Bukalapak Dinobatkan Best Company to Work dan The Most Caring Company 2022

Pada 2022, Bukalapak juga menerima WeCare Awards dari Komite HR Asia Awards sebagai The Most Caring Company.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Jul 2022, 13:47 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2022, 13:47 WIB
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com (BUKA) atau Bukalapak kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For 2022 dari HR Awards selama 4 tahun berturut-turut.

Pada 2022, Bukalapak juga menerima WeCare Awards dari Komite HR Asia Awards sebagai The Most Caring Company. "Penghargaan ini merupakan bukti dari komitmen Bukalapak dalam memprioritaskan kebutuhan karyawan baik dalam segi kesehatan, kesejahteraan, maupun pengembangan," kata SVP of Talent Bukalapak, Suryo Sasono dalam keterangan resmi, Jumat (22/7/2022).

Selama pandemi COVID-19, Bukalapak terus meningkatkan fasilitas dan fokus pada kesejahteraan karyawan. Salah satunya adalah dengan memberikan pencegahan dan perawatan COVID-19 lengkap bagi karyawan dan keluarga karyawan. Ditambah dukungan akses isolasi mandiri, serta memperluas manfaat medis untuk mencakup semua penyakit terkait Covid-19.

Bukalapak juga baru saja memperluas cakupan asuransi kesehatan karyawan untuk menanggung penyakit kritis seperti HIV dan pengobatan kanker. Tidak hanya itu, Bukalapak juga meningkatkan tunjangan kesehatan bagi karyawan wanita untuk juga mencakup suami dan anak.

Untuk mendukung kebutuhan dasar karyawan, Bukalapak juga meluncurkan Program Kepemilikan Perumahan yang bermitra dengan Bank Syariah Indonesia.

"Dalam masa krisis, sangat penting untuk memastikan kelengkapan dari kesejahteraan karyawan, baik secara fisik maupun mental. Kami percaya bahwa jika kami memperhatikan kesejahteraan karyawan, pada gilirannya karyawan akan turut termotivasi untuk membantu keberlangsungan dari organisasi kita,” kata Suryo.

Penghargaan HR Asia Awards adalah apresiasi kepada organisasi-organisasi yang dipandang oleh para karyawannya sebagai salah satu tempat kerja terbaik di Asia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penerima Penghargaan

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Penerima penghargaan ini adalah perusahaan dari berbagai industri dengan praktek pengelolaan sumber daya manusia yang baik mencakup 14 pasar di seluruh wilayah Asia mulai dari China, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Taiwan, Kamboja, Korea Selatan, Vietnam, India, Makau, dan Sri Lanka.

Dengan diraihnya HR Asia Awards 2022, Bukalapak menambah panjang daftar penghargaannya di bidang sumber daya manusia. Di antaranya adalah HR Excellence Awards dari Majalah SWA berturut turut pada 2018 dan 2019 untuk kategori Compensation and Benefit Strategy serta Learning and Development Strategy dan pada 2019 untuk kategori Performance Management dan HR Transformation.

Pada 2019 dan 2020, Bukalapak meraih gelar Best Company to Work For dan The Most Caring Company atau WeCare Certification dari HR Asia Awards. Dan pada 2021, Bukalapak turut meraih gelar Best Company to Work For dari HR Asia Awards. Pada 2022, Bukalapak meraih penghargaan internasional lainnya yaitu Best Employer Awards 2022 pada kategori Tech Talent Magnet dari Glints Asia.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bukalapak Incar Pendapatan hingga Rp 3 Triliun pada 2022

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) umumkan kinerja keuangan untuk kuartal IV yang berakhir Desember 2021 (Dok:Bukalapak)
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) umumkan kinerja keuangan untuk kuartal IV yang berakhir Desember 2021 (Dok:Bukalapak)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com (BUKA) membidik pendapatan hingga Rp 3 triliun hingga akhir 2022. Keyakinan itu merujuk pada tren pemulihan ekonomi saat ini yang berdampak positif bagi pendapatan perseroan, khususnya pada kuartal I 2022.

"Pendapatan tahun ini diestimasikan akan tumbuh antara 44 sampai 61 persen, yaitu Rp 2,7 sampai Rp 3 triliun. Hal ini juga sejalan dengan ekspektasi para analis yaitu sekitar Rp 2,961 triliun," ungkap Presiden PT Bukalapak.com, Teddy Oetomo dalam paparan publik perseroan, Rabu (29/6/2022).

Ia menjabarkan, pada kuartal I tahun ini, perseroan telah mengantongi Rp 788 miliar, raihan itu setara 28 persen dari estimasi pendapatan untuk satu tahun penuh pada 2022. Sementara TPV atau total processing value sampai dengan akhir tahun, diestimasikan akan tumbuh sekitar 39 sampai 47 persen dari tahun atau setara Rp 170—Rp 180 triliun.

"Angka ini sewajarnya adalah kurang lebih sesuai dengan ekspektasi dari para analis yang saat ini berada di rata-rata sekitar Rp 170 triliun. Pada kuartal 1 2022 kita sudah melakukan pencapaian untuk kira-kira 19 persen dari target ini,” imbuh Teddy.

Teddy mengatakan, pendapatan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini utamanya disokong dari produk mix. Di mana perusahaan memiliki strategi untuk meningkatkan kontribusi dari produk-produk atau fitur-fitur yang memiliki take rate yang lebih tinggi.

"Ini sudah mulai kita nikmati, dapat kita lihat dari beberapa kuarter terakhir. Kita juga melihat bahwa progres ini akan terus continue di 2022,” kata Teddy.

Kembangkan Fitur

Bukalapak
Bukalapak akhirnya melantai dengan kode BUKA di BEI. (Ist.)

Adapun EBITDA yang disesuaikan pada 2022 diperkirakan minus Rp 1,5—Rp1,4 triliun pada 2022, hampir sama seperti 2021 senilai minus Rp 1,41 triliun. Sementara ptoyeksi analis tercatat lebih baik yakni sebesar Rp 1,35 triliun.

"Ini karena kami terus mengembangkan fitur-fitur dengan pendapatan yang lebih tinggi. Namun sebagai fitur baru tentunya diperlukan sedikit support untuk launching, sehingga di tahun ini untuk konservatif kita memberikan guidance EBITDA yang disesuaikan relatif flat," Teddy.

Namun, setelah melihat perkembangan sampai dengan saat ini, perseroan melihat kemungkinan EBITDA yang disesuaikan berada di bawah estimasi perseroan.

"Apabila perseroan mampu mendapatkan EBITDA yang disesuaikan dari bulan Juni sampai Desember per bulan setara dengan EBITDA yang disesuaikan bulan Mei, maka ada kemungkinan kerugian tersebut bisa di bawah 1,4 triliun,” ujar dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya