Saham Facebook Anjlok Hampir 5 Persen Gara-Gara Down dan Kena Tudingan

Aplikasi utama Facebook tak bisa diakses seperti halnya layanan Instagram dan whatsapp pada Senin, 4 Oktober 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Okt 2021, 08:22 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2021, 08:21 WIB
Ilustrasi Facebook
Facebook (JUSTIN SULLIVAN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Facebook turun hampir lima persen setelah perusahaan alami shutdown terburuk dalam 13 tahun dan sehari setelah “60 minutes” menayangkan wawancara dengan pelapor yang menuding perseroan khianati demokrasi.

Wall street tertekan pada Senin, 4 Oktober 2021.Indeks Nasdaq turun lebih dari dua persen. Penurunan sangat tajam di antara saham media sosial seiring saham Twitter, Snap dan Pinterest masing-masing turun lebih dari lima persen.

Sebelum tengah hari pada Senin, 4 Oktober 2021, waktu setempat, aplikasi utama Facebook tak bisa diakses seperti halnya layanan Instagram dan whatsapp. Layanan pesan singkat dan media sosial itu tetap offline pada penutupan wall street, Senin,4  Oktober 2021.

“Kami menyadari bahwa beberapa orang mengalami kesulitan mengakses aplikasi dari produk kami,” ujar Facebook dalam unggahan sebuah tweet.

Facebook menyatakan sedang berupaya mengembalikan semua dalam kondisi normal. “Kami sedang berupaya untuk mengembalikan semuanya normal secepat mungkin, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” tulis perseroan.

Akses Facebook yang tumbang menandai hal yang buruk bagi Facebook sejak 2008, ketika sebuah bug membuat layanan perusahaan offline selama sekitar satu hari mempengaruhi 80 juta pengguna. Perseroan sekarang memiliki 3 miliar pengguna.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kena Tudingan

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook. Dok: theverge.com

Ini merupakan pekan yang berat bagi Facebook, dan menjadi lebih buruk pada Minggu malam.

Dalam sebuah wawancara dengan “60 minutes”, Frances Haugen mengungkapkan dirinya sebagai pelapor yang memberikan dokumen internal perusahaan utama ke Wall Street Journal. The Journal telah memakai informasi itu dalam serangkaian laporan terbaru berjudul “The Facebook Files”.

Haugen adalah mantan manajer produk di divisi misinformation yang meninggalkan perusahaan pada Mei 2021 dan membuat salinan banyak file internal sebelum meninggalkan perusahaan.

Haugen menuduh Facebook memprioritaskan keuntungannya sendiri di atas keselamatan publik-membahayakan nyawa orang.

Saham Facebook ditutup turun 4,9 persen ke posisi USD 326,23 atau sekitar Rp 4,65 juta (asumsi kurs Rp 14.268 per dolar AS). Saham Facebook sudah menguat 19 persen pada 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya