Elnusa dan Samin MTS Kolaborasi di Sektor Jasa Lepas Pantai Maritim

Elnusa dan Samin MTS teken MoU dalam acara Korea-Indonesia Offshore Congress (KIOC) 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Okt 2021, 08:01 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2021, 08:01 WIB
Korea-Indonesia Offshore Service Industry MoU & Korea-Indonesia Offshore Congress 2021 pada Rabu, 13 Oktober 2021 (Dok: Istimewa)
PT Elnusa Tbk teken Mou dengan Samin MTS pada Korea-Indonesia Offshore Service Industry MoU & Korea-Indonesia Offshore Congress 2021 pada Rabu, 13 Oktober 2021 (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Elnusa Tbk (Elnusa) akan membuka peluang bisnis baru. Hal ini setelah perseroan teken Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Samin MST untuk berkolaborasi  dalam studi bersama Proyek Pengembangan Sistem Pemotongan Bawah Air dan Pengembangan Teknologi Decommissioning.

Penandatanganan dilakukan dalam acara Korea-Indonesia Offshore Congress (KIOC) 2021 dan disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Kelautan dan Perikanan Korea Selatan Moon Seong Hyeok.

Kedua pihak sepakat untuk menindaklanjuti penelitian bersama dengan mengikuti proyek-proyek decommissioning yang diadakan di Indonesia dengan mengaplikasikaan hasil penelitian bersama yang telah dilakukan.

Proyek decommissioning itu salah satunya adalah proyek Abandonement and Site Restoration (ASR) dan tidak menutup kemungkinan juga diaplikasikan di proyek decommissioning lainnya.

Nantinya hasil dari penelitian cutting tool system akan dilakukan oleh anak usaha emiten berkode ELSA ini yaitu Elnusa Fabrikasi Konstruksi.

Direktur Utama Elnusa Ali Mundakir menuturkan, kerja sama ini merupakan salah satu bentuk peran Elnusa dalam mendukung program pemerintah sekaligus menangkap peluang bisnis yang ada.

“Perjanjian antara Korea dan Indonesia tentunya akan saling mempromosikan kerja sama G2C dan B2B kedua negara di sektor jasa lepas pantai maritim dan Elnusa dipercaya untuk melakukan hal ini,” tutur Ali dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (15/10/2021).

Ia menambahkan, selain menguntungkan kedua belah pihak, hal ini juga untuk meningkatkan kapasitas & kapabilitas Elnusa dalam sektor Engineering Procurement dan Construction (EPC).

Adapun terdapat ratusan platform migas offshore yang saat ini ada dan beroperasi di wilayah perairan Indonesia, 100 platform di antaranya sudah tidak aktif beroperasi.

Proses decommissioning platform yang sudah tidak aktif tersebut tentu saja menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. "Untuk itulah, kerja sama ini akan membuka peluang bisnis baru bagi Elnusa”, kata Ali.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Elnusa Incar Laba Bersih Rp 80 Miliar hingga Akhir 2021

PT Elnusa Tbk (ELSA) (Dok: PT Elnusa Tbk)
PT Elnusa Tbk (ELSA) (Dok: PT Elnusa Tbk)

Sebelumnya, PT Elnusa Tbk (ELSA) prediksi laba bersih hingga akhir tahun dapat mencapai dua kali lipat dari raihan per Juni 2021, yakni sekitar Rp 40 miliar. Dengan demikian, laba bersih yang dibidik Perseroan hingga akhir tahun yakni sekitar Rp 80 miliar.

"Kita proyeksikan untuk enam bulan ke delapan (semester II), laba bersih ini paling tidak dua kali lipat dari angka triwulan II kemarin," kata Direktur SDM & Umum merangkap Direktur Keuangan Elnusa, Tenny Elfrida dalam paparan publik, Jumat, 1 Oktober 2021.

Tenny mengatakan Perseroan menargetkan pendapatan hingga Rp 7 triliun hingga akhir tahun. Dengan kontrak yang sudah dikantongi mencapai Rp 6,2 triliun hingga Agustus 2021, Elnusa optimistis target tersebut dapat terealisasi.

"Per Juni kita sudah membukukan revenue di angka Rp 3 triliun-an. Kita proyeksikan dengan kontrak on hand, kita optimis pendapatan di akhir tahun kita bisa mencapai Rp 7 triliun,” ujar dia.

"Dengan asumsi operasional di beberapa bulan terakhir dapat kita maintain dengan baik,” Tenny menambahkan.

Hingga semester I 2021, Perseroan berhasil mencatatkan pendapatan Rp 3,71 triliun. Realisasi pendapatan turun tipis 4,74 persen dari periode semester I 2020 sebesar Rp 3,89 triliun.

Dari raihan itu, Perseroan kantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 40,15 miliar pada semester I 2021.

Realisasi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 69,19 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 130,34 miliar. Dengan demikian, laba per saham sebesar Rp 5,50 pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,86.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya