Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membidik pasar ASEAN untuk menggenjot kinerja proyek kereta api. Filipina pun menjadi target perseroan lantaran memiliki banyak proyek kereta api.
PT Adhi Karya Tbk sedang jalani tender paket pembangunan infrastruktur kereta commuter line di Filipina pada 2021.
"Saat ini, kita mengikuti tender untuk enam paket pengerjaan railway commuter line di Filipina," tutur Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata dalam konferensi pers virtual di Jakarta,dilansir dari Antara, ditulis Rabu (26/5/2021).
Advertisement
 Dia menuturkan, proses tendernya berlangsung pada 2021. Perseroan mengharapkan sudah mendapatkan satu kontrak railway di Filipina pada 2022.
"Terkait pasar luar negeri ini kita sesuaikan dengan strategi jangka panjang kita di mana Adhi Karya saat ini sudah dinobatkan sebagai jawara atau champion dalam infrastruktur perkeretaapian atau railway engineering construction sehingga untuk pasar luar negeri pun dari sisi produknya yang kita kejar yakni sektor railway engineering construction," ujar dia.
Selain itu, Adhi Karya sedang mengerjakan beberapa proyek kereta api dengan proyek terbesarnya adalah LRT Jabodebek senilai Rp23 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Garap Proyek Jalan Tol dan MRT
Adhi Karya tengah menggarap proyek MRT Bundaran HI-Sarinah-Juanda yang merupakan proyek MRT Fase 2A Paket CP201 dan juga sedang mengikuti tender proyek MRT Fase 2A Paket CP202.
Adhi Karya juga membangun dua paket proyek kereta Bandara New Yogyakarta International Airport. Proyek kereta Bandara NYIA ini secara keseluruhan sepanjang empat km, yang dua km di antaranya digarap Adhi. Sementara itu, di Pulau Sumatera, Adhi Karya menggarap proyek jalan tol.
Advertisement
Kontrak Baru hingga April 2021
Selain itu, PT Adhi Karya Tbk memperoleh kontrak baru sebesar Rp 3,6 triliun hingga April 2021. "Hingga April 2021, ADHI mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp3,6 triliun (di luar pajak), ujar Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto, dikutip dari Antara.
Ia menuturkan, lontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada April 2021 ini meliputi konstruksi dan energi sebesar 89 persen, properti 10 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Farid mengatakan, pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri atas proyek gedung sebesar 29 persen; jalan dan jembatan 29 persen; dan proyek infrastruktur lainnya seperti bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 42 persen.
"Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 70 persen, BUMN sebesar 22 persen, sementara swasta/lainnya sebesar 8 persen," ujar dia.
Sementara itu, perseroan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2020. Salah satu agenda yang disetujui adalah perubahan susunan direksi Adhi Karya yakni Direktur Quality, Health, Safety & Environment (QHSE) dan Pengembangan Bisnis dari V Partha Sarathi kepada Vera Kirana.
Berikut susunan direksi Adhi Karya setelah RUPST:
Direktur Utama Entus Asnawi Mukhson
Direktur Operasi I AÂ Suko Widigdo
Direktur Operasi IIÂ Pundjung Setya Brata
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko AAG Agung Dharmawan
Direktur Human Capital dan Sistem Agus Karianto
Direktur QHSE dan Pengembangan Bisnis Vera Kirana.