IHSG Anjlok 3,95 Persen pada 17-21 Maret 2025, Ini Penyebabnya

Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 3,95 persen pada 17-21 Maret 2025. Berikut penyebabnya.

oleh Agustina Melani Diperbarui 22 Mar 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2025, 13:00 WIB
IHSG Anjlok 3,95 Persen pada 17-21 Maret 2025, Ini Penyebabnya
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan 17-21 Maret 2025. Koreksi IHSG terjadi di tengah sentimen domestik dan global.(Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan 17-21 Maret 2025. Koreksi IHSG terjadi di tengah sentimen domestik dan global.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu, (22/3/2025), IHSG tersungkur 3,95 persen ke posisi 6.258,17. Koreksi IHSG sepekan lebih besar dari pekan lalu. Pada pekan lalu, IHSG turun 1,8 persen ke posisi 6.515,63. Kapitalisasi pasar bursa anjlok 3,68 persen menjadi Rp 10.822 triliun dari Rp 11.235 triliun pada pekan lalu.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksono menuturkan, IHSG merosot didorong sejumlah sentimen. Pertama, the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat masih cenderung hawkish dan mempertahankan suku bunga acuan di 4,5 persen. Namun, the Fed beri sinyal pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali pada 2025.

Kedua, the Fed juga menurunkan proyeksi ekonomi Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan estimasi inflasi AS akibat dari kebijakan tarif impor AS yang akan menimbulkan ketidakpastian dan perlambatan ekonomi AS.

Ketiga, eskalasi geopolitik di Timur Tengah seiring meningkatnya ketegangan antara AS dan Yaman yang akan berimbas terhadap kenaikan harga minyak mentah. “Hal ini disebabkan karena ada kekhawatiran akan terganggunya rantai pasokan minyak,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Keempat, masih ada kecenderungan outflow atau aliran dana investor asing yang keluar dari IHSG. “Disebabkan oleh ada isu reshuffle kabinet, meskipun hal itu sudah dibanta oleh istana dan Sri Mulyani, tetapi outflow asing secara YTD tercatat Rp 30,82 triliun,” kata dia.

Kelima, Herditya menuturkan, diperkirakan belum menarik iklim investasi di Indonesia terutama setelah ada downgrade dari Morgan Stanley dan Goldman Sachs.

“Hal tersebut nampaknya diperkuat dengan ada spekulasi yang beredar di mana ada pergerakan bigfund yang memindahkan aset dari Indonesia ke China,” kata dia.

 

Promosi 1

Prediksi IHSG

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Selain itu, investor asing jual saham Rp 7,13 triliun sepanjang pekan ini. Aksi jual saham oleh investor asing ini lebih besar dari pekan lalu Rp 3,69 triliun. Sepanjang 2025, investor asing telah jual saham Rp 33,18 triliun.

Di sisi lain, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan yakni sebesar 61,83 persen menjadi Rp 15,21 triliun dari Rp 9,4 triliun pada pekan lalu. Kenaikan juga dialami rata-rata volume transaksi harian bursa sebesar 18,63 persen menjadi 20,53 miliar saham dari 17,31 miliar saham pada pekan lalu.

Peningkatan juga dialami rata-rata frekuensi transaksi harian bursa pekan ini sebesar 11,15 persen menjadi 1,2 juta kali transaksi dari 1,08 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Prediksi Pekan Depan

Pada pekan depan, Herditya mengatakan, IHSG rawan koreksi dengan level support dan level resistance di 6.011-6.667. Pada pekan depan, sentimen yang akan pengaruhi IHSG, Herditya menuturkan, rilis data PCE Amerika Serikat dan manufaktur China. Kedua, waktu perdagangan yang singkat menjelang Lebaran.

"Dengan demikian investor cenderung wait and see karena dikhawatirkan ada perkembangan sentimen domestik dan global yang akan berdampak ke IHSG setelah Lebaran,” kata dia.

Kinerja IHSG Pekan Lalu

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada10-14 Maret 2025 pekan ini ditutup bervariasi. Berdasarkan data Bursa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.515,631, turun 120.369 poin atau 1,81% dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di 6,636.000.

Kapitalisasi pasar turut melemah. Pekan ini, total kapitalisasi pasar tercatat Rp 11.235 triliun, turun 1,87% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp 11.450 triliun.

Total volume perdagangan dalam sepekan mencapai 86,554 miliar saham, lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 99,415 miliar saham. Secara rata-rata harian, volume transaksi turun 12,94% dari 19,88 miliar saham menjadi 17,31 miliar saham.

Total nilai perdagangan selama sepekan mencapai Rp 47,01 triliun, turun dari pekan sebelumnya yang mencapai Rp 65,680 triliun. Rata-rata harian nilai transaksi pun menyusut -28,43% menjadi Rp 9,40 triliun dibandingkan Rp 13,14 triliun pada pekan sebelumnya.

Frekuensi transaksi juga mencerminkan kondisi perdagangan yang lebih lesu. Sepanjang pekan ini, frekuensi transaksi mencapai 5,445 juta kali, dengan rata-rata harian 1,09 juta kali, turun 1,48% dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatatkan 1,11 juta kali per hari.

Investor asing per Jumat, 14 Maret 2025 mencatatkan nilai jual bersih Rp 1,77 triliun. Sepanjang 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 26,04 triliun.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya