Perkuat Permodalan, Kimia Farma Gandeng Silk Road Fund dan INA

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama mengatakan, kehadiran investor akan membuka peluang pasar dan jaringan Kimia Farma.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Nov 2022, 20:01 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2022, 20:01 WIB
Kerja sama investasi antara PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma Apotek, SIlk Road Fund (SRF) dan  Indonesia Investment Authority (INA). (Foto: Kimia Farma)
Kerja sama investasi antara PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma Apotek, SIlk Road Fund (SRF) dan  Indonesia Investment Authority (INA). (Foto: Kimia Farma)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menandatangani kerja sama strategis dengan Silk Road Fund (SRF) dan Indonesia Investment Authority  (INA).

Kemitraan transformatif ini sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia untuk lebih  mengembangkan industri healthcare serta membawanya menuju kualitas dan standar internasional. Investasi strategis ini akan membawa Kimia Farma dan Kimia Farma Apotik serta industri healthcare Indonesia ke tingkat  selanjutnya.

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama mengatakan, kehadiran investor akan membuka peluang pasar dan jaringan Kimia Farma, dari sisi ritel dan layanan kesehatan, hingga ke luar negeri. 

Selain itu, kolaborasi tersebut dapat meningkatkan struktur permodalan di Kimia Farma Apotik sehingga mampu melakukan pengembangan usaha ke depannya, dan dalam jangka panjang akan meningkatkan nilai Perusahaan.

“Kerja sama investasi ini akan memperkokoh struktur permodalan Perseroan, sehingga mampu meningkatkan performa operasional dan finansial untuk mengembangkan kinerja Perseroan yang lebih baik,” kata David, dikutip Minggu (13/11/2022).

Dia menuturkan, ini merupakan ketahanan nasional, karena kesehatan merupakan dasar dari semua.

"Kalau dilihat Indonesia punya tambang emas dalam kesehatan. Dengan adanya sinergi dan strategis alliance SRF dan INA akan buat kita unlock value. Ini merupakan bagian ketahanan nasional, karena kesehatan dasar dari semua,” imbuhnya.

Kolaborasi para pihak dituangkan melalui penandatanganan conditional share subscription and purchase  agreement beserta dokumen-dokumen transaksi terkait lainnya antara KAEF dan anak usahanya, KFA, dengan SRF dan INA

Sementara itu, total investasi sekitar Rp 1,86 triliun untuk 40 persen kepemilikan di KFA,  tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat completion. 

Investasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja serta  inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional. 

Buka Akses

Konferensi pers Bio Farma, Kimia Farma (KAEF) PT Kimia Farma Apotek, SRF dan INA, Minggu (13/11/2022) (tangkapan layar/Elga N)
Konferensi pers Bio Farma, Kimia Farma (KAEF) PT Kimia Farma Apotek, SRF dan INA, Minggu (13/11/2022) (tangkapan layar/Elga N)

Kedua investor juga akan berpartisipasi dalam rencana transaksi penambahan modal dengan hak  memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham  Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 Oktober 2022.

Kimia Farma akan mendapatkan dana untuk  mendukung modal kerja dalam rangka ekspansi perusahaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang  lebih baik kepada masyarakat Indonesia. 

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury mengatakan, kerja sama investasi ini  dapat membukakan akses Kimia Farma ke ekspertis dari investor global. Akses pada ekspertis investor global juga akan memperkuat posisi perusahaan serta meningkatkan  kualitas mengacu pada standar internasional.

"Ini bentuk upaya untuk bisa kembangkan sektor kesehatan Indonesia, salah satu tantangan untuk sektor kesehatan lebih aksesibel dan terjangkau dan mandiri. Sebagian besar bahan-bahan baku untuk bidang healthcare masih impor dari negara lain," kata Pahala.

 

Melihat Kebutuhan Indonesia

Kerja sama investasi antara PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma Apotek, SIlk Road Fund (SRF) dan  Indonesia Investment Authority (INA). (Foto: Kimia Farma)
Kerja sama investasi antara PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Kimia Farma Apotek, SIlk Road Fund (SRF) dan  Indonesia Investment Authority (INA). (Foto: Kimia Farma)

Dia menambahkan, salah satu agenda G20, yakni digitalisasi, pertumbuhan, juga membangun sistem kesehatan yang lebih baik ke depan dan belajar dari pandemi. 

"Ini bentuk konkret bersamaan dengan minggu-minggu B20 dan G20. Ini yg kita harapkan bentuk konkret salah satu agenda, bangun healthcare agar bisa siap lagi pandemi di masa mendatang,” kata dia. 

Kedua, INA melihat ternyata kebutuhan  Indonesia untuk penyediaan kesehatan masih panjang sekali. Masih banyak anak yang kurang berkembang dan sehat. 

"Itu sebabnya perkembangan kesehatan cerahnya klo bisa sediakan alatnya. Kerja sama dengan KAEF satu-satunya lembaga yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Kami terima kasih untuk bangun bersama, kami dari sisi finansial dan akses ke global dan kultur Biofarma yang lama dibanugun untuk bisa bangun sistem kesehatan yang lebih baik,” ujar dia.

 

Selanjutnya

Ilustrasi laboratorium farmasi
Ilustrasi laboratorium farmasi. (Foto: Pixabay/luvqs)

Ridha mengatakan, kebutuhan di Indonesia semakin lama semakin tinggi sehingga, semakin perlu jasa kesehatan dan obat-obatan. 

Adapun penandatanganan ini dilakukan di Hotel Indigo Seminyak, Bali pada Minggu, 13 November 2022, dengan  disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury dan Komisaris Utama Bio Farma, Tanri Abeng.  

Selain itu para pihak yang menyepakati kerja sama ini adalah Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, Direktur Utama Kimia Farma David Utama, Direktur Utama KFA, Nurtjahjo Walujo Wibowo, Chairwoman of the Board of Directors SRF Zhu Jun serta Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah. 

Credit Suisse, BNI Sekuritas dan Mandiri Sekuritas adalah penasehat keuangan untuk KAEF dan KFA. CLSA adalah penasehat keuangan untuk SRF and INA. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya