Trivia Saham: Kenali Moving Average, Indikator untuk Analisis Teknikal

Salah satu indikator dalam analisis teknikal yang digunakan dapat memakai moving average atau MA.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Des 2021, 19:28 WIB
Diterbitkan 19 Des 2021, 19:28 WIB
Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saat investasi di saham ada sejumlah strategi yang dapat dipakai untuk memilih saham pilihan. Strategi memilih saham itu bisa dengan analisis teknikal dan fundamental.

Analisis teknikal melihat faktor utama dari harga dan volume transaksi suatu saham. Ini dapat menjadi faktor penentu membeli dan menjual saham. Salah satu indikator dalam analisis teknikal yang digunakan dapat memakai moving average atau MA.

Mengutip laman Investopedia, Minggu (19/12/2021), moving average merupakan alat analisis teknikal sederhana dengan membuat rata-rata harga yang terus diperbaharui atau dalam rentang waktu tertentu. Harga rata-rata diambil selama periode tertentu misalkan 10 hari, 20 hari, 20 menit, 30 minggu, atau periode waktu yang dipilih trader.

Contohnya jika MA20, indikator teknikal memakai harga rata-rata suatu saham dalam waktu 20 hari ke belakang. Demikian mengutip dari Instagram resmi @ajaib_investasi.

Analisis memakai moving average ini dapat disesuaikan dengan investor jangka panjang dan trader. Indikator ini dapat dipakai untuk melihat arah pergerakan harga saham. Melihat pergerakan harga saham sedang uptrend, sideways, dan downtrend.

Jika harga berada di atas rata-rata, trennya naik. Jika harga di bawah rata-rata bergerak, tren turun. Namun, rata-rata pergerakan dapat memiliki panjang yang berbeda sehingga MA dapat menunjukkan tren naik, sementara MA lainnya dapat menunjukkan tren turun. Moving average juga dapat dipakai untuk support dan resistance dan sinyal beli dan jual.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jenis Moving Average

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mengutip Instagram @ajaib_investasi, sejumlah jenis MA yang sering dipakai antara lain:

-Simple Moving Average (SMA)

Paling banyak digunakan oleh pemula karena sesuai dengan namanya, ini merupakan indikator MA yang paling simpel.

-Weighted Moving Average (WMA)

MA jenis ini memiliki bobot harga yang sedikit berbeda dan paling sensitive di antara MA lainnya sehingga jarang digunakan

-Eksponential Moving Average (EMA)

Jenis MA yang cukup umum digunakan trader karena meminimalkan pergerakan yang terlalu berfluktuasi.

Adapun pemakaian moving averae ini juga ada kelemahannya. Movinga averages dihitung berdasarkan data historis dan tidak ada perhitungan bersifat prediktif.

Oleh karena itu, hasil pemakaian moving average dapat bergerak acak.. Kadang pasar tampaknya melihat MA support dan resistance, sinyal perdagangan, pada lain waktu, indikator ini tidak pasti.

Salah satu masalah utama jika harga bergejolak, menghasilkan sejumlah pembalikan tren dan sinyal perdagangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya