oleh Mega Corpora
Sebelumnya perseroan menyampaikan pada 4 Desember 2020 mengenai rencana pengambilalihan perseroan oleh PT Mega Corpora dengan mengambil alih saham milik PT Hakimputra Perkasa sebanyak 3,084 miliar saham atau sebesar 73,71 persen saham.
PT Hakimputra Perkasa, pemegang saham Bank Harda dengan kepemilikan 73,71 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Bank Harda telah teken perjanjian pengikatan jual beli saham PT Mega Corpora pada 16 Oktober 2020.
Dengan pengambilalihan saham tersebut, PT Mega Corpora akan menjadi pengendali baru Bank Harda. Dana pengambilalihan saham milik PT Hakimputra Perkasa sebesar 73,71 persen akan berasal dari dana internal PT Mega Corpora.
Dalam keterbukaan informasi BEI pada awal Maret 2021, perseroan menyatakan setelah proses pengambilalihan selesai akan dilakukan penawaran tender wajib sesuai POJK Nomor 9/POJK.04/2018 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka.
Advertisement