Kebijakan The Fed hingga Laporan Keuangan Bayangi IHSG pada Mei 2022

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan pada April 2022. Lalu bagaimana prediksi IHSG pada Mei 2022?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Mei 2022, 08:29 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2022, 07:30 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas pada Mei 2022. Sentimen pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) dan laporan keuangan emiten kuartal I 2022 bayangi IHSG.

"Prospek IHSG ke depan akan berfluktuatif kecendrungan menguat terbatas, hal ini dikarenakan pada Mei akan ada kenaikan suku bunga The Fed yang akan diperkirakan agresif, tapi di sisi lain juga bisa di perhatikan bagaimana rilis laporan keuangan kuartal I," kata Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Kamis (5/5/2022).

Dia menambahkan, sektor saham yang dapat dicermati pelaku pasar antara lain dari sektor komoditas, perbankan dan juga industri pada Mei 2022.

"Kami lebih merekomendasikan sektor-sektor komoditas, perbankan, serta industrial," ujar dia.

Abdul menuturkan sektor-sektor tersebut dapat dicermati karena memiliki sentimen positif seperti kenaikan harga komoditas.

"Sektor ini masih memiliki sentimen yang positif terlebih pada sektor komoditas yang terpangaruh kenaiakn harga komoditas, di mana laporan keuangan kuartal 1 diperkirakan akan tumbuh signifikan baik dari top line maupun bottom line," ujar dia.

Sebelumnya, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona hijau menyambut libur panjang Lebaran 2022. Penguatan IHSG didukung aksi beli investor asing yang signifikan.

Pada penutupan perdagangan, Jumat, 28 April 2022, IHSG naik 0,45 persen ke posisi 7.228,91. Indeks LQ45 menguat 1,04 persen ke posisi 1.085,44. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Jelang libur panjang Lebaran, IHSG berada di level tertinggi 7.267,11 dan terendah 7.204,59.

Sebanyak 307 saham menguat sehingga angkat IHSG. 226 saham melemah dan 162 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.492.337 kali dengan volume perdagangan 21,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 19,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 2,25 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.455.

Sebagian besar sektor saham menghijau. Sedangkan indeks sektor saham IDXtechno melemah 0,80 persen dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 0,26 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXindustry menanjak 3,94 persen dan bukukan penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy menanjak 3,29 persen dan indeks sektor saham IDXfinance bertambah 1,09 persen.

 

 

 

 

 


Kinerja IHSG pada April 2022

Pergerakan IHSG Turun Tajam
IHSG

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan selama April 2022 mencatatkan kinerja positif. Bahkan, IHSG juga mampu mencatatkan kinerja tumbuh 2,49 persen.

"JCI selama bulan april mencatatkan kinerja positif dimana selama bulan april IHSG mampu mencatatkan kinerja 2,47 persen,” kata Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 28 April 2022.Dia menambahkan, sektor energi yang mencatatkan kinerja positif sebesar 19,8 persen menjadi faktor pendorong kenaikan IHSG tersebut.

“Di mana kenaikan IHSG masih didorong dengan sektor energi yang mencatatkan kinerja positif sebesar 19,84 persen,” ujar dia.

Di sisi lain sektor perbankan juga terus mengalami pertumbuhan positif didorong dengan pemulihan ekonomi serta hasil laporan keuangan yang positif pada kuartal I 2022. "Selama April, asing juga mencatatkan net buy sebesar Rp 40 triliun,” ungkap Abdul.


Kabar Bursa Sepekan

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Ilustrasi IHSG

Selama sepekan menjelang Hari Raya Lebaran, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) diwarnai dengan 2 pencatatan saham, 3 obligasi, 1 sukuk dan 2 waran.

Pada Senin, 25 April 2022, obligasi berkelanjutan III PTPP Tahap II Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I PTPP Tahap II Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT PP (Persero) Tbk resmi tercatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 544,5 miliar.

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi adalah idA (Single A) dan untuk Sukuk Mudharabah adalah idA(sy) (Single A Syariah).

Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Kemudian, Obligasi Berkelanjutan IV PNM Tahap II Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Permodalan Nasional Madani mulai resmi tercatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 3 triliun.

Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi ini adalah idAA (Double A) dan bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.

Obligasi Berkelanjutan I Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Tahap II Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry resmi tercatat di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 2,5 triliun. Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi ini adalah idA (Single A).

Bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.


Total Emisi Obligasi

Ilustrasi Obligasi
Ilustrasi obligasi

Pada hari yang sama, PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR) mencatatkan saham dan warannya di papan utama BEI. WINR menjadi perusahaan tercatat ke-18 pada 2022 di BEI. WINR bergerak pada sektor dan sub sektor Properties & Real Estate.

Adapun Industri dan sub industri WINR adalah Real Estate Development & Management. PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) mencatatkan saham dan warannya di papan akselerasi BEI. IBOS menjadi perusahaan tercatat ke-19 pada tahun 2022 di BEI. IBOS bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan sub sektor Food & Beverage.

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2022 adalah 42 emisi dari 33 emiten senilai Rp48,09 triliun.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 497 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp450,57 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 124 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 153 seri dengan nilai nominal Rp4.825,65 triliun dan USD200,65 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,44 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya