Laju IHSG Galau, Investor Asing Kejar Saham ANTM hingga INDF

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di dua zona pada awal sesi perdagangan Jumat, (23/7/2021).

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Jul 2021, 09:34 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2021, 09:34 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif pada perdagangan Jumat (23/7/2021). IHSG sempat bergerak di zona hijau berbalik arah ke zona merah. Investor asing beli saham di pasar regular.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG naik 0,13 persen ke posisi 6.145. Pada Jumat pagi pukul 09.00 WIB, IHSG mendaki 0,41 persen ke posisi 6.162. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,53 persen ke posisi 852,59. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Awal sesi perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi 6.166,30 dan terendah 6.117,64. Sebanyak 192 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 178 saham melemah dan 180 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 240.964 kali dengan volume perdagangan 3,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,8 triliun. Investor asing beli saham Rp 34,09 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.499.

Sebagian besar sektor saham tertekan. Indeks sektoral IDXnonsiklikal melemah 1,07 persen, indeks sektoral IDXproperti susut 0,36 persen dan indeks sektoral saham IDXinfrastruktur merosot 0,27 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Top Gainers dan Losers

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham BCIC naik 24,57 persen

-Saham MASA naik 22,64 persen

-Saham MAYA naik 21,39 persen

-Saham ZYRX naik 20,51 persen

-Saham BSIM naik 16,38 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham LFLO turun 9,88 persen

-Saham FIRE turun 6,84 persen

-Saham TIRA turun 6,79 persen

-Saham KIOS turun 6,71 persen

-Saham NICL turun 6,67 persen

Aksi Investor Asing

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham ARTO senilai Rp 26,9 miliar

-Saham ANTM senilai Rp 24,7 miliar

-Saham DMMX senilai Rp 8,9 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 8,1 miliar

-Saham INDF senilai Rp 4 miliar

Saham-saham yang dilepas investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 32,3 miliar

-Saham UNVR senilai Rp 27,3 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 6,6 miliar

-Saham BFIN senilai Rp 5,4 miliar

-Saham TOWR senilai Rp 5,1 miliar

Bursa Saham Asia

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks Hong Kong Hang Seng turun 0,87 persen, indeks Shanghai melemah 0,40 persen, dan indeks Singapura tergelincir 0,07 persen. Indeks Korea Selatan Kospi naik 0,18 persen dan indeks Taiwan menanjak 0,28 persen.

Mengutip laporan Ashmore Asset Management, IHSG ditutup menguat ke posisi 6.137 pada perdagangan Kamis, 22 Juli 2021 seiring kinerja saham kapitalisasi besar. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen dan berjanji untuk mempertahankan kebijakan pro pertumbuhan hingga tahun depan. Hal ini seiring pandemi COVID-19 yang terjadi sehingga pemulihan ekonomi dalam risiko.

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ketika prospek pemulihan ekonomi memudar dan pandemi COVID-19 yang berdampak terhadap sistem kesehatan di Indonesia. Bank Indonesia pun melihat ekonomi tumbuh 3,5 persen-4,3 persen dari sebelumnya 4,1 persen-5,1 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya