Itama Ranoraya Kantongi Pendapatan Rp 1,3 Triliun pada 2021

Pendapatan terbesar Itama Ranoraya (IRRA) bersumber dari penjualan untuk segmen non-pemerintah yaitu sebesar Rp663,8 miliar atau tumbuh 247 persen YoY.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2022, 20:27 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2022, 20:27 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Penyedia peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions), PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan pendapatan Rp 1,32 triliun pada 2021  (unaudit), melonjak 134 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (YoY) yaitu sebesar Rp563,9 miliar.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk Heru Firdausi Syarif melalui keterangan tertulis, Rabu, 9 Februari 2022.

Pendapatan terbesar bersumber dari penjualan untuk segmen non-pemerintah yaitu sebesar Rp663,8 miliar atau tumbuh 247 persen YoY.

Sementara penjualan untuk segmen pemerintah naik 76 persen YoY atau menjadi Rp655,1 miliar. Kontribusi penjualan non-pemerintah terhadap total pendapatan perseroan meningkat dari 34 persen pada 2020 menjadi 50,3 persen pada 2021.

"Perolehan pendapatan kami di sepanjang tahun 2021 diatas dari target kami, yaitu hanya 80-100 persen. Keberhasilan tersebut merupakan keberhasilan kami dalam memperbesar pasar segmen non-pemerintah baik itu korporasi maupun ritel," kata dia.

Kontribusi penjualan non-pemerintah kini menjadi paling besar yaitu 50,3 persen padahal pada 2020 hanya sebesar 34 persen, bahkan pada 2019 di bawah 30 persen. Sepanjang 2021, perseroan menambah 111 sub distributor menjadi 123 sub distributor, sehingga terjadi jumlah customer-nya meningkat sebesar 140 persen menjadi sebanyak 1.137 customer.

Distribusi pendapatan perseroan juga mengalami perbaikan, jika pada 2020 kuartal I dan kuartal II hanya berkontribusi 14 persen terhadap total pendapatan perseroan. Pada 2021, pendapatan kuartal I dan kuartal II sudah berkontribusi 43 persen terhadap pendapatan sepanjang tahun.

"Perbaikan distribusi ini juga merupakan dampak dari kenaikan penjualan ke segment non-pemerintah," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Berdasarkan Produk

Pedagang Pasar Jalani Tes Swab
Salah satu sampel saat Swab Test COVID 19 oleh petugas Puskesmas Kecamatan Gambir di kawasan jalan Juanda, Jakarta, Selasa (16/6/2020). Tes Swab untuk mencari warga positif Covid-19 tanpa gejala ini menyasar petugas PPSU dan para pedagang Pasar Ceylon. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berdasarkan produk, penjualan rapid test Covid pada 2021 menyumbang 71 persen terhadap total pendapatan atau mencapai Rp939 miliar. Sebanyak 51 persen penjualan rapid test COVID-19 berasal dari penjualan untuk segmen non-pemerintah yaitu korporasi dan ritel, sisanya sebesar 49 persen berasal dari segmen pemerintah.

Sementara untuk penjualan produk Auto Disable Syringe (ADS) Oneject mencapai 11 persen, Abbott Reagent sebesar 10 persen, Mesin Aphresis (Blood & Cell Therapy) sebesar 3 persen.

Selain ekspansi jaringan, Perseroan juga terus menambah portofolio produknya. Pada 2021, Perseroan memiliki produk baru seperti imunomodulator Avimac, Alat penyimpan Vaksin yang  telah memiliki standar WHO milik Vestfrost perusahaan asal Swedia, dan Produk BD Bard milik Becton  Dickinson yang merupakan balon pembuluh darah yang diperlukan untuk penyakit-penyakit yang  mengalami penyumbatan darah.

Selain itu, juga ada produk rapid test non-Covid seperti rapid test untuk menskrining penyakit menular lainnya seperti HIV, Sifilis, HBsag, HCV, Hepatitis, DBD, Salmonela, Malaria dan penyakit menular lainnya.

Direktur Pemasaran PT Itama  Ranoraya Tbk Hendry Herman menuturkan, dari beberapa produk baru perseroan, produk rapid test non-Covid merupakan produk baru yang paling tinggi penjualannya.

Penjualan Rapid Test Non-Covid tersebut dipasarkan pada semester II 2021 dan sudah berkontribusi 4 persen untuk total penjualan.

"Penerimaan pasar terhadap produk Rapid Test Non Covid sangat baik, dengan realisasi angka penjualan sebanyak 5 juta unit di 6 bulan pertama. Ini membuat kami optimis menjadi penopang laju  pertumbuhan kami di segmen produk diagnostic in vitro ke depannya," kata Hendry.


Garap Segmen Non Pemerintah

Pemeriksaan Sampel Tes PCR Covid-19 di Labkesda DKI Jakarta
Tim medis melakukan pengujian sampel dengan metode PCR di laboratorium pemeriksaan Covid-19 di Labkesda DKI Jakarta, Selasa (4/8/2020). Labkesda DKI yang berjejaring dengan 47 lab se-Jakarta dalam sehari mampu menguji hampir 10.000 spesimen Covid-19 dengan metode PCR. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Perseroan akan semakin fokus untuk menggarap segmen non-pemerintah yang masih memiliki pasar yang  sangat besar untuk produk alat kesehatan. Di segmen tersebut ada korporasi termasuk rumah sakit,  laboratorium, klinik swasta, dan juga retailer.

Saat ini, rumah sakit swasta ada 1.400 lebih, dan laboratorium swasta ada 1.200 lebih. Selain itu, Indonesia memiliki populasi yang besar dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

"Dengan terus menambah produk-produk dari prinsipal terkemuka serta ekspansi jaringan distribusi, kami optimis akan terus bertumbuh," kata Heru.

PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) merupakan penyedia peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) yang berdiri sejak awal 2000. Perseroan bermitra  dengan dengan berbagai principal, meliputi Oneject, Abbott, Terumo, BD (Becton Dickinson), HMD,  Vestfrost, Balmed, iGene, dan lain.

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya