Harga Melambung, BEI Gembok Perdagangan Saham BABP

Saham dan waran seri IV dan V PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan, dalam rangka cooling down, BEI perlu melakukan suspensi.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Mar 2021, 06:51 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2021, 11:05 WIB
IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham dan waran seri IV serta V PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) mulai perdagangan saham Jumat, (5/3/2021).

Saham dan waran seri IV dan V PT Bank MNC Internasional Tbk terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan, BEI perlu melakukan suspensi dalam rangka cooling down.

Penghentian sementara perdagangan saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) tersebut dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai.

Sementara itu, suspensi waran seri IV dan V PT Bank MNC Internasional Tbk dilakukan di seluruh pasar dengan tujuan memberikan waktu  memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham dan waran seri IV dan V PT Bank MNC Internasional Tbk.

"Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan,” ujar Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M.Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy.

Mengutip data RTI, saham BABP sudah melonjak 78,57 persen ke posisi Rp 125 per saham pada 1-4 Maret 2021. Saham BABP berada di posisi tertinggi Rp 125 dan terendah Rp 68 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 72.774 kali dengan nilai transaksi Rp 378,1 miliar.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pembukaan IHSG pada 5 Maret 2021

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan koreksi pada perdagangan saham Jumat 5 Maret 2021. Hal ini seiring bursa saham Asia dan wall street yang tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,44 persen atau 27,75 poin ke posisi 6.263,04 pada pra pembukaan perdagangan. IHSG dibuka susut 0,64 persen atau 40 poin ke posisi 6.250. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,76 persen ke posisi 941,94. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 251 saham melemah sehingga seret IHSG tertekan. 128 saham diam di tempat dan 74 saham menguat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.266,88 dan terendah 6.245,30. Total frekuensi perdagangan saham 86.399.

Total volume perdagangan saham 1,4 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 923,4 miliar. Investor asing beli saham Rp 39,5 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.235.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,29 persen. Sektor saham tambang turun 2,45 persen, dan memimpin penurunan terbesar. Diikuti sektor saham perdagangan melemah 1,39 persen dan sektor saham konstruksi turun 1,34 persen.

Saham-saham yang menguat tajam atau top gainers antara lain saham VINS naik 34,40 persen, saham VICO melonjak 34,19 persen, saham DADA naik 29,63 persen, saham BMAS meroket 25 persen, dan saham BOLT menanjak 21,95 persen.

Sedangkan saham-saham yang melemah tajam atau top losers antara lain saham NZIA susut 6,98 persen, saham TRUK tergelincir 6,91 persen, saham IDPR merosot 6,9 persen, saham MYTX merosot 6,9 persen dan saham INCO turun 6,79 persen.

Pada awal perdagangan, investor asing membeli sejumlah saham bank. Investor asing beli saham BBCA sebesar Rp 26,8 miliar, saham BMRI sebesar Rp 6,8 miliar, saham ASII sebesar Rp 6 miliar, saham BRIS sebesar Rp 5,9 miliar dan saham BBRI sebesar Rp 3,1 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham UNTR sebanyak Rp 6,5 miliar, saham TCPI sebesar Rp 4,1 miliar, saham INDF sebesar Rp 2,2 miliar, saham UNVR sebesar Rp 2,1 miliar dan saham IPTV sebesar Rp 888,9 juta.

Bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 2,01 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,71 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 2,11 persen.

Lalu indeks saham Shanghai melemah 1,17 persen, indeks saham Singapura turun 0,56 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,34 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya