Bersiap Jadi Bank Digital, BRI Agroniaga Bakal Ganti Nama

PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) siap menjadi bank digital. Begini langkah yang akan dilakukan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 05 Jun 2021, 18:51 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2021, 18:51 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Perubahan nama akan dilakukan PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) dalam waktu dekat. Hal ini diungkapkan Direktur Utama Bank BRI Agroniaga, Kasper Situmorang secara virtual, Sabtu (5/6/2021).

"Kami akan mengubah nama karena persepsinya seperti bank sawit digital. Kami telah memiliki beberapa opsi nama," katanya dalam webinar channel Indonesia Investment Education.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Kasper juga mengatakan, pihaknya siap menjadi bank digital bagi Bank Himbara. Hal ini tak terlepas dari dua kategori yang telah menjadi fokus utama.

"Yang pertama adalah bank hybrid. Dalam hal ini akan terdapat banyak cabang dengan sistem digital seperti layaknya Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI," ujarnya.

Hal kedua yang perlu diperhatikan yakni terdapat kategori syariah layaknya Bank Syariah Indonesia (BSI). Kasper juga menuturkanm bila AGRO akan diproyeksikan menjadi bank digital andalan BUMN.

"Kami memiliki misi untuk menjadi bank digital dibandingkan dengan kompetitor," tuturnya.

Tak hanya itu, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk ini juga akan  memperkuat human resources dan persiapan menjadi bank digital bersamaan dengan hadirnya Talent Management System & Employee Value Proposition.

Terbagi lima proses yakni Attraction, Identification, Selection, Development and Succession, Talent Management System  optimistis dapat bersaing dengan bank digital lain di Indonesia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Apa Sebenarnya Bank Digital?

Sebelumnya, semakin populer, sejumlah bank mini atau kecil dengan modal inti Rp1-5 triliun berencana mengembangkan bisnisnya menuju bank digital.

Melihat hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung dengan menerbitkan ketentuan. Salah satunya pembentukan bank digital baru harus memenuhi modal inti senilai Rp 10 triliun untuk bank baru. Sedangkan untuk bank lama yang berubah menjadi digital diizinkan untuk modal minimal Rp 3 triliun.

Meski demikian, masih banyak yang bingung dengan istilah bank digital. Lalu apa sebenarnya bank digital?

Melihat hal ini, Head of Research PT Samuel Sekuritas, Suria Dharma menjelaskan, bank digital ialah bank yang benar-benar telah menggunakan sistem digital untuk pengoperasiannya.

"Kalau bank digital bener itu ya mungkin kaya kantor cabang itu enggak perlu ada. Jadi mungkin enggak ada teller gitu ya, jadi semuanya melalui digital," katanya secara virtual, Sabtu, 13 Maret 2021.

Suria menyebut, beberapa bank yang sudah melakukan digitalisasi belum tentu masuk kriteria bank digital. Terlebih sebagian bisnisnya masih menggunakan sistem konvensional.

"Digital itu memang kalau sekarang ini masih terbatas. Jadi bank itu enggak bisa klaim dirinya sebagai bank digital walaupun sudah melakukan digitalisasi. jadi mesti secara penuh ya," ujarnya.

Tak hanya itu, Ia juga menyebut cara berbisnis yang diterapkan bank digital juga berbeda. "Cara berbisnis juga berbeda, seperti kredit. Orang mau kredit sekarang harus ketemu kepala cabangnya lagi," tuturnya.

Meski demikian, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi bank digital saat ini, seperti perkembangan teknologi di wilayah pedesaan.

"Tapi ada tantangan, kalau di kota pakai apps gampang tapi di daerah ini. Enggak semua orang familiar terhadap smartphone. Tapi kalau sudah familiar dan semua sudah menggunakan smartphone, ke depannya tentu akan berkembang pesat," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya