Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI terus menjalankan prinsip ESG atau environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola perusahaan) secara masif seiring dengan aspek keuangan berkelanjutan (sustainable finance).
Dengan rekam jejak BRI di seluruh indeks berbasis ESG, pengamat pasar modal yang juga founder Sahamology dan CEO Teman Trader Luqman El Hakiem Syamlan atau Luke Syamlan mengatakan, BRI memiliki posisi yang semakin kuat di bidang ESG.
Baca Juga
"Apalagi orang melihat BRI semakin kuat dari sisi sosial melalui pengembangan ekosistem ultra mikro bersama Pegadaian dan PNM. BRI bisa lebih optimistis dalam investasi hijau,” ujar Luqman dalam keterangan resminya, Senin (27/6/2022).
Advertisement
BRI merupakan perusahaan yang masuk di hampir seluruh indeks berbasiskan ESG, seperti ESG Sector Leaders IDX KEHATI atau IDX ESG Leaders.
Luke menuturkan, fundamental BRI cukup solid dengan laba yang terus bertumbuh. Selain itu, earning per share dan aset juga tumbuh sehingga menjadi kesempatan bagi perseroan untuk terus ekspansif.
"Kalau menurut saya, lebih baik BRI mengeluarkan bond karena pasti akan mampu menarik investor. Dengan prestasi BRI dalam ESG, diprediksi bisa sukses seperti sebelumnya dalam sustainability bond,” ujarnya.
Bakal Menarik Investor
Dia menuturkan, apabila BRI kembali merilis sustainability bond sebagai perwujudan investasi hijau, akan sangat menarik minat investor. Terlebih, kinerja BRI terbukti sangat baik, dibuktikan pada periode Januari-April 2022, BRI menjadi bank dengan laba paling tinggi yang mencapai Rp 14,43 triliun atau tumbuh 62,85 persen secara tahunan.
Adapun hingga kuartal I 2022, tercatat kurang lebih 65,6 persen atau sekitar Rp 639,9 triliun dari total portofolio penyaluran kredit BRI yang mengacu pada penerapan prinsip ESG. Jumlah ini meningkat 13,4 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu, yaitu sekitar 62,9 persen dari total penyaluran kredit atau senilai Rp 564 triliun.
Sementara itu, dari total penyaluran kredit BRI yang mengacu pada penerapan prinsip ESG pada kuartal I 2022 tersebut, porsi terbesar diserap oleh sektor UMKM mencapai Rp 568,4 triliun. Kemudian disusul oleh sektor pengelolaan lingkungan berkelanjutan terkait sumber daya alam hayati dan tata guna lahan sebesar Rp45,2 triliun, serta transportasi rendah emisi Rp14,6 triliun.
Advertisement
Menerapkan Prinsip ESG Sejak 2013
Terkait prinsip ESG, setiap tahun, BRI telah menerapkannya sejak 2013. Pada saat itu, perseroan menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mempublikasikan sustainability report. Lalu pada 2017, ESG menjadi isu yang dimanifestasikan dalam kebijakan di tataran internal melalui General Sustainable Finance dan CPO Policy.
Masih pada 2017, BRI menjadi First Mover on Sustainable Banking. Setahun berikutnya, perseroan diangkat sebagai ketua Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI). Berlanjut pada 2019, BRI menerbitkan sustainability bond senilai USD 500 juta dan membuat rencana aksi keuangan berkelanjutan 2019-2024.
Kemudian pada 2020, perseroan melakukan kalkulasi emisi dari gas rumah kaca, dilanjutkan pada 2021 melalui beberapa strategi, seperti mendirikan ekosistem ultra mikro (UMi) dan menghadirkan ESG Desk dan ESG Committee.
Terbaru, pada Juni 2022 ini, BRI menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan atau green bond dengan menargetkan penghimpunan dana sebesar Rp 15 triliun, dengan jumlah emisi tahap I pada 2022 sebanyak-banyaknya Rp 5 triliun.
Hasil penghimpunan dana tersebut akan dialokasikan paling sedikit 70 persen untuk kegiatan usaha atau kegiatan lain yang termasuk dalam kriteria kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL).
Penjualan SBR011 di BRI Sentuh Rp 1,5 Triliun
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau disebut BRI (BBRI) sebagai salah satu mitra distribusi Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR011 mencatatkan penjualan signifikan. BRI mencatatkan penjualan SBR011 sentuh Rp 1,5 triliun.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengungkapkan, tingginya antusiasme investor terhadap instrumen investasi dari pemerintah merupakan sinyal yang positif. Hal itu dinilainya sebagai tanda tingginya dukungan masyarakat dalam mendukung pembangunan negara.
"Dari target Kemenkeu yang diberikan ke BRI, penjualan SBR yang dilakukan oleh BRI berhasil mencapai angka mendekati Rp 1,5 triliun dan pastinya lebih dari target yang ditetapkan,” ungkap Handayani dalam keterangan resmi, ditulis Minggu (26/6/2022).
Secara jeseluruhan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan hasil penjualan SBR011 mencapai Rp 13,91 triliun.
SBR011 sendiri merupakan satu-satunya Surat Utang Negara (SUN) non-tradable yang dijamin negara dengan nominal pembelian mulai dari Rp 1 juta. SBR011 menawarkan kupon (imbal hasil) mengambang dengan kupon minimal sebesar 5,50 persen.
Instrumen ini memiliki tenor selama dua tahun dengan tanggal jatuh tempo 10 Juni 2024. Kendati demikian, pemerintah menyediakan fasilitas early redemption.
Handayani menyampaikan produk investasi yang diterbitkan pemerintah ini sukses memikat banyak investor baru. Jumlah investor baru SBR011 di BRI meningkat 68 persen dari 2.600 keseluruhan jumlah investor yang melakukan pembelian SBR011 dibandingkan dengan pada saat penawaran produk SBR010 yang terbit tahun lalu.
"BRI tahun ini dalam melaksanakan penawaran SBR011 berhasil memperoleh penjualan hingga hampir mencapai Rp 1,5 triliun dan jika dibandingkan dengan penjualan SBR010, peningkatan penjualan bertumbuh hingga mencapai 41 persen," ujar dia.
Advertisement