Bursa Saham Asia Menghijau, Inflasi Australia Sentuh Level Tertinggi dalam 32 Tahun

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Rabu, 26 Oktober 2022. Hal ini mengikuti wall street yang menanjak.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Okt 2022, 09:16 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 09:16 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik naik pada Rabu (26/10/2022) karena sentimen semalam membaik karena bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) berpotensi menjadi kurang agresif.

Di sisi lain, indeks harga konsumen tahunan Australia mencapai yang tertinggi sejak Desember 1990. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,34 persen menjelang laporan sebelum diperdagangkan hampir datar. Dolar Australia naik mendekati 0,6400 karena investor mencerna data inflasi.

Indeks Shanghai bertambah 0,28 persen dan indeks Shenzhen menguat 0,519 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,03 persen di awal perdagangan, dan Topix naik 0,91 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,54 persen dan Kosdaq 0,21 persen lebih rendah. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang sedikit lebih tinggi. Indeks MSCI Asia Pasifik mendaki 0,36 persen.

Bursa India tutup untuk libur. Dalam berita perusahaan, Standard Chartered, Ping An, dan SK Hynix termasuk di antara perusahaan yang dijadwalkan untuk melaporkan pendapatan pada Rabu.

Semalam di AS, indeks utama naik untuk sesi ketiga berturut-turut karena imbal hasil obligasi turun. Dow Jones Industrial Average ditutup 337,12 poin lebih tinggi, atau sekitar 1,1 persen, menjadi berakhir pada 31.836,74. S&P 500 naik 1,6 persen, ditutup pada 3.859,11. Nasdaq Composite naik 2,2 persen, mendarat di 11.199,12.

"Pasar rebound semalam didorong oleh laporan pendapatan yang lebih baik dan spekulasi bahwa siklus pengetatan kebijakan moneter mungkin mendekati akhir," tulis analis dalam catatan ANZ Research, dikutip dari CNBC, Rabu (26/10/2022).

Dia menambahkan, penurunan kepercayaan konsumen dan harga rumah menunjukkan kebijakan pengetatan mungkin mulai mengurangi permintaan. Inflasi di Australia meningkat menjadi 7,3 persen pada kuartal III dari tahun lalu, menurut data dari Biro Statistik Australia. Itu tingkat tercepat sejak Desember 1990, menurut data Eikon.

Inflasi Australia

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Harga naik 6,1 persen pada kuartal II dan analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan harga akan naik 7 persen pada kuartal ini.

"Empat kuartal terakhir telah melihat kenaikan kuartalan yang kuat didukung oleh harga yang lebih tinggi untuk konstruksi tempat tinggal baru, bahan bakar otomotif dan makanan," kata Biro Statistik Australia dalam pernyataannya.

Pada basis kuartalan, indeks harga konsumen naik 1,8 persen, lebih dari prediksi survei Reuters tentang kenaikan 1,6 persen. 

Sebuah survei Reuters dari analis memperkirakan harga konsumen di Australia meningkat 7 persen pada kuartal III tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, setelah negara itu melihat biaya naik 6,1 persen setiap tahun pada kuartal sebelumnya.

Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, Reuters memprediksi inflasi negara itu akan berkurang menjadi 1,6 persen setelah harga naik 1,8 persen pada periode yang sama sebelumnya. SK Hynix melaporkan laba operasional kuartal ketiga sebesar 1,66 triliun won (USD 1,16 miliar), meleset dari perkiraan 1,87 triliun won. Perusahaan juga melaporkan laba bersih 1,1 triliun won, mengutip penurunan permintaan dan harga chip memori. 

Prediksi Suku Bunga The Fed

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Pembuat chip memori terbesar kedua di dunia mengatakan akan mengurangi investasi pada 2023 lebih dari 50 persen per tahun menambahkan itu akan mengurangi volume produksi produk yang kurang menguntungkan.

Data kepercayaan konsumen yang dingin pada Selasa dari The Conference Board menimbulkan keraguan apakah atau seberapa besar the Fed akan menaikkan suku bunga setelah pertemuan November. Hal itu diungkapkan oleh Jeffrey Roach selaku kepala ekonom untuk LPL Financial.

"The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 0,75 persen pada November untuk mendinginkan tekanan inflasi tetapi besarnya pada pertemuan Desember sedikit liar karena permintaan konsumen yang kuat akan terus menekan harga," katanya setelah rilis data. 

Ia menambahkan, risiko terbesar adalah efek tertinggal yang tidak diketahui dari pengetatan kumulatif the Fed dan ekonomi mungkin tidak merasakan efek penuh sampai tahun depan ketika risiko resesi tinggi.

Penutupan Bursa Saham Asia pada 25 Oktober 2022

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Hong Kong bergejolak, sementara bursa saham China terus merosot pada perdagangan Selasa, 25 Oktober 2022. Sementara itu, sebagian bursa saham Asia menguat.

Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 0,1 persen ke posisi 15.165,59 setelah berjuang di awal sesi perdagangan. Saham HSBC melemah lebih dari 5 persen usai laporkan penurunan keuntungan.

Sementara itu, indeks Hang Seng teknologi menguat 2,96 persen. Saham teknologi China di AS dan indeks Hang Seng turun tajam pada awal pekan seiring sentimen investor berubah setelah kesimpulan dari Kongres Partai China dan rilis data ekonomi yang tertunda.

Di sisi lain, indeks Shanghai mendatar di kisaran 2.976,28. Indeks Shenzhen melemah 0,512 persen ke posisi 10.639,82.  Indeks Nikkei 225 bertambah 1,02 persen ke posisi 27.250. Indeks Topix menguat 1,06 persen ke posisi 1.907,14. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,28 persen ke posisi 6.798,60. Indeks Kospi Korea Selatan melemah ke posisi 2.235,07. Indeks Kosdaq naik tipis ke 688,85. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang mendatar.

Sementara itu, inflasi Singapura naik 7,5 persen pada September 2022 dengan inflasi inti naik 5,3 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya