Dukung UMKM, Garuda Indonesia Berikan Diskon Pengiriman Barang

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menyebut, setiap penerbangan, pihaknya akan menyediakan slot bagi UMKM dengan diskon 50 persen.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 20 Apr 2021, 20:01 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2021, 20:01 WIB
Jadi Juara, Karya Mahasiswi DKV UPH Hiasi `Hidung` Pesawat Garuda Indonesia
Pesawat Boeing B737-800NG dengan nomor registrasi PK-GFK yang akan digunakan pada rute domestik.

Liputan6.com, Jakarta - Mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) secara nasional, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memberikan beragam kemudahan, salah satunya potongan harga untuk melakukan ekspor ke negara tujuan.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menyebut, setiap penerbangan, pihaknya akan menyediakan slot bagi UMKM dengan diskon 50 persen.

"Kita juga bersedia suport UMKM, jadi untuk ekspor kami sampaikan, setiap penerbangan satu ton produk UMKM yang dipilih sendiri oleh kementerian terkait, akan kita beri diskon 50 persen," katanya secara virtual, Selasa (20/4/2021).

Untuk mendukung program ini, Garuda Indonesia akan melakukan uji coba di dua provisi dengan pihak terkait. "Kami sudah bicara dengan pihak terkait yang mungkin akan memilih satu atau 2 provinsi untuk melakukan uji coba. Kita semua butuh kesabaran utnuk bisa melakukan ekssekusi ini," ujar Irfan.

Untuk pasar domestik, Garuda Indonesia juga memiliki jasa pengiriman. Apabila konsumen menggunakan jasa ini, terdapat potongan harga 50 persen.

"Kita juga memiliki sebuah produk sebagai upaya mendorong UMKM secara nasional yakni Kirim Aja. Intinya silakan saja. Ini untuk pengiriman domestik dulu," ujar dia.

"Kenapa 50 persen karena memang harus antar langsung ke airport. Dari sana nanti akan langsung di bawa ke destinasi tujuan. Misalnya dari Jakarta-Makasar per kilonya Rp40,500. Harganya tinggal Rp20.250 tapi tentunya harus berpartisipasi jadi member," ia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Fokus Bisnis Kargo

Garuda Indonesia Terbangkan Empat Oarngutan ke Kalimantan
Kontainer berisi empat orangutan akan diterbangkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia di Bandara Yogyakarta (12/04/2021). Garuda Indonesia mendukung proses konservasi satwa langka dilindungi dengan menerbangkan orangutan menuju Jakarta dilanjutkan ke Balikpapan. (Liputan6.com/Pool/GIA)

Sebelumnya, pandemi COVID-19 yang terjadi membuat sebagian perusahaan mencari cara untuk bertahan, salah satunya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Pada masa pandemi COVID-19, perusahaan pelat merah ini mulai merambah bisnis kargo.Berbeda dengan penumpang, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menyebut, pengiriman barang masih bisa dilakukan dengan maksimal selama pandemi COVID-19.

"Selama pandemi ini kita melakukan beberapa hal untuk fokus ke kargo. Kami berusaha meningkatkan bisnis kargo bersama teman-teman lainnya, dan menumbuhkan aktivitas kargo, ujar dia secara virtual, Selasa, 20 April 2021.

Berbeda dengan bisnis kargo yang sudah ada, Garuda Indonesia fokus pada jangkauan wilayah konsumen yang hendak melakukan pengiriman. Bila biasanya melalui Jakarta, perusahaan berusaha mengirim barang ke luar negeri dari wilayah lain di Indonesia.

"Fokus ekspor dari destinasinya. kami mengetahui rata-rata barang ekspor dari Indonesia yang melalui udara itu dari Jakarta. Katakan 95 persen. Karena ada beberapa komoditas dari Denpasar," ujar dia.

Irfan juga menegaskan terdapat puluhan airport internasional yang bisa digunakan untuk akses pengiriman ekspor di Indonesia. Hal ini juga mampu menghemat waktu pengiriman.

"Karena itu Garuda membuka penerbangkan kargo langsung dari daerah produsen. Rata-rata penerbangan seminggu sekali. Manado-Narita, Makasar- Singapura, Denpasar- Hong Kong, Surabaya- Hong Kong, Padang-Guangzhou. Yang Guangzhou itu sangat menarik karena rata-rata isinya hanyalah manggis seberat 32 ton," tuturnya.

Tak lepas dari masalah, Irfan juga menyebut pengurangan aktivitas penerbangan menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi selama pandemi COVID-19.

"Problemnya kapasitas pesawat yang tersedia. Contoh Anda mau kirim barang ke Belanda, kita ada penerbangan ke sana hanya seminggu sekali padahal sebelumnya seminggu enam kali. Ini menjadi tantangan yang sangat besar. ini salah satu penyebab penumpuknya barang karena terbatas penerbangan sepanjang pandemi," tuturnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya