Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan hingga meninggalkan posisi 6.000 pada perdagangan saham sesi pertama, Rabu (31/3/2021).
Mengutip data RTI pukul 10.53 WIB, IHSG melemah 1,91 persen ke posisi 5.955. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,19 persen ke posisi 897,96. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Sebanyak 383 saham melemah sehingga menekan IHSG. 94 saham menguat dan 138 saham diam di tempat.
Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.066,83 dan terendah 5.952,61. Total frekuensi perdagangan saham 526.761 kali dengan volume perdagangan saham 6,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 338,44 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.474.
Advertisement
Secara sektoral, 10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar tergelincir 3,07 persen. Diikuti sektor saham keuangan melemah 1,99 persen dan sektor saham manufaktur turun 1,96 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG turun seiring saat ini masih belum terdapat data makro ekonomi domestik dan global yang berpotensi memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan IHSG. Selain itu, sentimen bursa saham global juga menekan IHSG.
"Beberapa aset manajemen di Amerika Serikat mengalami margin call, dan naiknya imbal hasil obligasi dolar AS," kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham
Saham-saham yang masih masuk top gainers di tengah tekanan IHSG antara lain saham ZYRX naik 25 persen, saham SNLK melonjak 24 persen, saham IPOL mendaki 18,06 persen, saham PKPK menanjak 19,67 persen, dan saham IPOL melambung 18,71 persen.
Saham-saham yang melemah tajam antara lain saham LMSH turun 6,98 persen, saham CAKK susut 6,98 persen, saham CANI merosot 6,95 persen, saham AGRS turun 6,94 persen dan saham BEBS susut 6,94 persen.
Di tengah tekanan IHSG, investor asing memborong saham INKP sebesar Rp 17,5 miliar, saham PTPP sebesar Rp 11,5 miliar, saham BBTN sebesar Rp 6,1 miliar, saham TBIG sebesar Rp 6 miliar, dan saham DOID sebesar Rp 3,6 miliar.
Selain itu, investor asing melepas saham BBCA sebesar Rp 174,7 miliar, saham BBRI sebesar Rp 112,2 miliar, saham ASII sebesar Rp 36,4 miliar, saham BMRI sebesar Rp 23 miliar, dan saham INTP sebesar Rp 10,9 miliar.
Bursa saham Asia sebagian besar melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,31 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,10 persen dan indeks saham Thailand menanjak 0,09 persen. Selain itu, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,71 persen, indeks saham Shanghai tergelincir 0,61 persen, indeks saham Singapura turun 0,07 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,54 persen.
Advertisement