PPKM Darurat, Matahari Department Store Bakal Revisi Target Kinerja 2021

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) memiliki paling banyak gerai berada di Jawa-Bali, yang merupakan wilayah diberlakukannya PPKM Darurat.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Jul 2021, 17:21 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 19:45 WIB
PHOTO: Ludes Diserbu Pembeli, Begini Penampakan Matahari Taman Anggrek
Sejumlah rak busana pria terlihat kosong setelah di serbu pembeli di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). Penutupan PT Matahari Department Store guna menjaga kinerja perseroan ditengah penurunan pasar. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali menerapkan pengetatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat atau PPKM Darurat mulai 3-20 Juli 2021 di Jawa dan Bali.

Hal ini lantaran angka kasus COVID-19 di tanah air tak kunjung mereda.Varian baru COVID-19 yang mendesak pemerintah untuk kembali melakukan pengetatan telah berdampak pada aktivitas ekonomi. Termasuk sektor ritel yang harus memangkas waktu operasionalnya selama PPKM berlangsung.

"Sejak COVID-19 varian Delta mulai melanda, kami telah melihat bisnis mulai terdampak pada bulan Juni. Kasus-kasus yang semakin meningkat, sehingga tidak disangka-sangka pemerintah mengambil tindakan tegas dengan kembali memperketat PPKM,” kata CEO PT Matahari Department Store Tbk, Terry O' Connor dalam diskusi virtual, Kamis (1/7/2021).

Emiten dengan kode saham LPPF itu memiliki 148 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Paling banyak berada di Jawa-Bali, yang merupakan wilayah diberlakukannya PPKM Darurat.

"Kami memiliki total 89 toko di Jawa dan Bali dari 148 yang kami miliki di seluruh negeri. Mereka secara kolektif menghasilkan 56 persen dari pendapatan kami. Sementara dari 59 toko lainnya, sekitar 29 di antaranya saat ini mengalami beberapa bentuk pembatasan dalam hal jam operasional akses mal dan sebagainya," beber Terry.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Bakal Sesuaikan Target

PHOTO: Ludes Diserbu Pembeli, Begini Penampakan Matahari Taman Anggrek
Calon pembeli melihat tumpukan tas koper yang dijual dengan potongan harga yang menggiurkan di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). Matahari Department Store menawarkan diskon 20% hingga 70% jelang penutupan. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sehubungan dengan kondisi itu, Perseroan mengaku akan menyesuaikan target kinerja tahun ini. Meski Terry belum dapat menyebutkan detail dari target yang dibidik perseroan untuk 2021.

"Kami belum menetapkan target kinerja secara publik, tetapi jelas kami akan menurunkan ekspektasi kami untuk kuartal ketiga. Secara matematis, kami kehilangan 56 persen dari bisnis kami di sebagian besar Juli dan jika kami berasumsi bahwa (PPKM) itu akan diperpanjang maka saya pikir Perusahaan harus mengambil tindakan yang sangat hati-hati," kata Terry.

Bahkan, lanjut dia, penyesuaian ekspektasi ini kemungkinan akan berlanjut hingga Agustus dan beberapa bulan mendatang. Hal itu mengingat persebaran COVID-19 varian Delta di beberapa negara yang tidak bisa ditangani hanya dalam waktu satu bulan.


Berharap Pemulihan pada Kuartal IV 2021

PHOTO: Ludes Diserbu Pembeli, Begini Penampakan Matahari Taman Anggrek
Calon pembeli sedang duduk saat gelar potongan harga di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). Penutupan PT Matahari Department Store pada 3 Desember 2017 guna menjaga kinerja perseroan ditengah penurunan pasar. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Namun begitu, Terry berharap pemulihan segera terjadi di kuartal IV-2021. Lantaran periode tersebut memiliki andil terbesar kedua terhadap pendapatan Perseroan, setelah momen Lebaran, dan ada Tahun Baru Imlek setelahnya.

"Jadi kami jelas memiliki musim yang padat dari Desember hingga Lebaran 2022. Dan yang paling penting adalah kombinasi pembatasan dan percepatan vaksinasi bisa melakukan tugasnya sebelum itu," kata Terry.

Terry tak menampik kenyataan ketika situasi dinilai mulai aman, mobilisasi orang-orang kana mengalami peningkatan yang berpotensi menjadi klaster baru. Sehingga ia tidak bisa memberikan gambaran persis mengenai kinerja perseran tahun ini.

"Seperti yang telah kita lihat di setiap tahap pandemi ini, ketika kita berpikir kita berada di ruang pemulihan yang jelas, ada pencarian lain. Ada lagi gerakan serial publik.Jadi, itu terlalu sulit untuk diprediksi. Saya tidak berpikir bahwa kita dapat kembali memberikan gambaran persis tentang kinerja Perseroan dalam waktu dekat,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya