Turun 22 Persen, Matahari Putra Prima Kantongi Penjualan Rp 6,7 Triliun

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) membukukan penjualan bersih turun 22,04 persen pada 2020.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Apr 2021, 23:26 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2021, 23:26 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), emiten pengelola Hypermart mencatat kinerja penurunan penjualan sepanjang 2020. Perseroan matahari Putra Prima eski masih rugi tetapi berkurang pada 2020.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (28/4/2021), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) membukukan penjualan bersih turun 22,04 persen pada 2020. Perseroan mencatat penjualan Rp 6,74 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,65 triliun.

Beban pokok penjualan turun dari Rp 7,07 triliun pada 2019 menjadi Rp 5,43 triliun pada 2020. Hal itu membuat laba kotor mencapai Rp 1,3 triliun pada 2020. Realisasi laba kotor itu turun dari Rp 1,58 triliun pada 2019.

Perseroan menekan sejumlah beban antara lain beban penjualan turun dari Rp 359,49 miliar pada 2019 menjadi Rp 279,37 miliar pada 2020. Beban umum dan administrasi turun dari Rp 1,43 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,23 triliun.

Namun pendapatan sewa perseroan turun dari Rp 104,20 miliar menjadi Rp 79,03 miliar pada 2020. Beban keuangan naik dari Rp 129,24 miliar pada 2019 menjadi Rp 273,75 miliar.

Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun dari Rp 562,67 miliar pada 2019 menjadi Rp 405,31 miliar pada 2020.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Selanjutnya

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Total liabilitas mencapai Rp 4,32 triliun pada 2020.  Angka liabilitas itu naik 31,48 persen dari periode 2019 sebesar Rp 3,29 triliun. Total ekuitas turun 65,19 persen dari Rp 530,68 miliar pada 2019 menjadi Rp 184,73 miliar pada 2020.

Total aset naik 18,05 persen menjadi Rp 4,51 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp3,82 triliun. Perseroan kantongi kas sebesar Rp 299,08 miliar pada 2020.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya