Pendapatan Surya Semesta Internusa Naik 77,8 Persen pada Semester I 2022

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membukukan pertumbuhan pendapatan dan mencetak laba pada semester I 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 09 Sep 2022, 12:27 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2022, 12:27 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatat kinerja positif pada semester I 2022. PT Surya Semesta Internusa Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan dan mencetak laba hingga Juni 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (9/9/2022),, pendapatan usaha Surya Semesta Internusa meningkat 77,8 persen dari Rp 871 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 1,54 triliun pada semester I 2022 .

Peningkatan tersebut ditopang pendapatan dari segmen perhotelan Rp 178,7 miliar meningkat 146 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 72,6 miliar. Lalu, segmen konstruksi meningkat 76,4 persen dari Rp 654,6 miliar menjadi Rp 1,15 triliun.

Selain itu, pendapatan dari segmen properti meningkat 51,5 persen menjadi Rp 230,3 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 152 miliar. Pendapatan usaha dari segmen lain-lain menurun 33,7 persen dari Rp 0,6 miliar menjadi Rp 0,4 miliar.

Dengan demikian, laba bruto meningkat 104,4 persen menjadi Rp 294,8 miliar hingga semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 144,2 miliar.

Surya Semesta Internusa mencatatkan peningkatan EBITDA 474,6 PEREN menjadi Rp 91,6 miliar dari sebelumnya mencatatkan rugi Rp 24,5 miliar pada semester I 2021.

Dengan demikian, laba bersih secara konsolidasi tercatat senilai Rp 79,5 miliar. Kondisi ini berbeda dari sebelumnya rugi bersih Rp 190,8 miliar pada semester I 2021.

“Peningkatan tersebut disebabkan oleh divestasi bisnis sewa pergudangan kepada Frasers Property Thailand (Indonesia) Pte. Limited senilai total Rp562,3 miliar,” tulis manajemen Perseroan, dikutip Jumat (9/9/2022).

Total ekuitas tercatat Rp 3,71 triliun hingga semester I 2022 dari Maret 2022 sebesar Rp 3,51 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 4,09 triliun hingga semester I 2022 dari Maret 2022 sebesar Rp 4,04 triliun.

Total aset naik menjadi Rp 8,21 triliun pada semester I 2022 dari kuartal I 2022 sebesar Rp 8,03 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 1,14 triliun lebih tinggi 61,5 persen dari posisi kas kuartal I 2022 sebesar Rp 710,9 miliar.

 

Kontrak Baru 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Sebelumnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) optimistis bisa mewujudkan target kontrak baru hingga akhir 2022, bahkan melampauinya. Hingga paruh pertama 2022 saja, perseroan mengantongi kontrak baru Rp 1,6 triliun.

Head of Investor Relations & Corporate Communications PT Surya Semesta Internusa Tbk, Erlin Budiman mengatakan, raihan itu telah melampaui setengah dari target hingga akhir tahun.

"Enam bulan pertama, perseroan sudah meraih Rp 1,6 triliun kontrak baru. Jadi kalau kita lihat target Rp 1,9 sampai akhir tahun, achievement-nya sudah lebih dari 50 persen. Kami optimis target ini tercapai sampai akhir tahun," ujar Erlin dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu (9/7/2022).

Adapun raihan kontrak baru pada semester I 2022 tercatat lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,07 triliun. Untuk tahun ini, perseroan memang menenangkan target yang konservatif, mempertimbangkan perkembangan pandemi covid-19 dan percepatan ekonomi.

 

 

Selanjutnya

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Sehingga secara full year, target kontrak baru tahun ini lebih rendah 29 persen dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 2,68 triliun. Sementara dari sisi pendapatan, perseroan optimistis akan lebih tinggi dibanding tahun lalu. Yakni naik 14 persen menjadi Rp 1,3 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 1,67 triliun.

Keyakinan itu tercermin dari pendapatan pada kuartal I tahun ini yang tercatat lebih tinggi mencapai Rp 630 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 342 miliar.

"Sampai akhir tahun revenue perseroan akan mengalami peningkatan 14 persen dari tahun sebelumnya. Kalau pencapaian di kuartal i sudah double dari tahun sebelumnya,” imbuh Erlin.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 8 Juli 2022, saham SSIA naik 1,08 persen ke posisi Rp 376 per saham. Saham SSIA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 374 per saham.

Saham SSIA berada di level tertinggi Rp 378 dan terendah Rp 368 per saham. Total frekuensi perdagangan 126 kali dengan volume perdagangan 18.711 saham. Nilai transaksi Rp 698,1 juta.

Surya Semesta Internusa Kantongi Rp 562 Miliar dari Divestasi Saham Dua Perusahaan

Ilustrasi laporan keuangan.
Ilustrasi laporan keuangan. (Photo by Serpstat from Pexels)

Sebelumnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melepas kepemilikan sahamnya di PT SLP Surya Ticon Internusa (SLPSTI) dan PT Surya Internusa Timur (SIT) kepada Frasers Property Thailand Pte Ltd pada Senin, 6 Juni 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), fRASEditulis Selasa (7/6/2022), PT Surya Internusa Semesta Tbk melepas 23.200.000 saham perseroan di PT SLP Surya Token Internusa dengan nilai nominal Rp 301,60 miliar. Selain itu, perseroan juga melepas 1.200.000.000 saham SIT dengan nilai  nominal Rp 120 miliar.

Adapun nilai transaksi penjualan saham dalam SLPSTI sebesar Rp 430,58 miliar dan penjualan saham dalam SIT Rp 131,59 miliar. Dengan demikian, perseroan meraup dana Rp 562,09 miliar dari penjualan saham dalam SLPSTI dan SIT.

“Dengan divestasi ini, perseroan tidak memiliki penyertaan saham lagi di kedua perusahaan tersebut (SLPSTI dan SIT), dan sebagai gantinya mendapatkan tambahan dana dari hasil penjualan saham,” tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

Manajemen PT Surya Internusa Semesta Tbk menyatakan transaksi penjualan saham tersebut bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha dan bukan merupakan suatu transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.

"Tidak terdapat hubungan afiliasi antara perseroan dengan Frasers Property Thailand (Indonesia) Pte Ltd,” tulis perseroan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya