Allo Bank Resmi Meluncur, Bidik 1 Juta Nasabah pada Minggu Pertama

Pada minggu pertama peluncuran, Allo Bank ditargetkan bisa menjaring 1 juta nasabah. Ke depan, Allo Bank menargetkan menjangkau hingga 50 juta nasabah.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Mei 2022, 20:17 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2022, 20:17 WIB
Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung mengumumkan, Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang akan diangkat dalam RUPS Kamis siang, 19 Mei 2022 adalah Indra Utoyo. (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)
Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung mengumumkan, Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang akan diangkat dalam RUPS Kamis siang, 19 Mei 2022 adalah Indra Utoyo. (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - CT Corp resmi meluncurkan digital bank super app Allo Bank. Peluncuran Allo Bank dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Allo Bank Festival 2022 pada 20 hingga 22 Mei 2022 di Istora Senayan, Jakarta Pusat.

Pada minggu pertama peluncuran, Allo Bank ditargetkan bisa menjaring 1 juta nasabah. Ke depan, Allo Bank menargetkan menjangkau hingga 50 juta nasabah.

"Kita menargetkan 1 juta customer dalam minggu pertama Allo Bank di launching. Tahapan berikutnya kita berharap 10 juta dalam satu tahun pertama. Pada akhirnya kita berharap ada 10, 20, 30 dan bisa sampai 50 juta konsumen yang terdaftar jadi nasabah Allo Bank," kata Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung, ditulis Jumat (20/5/2022).

Sebagai platform perbankan digital yang serba ada, aplikasi Allo Bank menyediakan berbagai layanan menarik seperti Pay Later & Instant Cash, yakni layanan pinjaman dan cicilan dengan limit hingga Rp 100 juta. Untuk kredit, BBHI menargetkan penyaluran Rp 8-10 triliun hungga akhir tahun, termasuk melalui pay later.

"Nanti termasuk KPR juga bisa melalui Allo Bank. Sekarang yang penting sudah bisa dipakai untuk paylater dan pinjaman tunai. Jadi anda boleh pinjaman sampai Rp 40 juta dan paylater Rp 100 juta," kata CT.

Ia menambahkan, transaksi di Allo Bank tidak dikenakan iuran bulanan atau tahunan, alias gratis. Namun, ke depan, Allo Bank berencana mengenakan fee based.

"Ada fee based lain yang kota ingin dapatkan misalnya dari pay later. Kita berharap nanti orang pakai pay later itu ara nya bukan pakai bunga, tapi pakai fee base.Semua ada hitungannya. Jadi InsyaAllah pertumbuhan kredit kita menargetkan pada akhir tahun ini antara Rp 8 sampai Rp 10 triliun," imbuhnya.

Untuk mengenalkan Allo Bank kepada masyarakat luas, peluncuran bank digital serba ada ini dihelat bersamaan dengan Allo Bank Festival 2022 pada 20-22 Mei 2022 di Istora Senayan, Jakarta. Allo Bank Festival 2022 sendiri merupakan sebuah All-in-One festival yang menghadirkan berbagai aktivitas menarik mulai dari festival musik, food bazaar, beauty and travel fair, job fair, photo booth, art installations, dan lainnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mantan Direktur BRI Indra Utoyo Bakal Nahkodai Allo Bank, Ini Profilnya

Sebelumnya, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) bakal punya bos baru. Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung mengumumkan, Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk yang akan diangkat dalam RUPS siang ini adalah Indra Utoyo.

"Saya ingin memperkenalkan walaupun resminya baru jam 2 siang diangkat melalui RUPS, saya ingin memperkenalkan Dirut Allo Bank yang baru, Bapak Indra Utoyo," kata CT dalam konferensi pers di Istora Senayan, Kamis (19/5/2022).

Selain direksi, RUPS Allo Bank Indonesia juga akan membahas perombakan anggota komisaris. Yang sebelumnya posisi tersebut diisi secara temporer atau sementara.

"Sebelumnya kan masih temporary sifatnya. Sekarang sudah fix," imbuh CT.

Indra Utoyo melupakan mantan Direktur Digital dan Teknologi Informasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). CT menilai Indra Utoyo sebagai orang yang tepat untuk memimpin Allo Bank lantaran memiliki latar belakang di bidang teknologi.

"Mencari orang yang memahami teknologi tapi memahami perbankan ibarat mencari jarum di antara jerami di Indonesia ini. Alhamdulillah, Allo Bank bisa menemukan satu jarum di tengah jerami tadi," kata CT.

Mengutip laman linkedin pribadinya, Indra merupakan Sarjana Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang lulus pada 1985. Ia pernah mengambil Master Komunikasi dan Pemrosesan Sinyal di Imperial College, University of London pada 1993-1994.

Selanjutnya

Pada 2019 ,ia merampungkan program Doktor Manajemen Strategik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Sebelum menjadi Direktur Digital dan teknologi Informasi BRI, Indra juga pernah bekerja di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) selama 16 tahun dengan berbagai jabatan.

Mulai dari IT System Analyst, Project Manager untuk sejumlah proyek MIS, dan memimpin introduksi berbagai layanan baru multimedia, B2B Commerce, dan e-Business. Adapun jabatan terakhirnya di Telkom Indonesia adalah Chief Innovation and Strategy Officer (CSO).

Indra juga pernah menjabat Komisaris Utama PT Multimedia Nusantara (METRA) dan Komisaris Utama Metra Digital Innovation (MDI).

Selain itu Indra juta memprakarsai terbentuknya ekosistem startup digital INDIGO Creative Nation, Bandung Digital Valley (BDV), Jogja Digital Valley (JDV), dan Jakarta Digital Valley (JakDiVa) sebagai inkubator dan akselerator industri kreatif digital.

 

Ini Pemegang Saham Allo Bank Setelah Rights Issue

Ilustrasi daftar kode bank
Ilustrasi daftar kode bank. (Photo by vectorjuice on Freepik)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Abadi Investment Pte Ltd, dan PT Indolife Investama Perkasa resmi menjadi pemegang saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).

Ketiga perusahaan tersebut resmi menjadi pemegang saham BBHI setelah ketiganya menyerap saham-saham yang diterbitkan oleh Allo Bank melalui pelaksanaan Penambahan Modal PerusahaanTerbuka dengan Memberikan Hak Memesan EfekTerlebih Dahulu (HMETD) melalui Penawaran Umum Terbatas III (PUT HMETD III).

Hal tersebut disampaikan manajemen perseroan melalui keterbukaan informasinya ke regulator pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia, Kamis, 27 Januari 2022. Ketiganya memang sebelumnya direncanakan ikut dalam daftar lima investor strategis yang direncanakan menyerap saham PT Allo Bank Indonesia Tbk.

Allo Bank menawarkan 10.047.322.871 saham baru dengan harga Rp 478 per saham. PT Bukalapak.com Tbk menyerap sebanyak 2.497.816.903 saham atau setara 24,86 persen dari total saham baru yang ditawarkan. Total Dana yang digelontorkan Bukalapak   adalah sebesar Rp 1,19 triliun. Dengan penyerapan saham tersebut, Bukalapak menjadi pemegang 11,49 persen saham BBHI.

Sementara Abadi Investment Pte.Ltd menyerap sebanyak 1.521.117.930 saham atau setara 15,13 persen dari jumlah saham yang ditawarkan, senilai total Rp 727,09 miliar. Dengan penyerapan saham tersebut, Abadi Investment resmi menjadi pemegang 7,00 persen saham BBHI.

Sedangkan PT Indolife Investama Perkasa menyerap sebanyak 1.303.815.836 saham atau setara 12,98 persen dari total saham baru yang ditawarkan BBHI, senilai total Rp 623,22 miliar. Dengan penyerapan saham tersebut, Indolife Resmi menjadi pemegang 6 persen saham BBHI.

Sisa saham lainnya, yaitu sebanyak  2.713.868.920 saham atau setara 27,01 persen dari total saham baru yang ditawarkan diserap oleh pemegang mayoritas saham BBHI, yaitu PT Mega Corpora senilai total Rp 1,29 triliun. Dengan penyerapan saham baru ini, kepemilikan saham Mega Corpora terdilusi menjadi 60,88 persen dari sebelumnya sebanyak 90 persen.

Sedangkan Komisaris BBHI, Ali Gunawan menyerap sebanyak 3.678.100 saham atau setara 0,04 persen dari total saham yang ditawarkan senilai total Rp 1,76 miliar. Dengan penyerapan saham tersebut, Ali Gunawan menjadi pemegang sebanyak 0,04 persen dari total saham BBHI.

Berikut adalah susunan pemegang saham BBHI setelah Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terdahulu III (PMHMETD III), PT Mega Corpora sebanyak 60,08 persen, PT Bukalapak.com Tbk sebanyak 11,49 persen, Abadi Investment Pte. Ltd sebanyak 7 persen, PT Indolife Investama Perkasa sebanyak 6 persen, Ali Gunawan (Komisaris BBHI) sebanyak 0,04 persen, dan masyarakat sebanyak 14,59 persen.

Melalui pelaksanaan rights issue, Allo Bank berhasil menghimpun sebanyak Rp 4,80 triliun. Keseluruhan Dana setelah dikurangi biaya emisi  akan digunakan BBHI untuk memperkuat struktur permodalan perseroan dalam rangka meningkatkan modal inti Perseroan menjadi KBMI 2.

Selanjutnya dana akan digunakan untuk pengembangan usaha Allo Bank, termasuk dalam pengembangan kredit dengan inovasi teknologi atau biasa dikenak dengan bank digital.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya