Dua Emiten BUMN Bidik Pembiayaan dari Investor Global

Dua emiten BUMN telah menerbitkan obligasi global. Dana penerbitan obligasi itu untuk membiayai proyek berwawasan lingkungan dan kebutuhan pendanaan perseroan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Apr 2021, 10:21 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2021, 10:21 WIB
(Foto: Ilustrasi dolar AS, investasi, uang. Dok Unsplash/Pepi Stojanovski)
(Foto: Ilustrasi dolar AS, investasi, uang. Dok Unsplash/Pepi Stojanovski)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten pelat merah atau BUMN tengah berupaya menjaring pendanaan dari luar negeri. Hingga saat ini, setidaknya ada dua perusahaan BUMN diketahui telah menerbitkan obligasi berdenominasi dolar AS, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Bank Mandirimeraih dana segar USD 300 juta, atau sekitar Rp 4,4 triliun melalui penerbitan perdana Sustainability Bond. Rencananya, hasil dari penerbitan ini akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek berwawasan lingkungan (green) dan sosial. 

Sustainability Bond tersebut memiliki tenor 5 tahun dengan kupon sebesar 2 persen. Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan menuturkan, ini merupakan penerbitan Sustainability Bond pertama Bank Mandiri. 

Sekaligus merupakan bagian dari implementasi Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) yang telah disusun Perseroan dan telah memenuhi standar Sustainability Bond Guidelines dari International Capital Market Association (ICMA).

Selain itu, framework ini selaras dengan Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) Sustainability Bond Standards, Green Bond Standards, dan Social Bond Standards.

"Bank Mandiri telah berkomitmen untuk menjalankan praktek Keuangan Berkelanjutan dengan menyusun RAKB yang diimplementasikan melalui 3 pilar strategis. Ketiga pilar itu adalah Sustainable Banking, Sustainable Operations dan Sustainable Corporate Social Responsibility & Financial Inclusion,” kata Panji dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, (17/4/2021).

Adapun salah satu inisiatif dalam pilar Sustainable Banking adalah pembiayaan kepada sektor-sektor berkelanjutan seperti energi baru dan terbarukan. Serta pembiayaan kepada proyek sosial terutama untuk segmen UMKM dan mikro.

Penerbitan Sustainability Bond ini menerima permintaan pemesanan lebih dari USD 2,5 miliar pada saat proses book building. Sehingga terdapat kelebihan permintaan (oversubscription) lebih dari 8,3 kali dari rencana jumlah obligasi yang diterbitkan. Hal ini menunjukkan persepsi positif dari investor asing terhadap kinerja dan prospek bisnis Bank Mandiri ke depan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BNI

Ilustrasi dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara BBNI, diketahui telah menerbitkan obligasi berdenominasi dollar AS dalam bentuk tier 2 subordinated bond senilai USD 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun. Penerbitan ini juga mendapatkan respons positif dari investor global.

Hal itu tercermin dari permintaan yang masuk mencapai USD 2,2 miliar. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyebut   pihaknya mendapat kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 4,4 kali dari nilai yang diterbitkan.

Adapun, obligasi subordinasi tier 2 tersebut juga merupakan penerbitan pertama yang dilakukan BBNI berdasarkan program Euro Medium Term Note (EMTN) yang dibentuk pada 6 Mei 2020 sebagaimana telah diperbaharui pada 22 Maret 2021.

Lewat keputusan tersebut, BNI dapat menerbitkan surat utang secara bertahap dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya USD 2 miliar. Menurut Novita, penerbitan surat utang ini akan memperkuat struktur permodalan dengan pendanaan yang relatif stabil atau tidak fluktuatif.

"Dana hasil penerbitan surat utang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan dan pendanaan umum perseroan. Sehingga akan semakin memperkuat kondisi keuangan Perseroan yang saat ini solid," ujar Novita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya