Penjualan Naik, Sepatu Bata Tekan Rugi Jadi Rp 14,33 Miliar hingga Kuartal III 2022

PT Sepatu Bata Tbk (BATA) membukukan pertumbuhan penjualan dan menekan rugi hingga September 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Okt 2022, 11:52 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2022, 11:52 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode ini, perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan 35,01 persen menjadi Rp 320,33 miliar dari Rp 237,26 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 182,41 miliar dibandingkan September 2021 sebesar Rp 137,9 miliar. Meski begitu, Sepatu Bata masih mencatatkan kenaikan laba kotor sebesar 38,8 persen menjadi sebesar Rp 137,91 miliar dari Rp 99,36 miliar pada September 2021.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Senin (31/10/2022), perseroan mencatatkan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 105,08 miliar, beban umum dan administrasi Rp 47,8 miliar. Kemudian pendapatan dari perubahan pembayaran sewa yang timbul dari konsesi sewa terkait Covid-10 senilai Rp 2,57 miliar, kerugian pelepasan aset Rp 86,93 juta, dan pendapatan usaha lainnya Rp 394,13 juta.

Dari rincian tersebut, perseroan mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 12,09 miliar, turun signifikan dibandingkan September 2021 dengan rugi usaha yang dicatatkan sebesar Rp 38,14 miliar.

Pada periode ini, perseroan berhasil menekan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 14,33 miliar. Membaik dibanding rugi September 2021 sebesar Rp 33,67 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2021 tercatat sebesar Rp 702,84 miliar, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 652,74 miliar. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 331,16 miliar dan aset tidak lancar Rp 371,67 miliar. Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 290,71 miliar, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 225,82 miliar.

Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 254,62 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 36,09 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 turun menjadi Rp 412,13 miliar dari Rp 426,93 miliar pada Desember 2021.

 

Produsen Sepatu Bata Realisasikan Belanja Modal Renovasi Gerai hingga Investasi Digital

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) memilih untuk tidak ekspansi toko dan fokus investasi untuk digital, yakni Bata online. Maka dari itu, belanja modal digunakan untuk melakukan renovasi toko yang sudah ada dan investasi di ranah digital.

"Kita tidak menambah jumlah toko 2022, kita berinvestasi untuk di digital bisnis Bata online, kita berinvestasi di situ dengan harapan ini akan dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis PT Sepatu Bata Tbk,” kata Direktur BATA, Hatta Tutuko paparan publik PT Sepatu Bata Tbk, Kamis (21/7/2022).

Selain itu, ia juga menambahkan, pada 2022 akan melakukan renovasi di sejumlah toko untuk upaya penyegaran dan investasi dalam bidang teknologi informasi.

"Kita fokusnya adalah tahun ini tidak ekspansi ke toko. Lebih ke renovasi, facelift agar ambience kembali seperti semula, harus ada penyegaran perlu belanja modal untuk renovasi dan investasi di bidan IT sehingga data lebih cepat diakses oleh dan diambil keputusan yang lebih tepat,” kata dia.Hatta pun berharap pasar di Indonesia cukup besar dan berharap sukses melalui penjualan online.

"Kita berinvestasi di bidang digital, karena kita melihat digital pasar yang harus kita garap cukup besar pasar di Indonesia, kita berharap kita sukses,” ungkapnya.

Sementara itu, Hatta mengaku BATA menggelontorkan dana lebih dari Rp 50 miliar untuk mengembangkan investasi digital, yakni Bata online.

"Digital tahun pertama untuk dikembangkan, investasi sampai di atas Rp 50 miliar pasar digital yang kita investasikan. Kita menopang

Alasan Produsen Sepatu Bata Tak Buka Gerai Baru pada 2022

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 PT Sepatu Bata Tbk (BATA) tidak akan membuka gerai baru dan akan lebih fokus untuk memelihara terhadap gerai yang sudah ada. 

Direktur BATA, Hatta Tutuko mengatakan, perseroan fokus memelihara toko yang ada.

"Kita fokusnya adalah memelihara toko yang ada,” ujar Hatta dalam paparan publik PT Sepatu Bata Tbk, Kamis (21/7/2022).

Selain itu, BATA memiliki target untuk bisa mendapatkan keuntungan yang diraih pada 2019. "Targetnya adalah kita kembali bisa berjualan sebesar di tahun 2019. Itu yang kita ingin capai seperti di tahun 2019, kalau kita melewati itu berarti kita sudah cukup baik karena sangat profitable,” kata dia.

Namun, akibat terjadinya pandemi COVID-19 sehingga BATA mengalami kerugian pada 2020 dan 2021.

"Karena ada masalah COVID-19 kita rugi, tapi rugi 2020 sangat besar, 2021 sudah cukup besar tapi berkurang sangat banyak,” ungkapnya.

Meskipun demikian, Hatta melihat kondisi penjualan mulai signifikan dengan momen Lebaran dan sekolah sudah mulai dibuka kembali pada 2022.

"Melihat kondisi penjualan lebaran sangat signifikan dari 2021, kita melihat tahun ini anak-anak mulai dibuka sekolah,” ujar dia.

 

 

Selanjutnya

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pada semester I 2022 proyeksi penjualan meningkat 30-40 persen dari tahun sebelumnya. Bahkan, Hatta juga cukup percaya diri proyeksi penjualan pada semester II 2022 akan meningkat jika tidak ada permasalahan terkait COVID-19. 

“Kita cukup confidence, harapannya tentu dengan proyeksi penjualan yang tinggi sampai semester I kita diatas 30-40 persen dari tahun sebelumnya, kalau tidak ada lagi masalah COVID-19 berarti akan lebih tinggi di semester II,” kata Hatta.

Sementara itu, Hatta berharap BATA tidak mengalami kerugian kembali pada tahun ini.

"Berharap tidak merugi di 2022 dengan kondisi pasar yang ada dan anak sekolah kembali bersekolah baik segi penjualan dan laba akan menjadi positif,” ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya