Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham, Selasa (27/12/2022).
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pola gerak IHSG menunjukkan berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajar. Potensi IHSG naik terbatas masih memungkinkan untuk terjadi menjelang akhir 2022.
Baca Juga
Menurut William, hal itu mengingat aliran dana investor asing yang masih tercatat secara year to date (ytd) yang menunjukkan minat investor asing terhadap pasar modal Indonesia. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 181,84 miliar pada Senin, 26 Desember 2022. Sepanjang 2022, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 63,7 triliun.
Advertisement
Ia menambahkan, kondisi ekonomi yang stabil terlihat dari rilis data ekonomi yang turut menjadi faktor penunjang kenaikan IHSG ke depan. “Hari ini IHSG berpotensi menguat di kisaran 6.788-6.902,” ujar dia dalam catatannya.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup menguat 0,5 persen ke 6.835 dan pergerakannya masih tertahan oleh resistance di 6.854 pada perdagangan Senin, 26 Desember 2022.
“Nampaknya IHSG masih berada di fase konsolidasinya untuk membentuk wave iv dari wave c dari wave (y) pada label hitam. Namun demikian, pada skenario alternatifnya, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave c dari wave (x) ke arah 6.982,” ujar Herditya.
Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.693,6.641 dan level resistance 6.854,6.982.
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Selain itu, William memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Kemudian PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
1.PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) - Buy on Weakness
Saham APLN ditutup cenderung flat di 153 tetapi mampu ditutup di atas MA60. Selama APLN tidak terkoreksi kembali ke bawah 144 sebagai stoplossnya, maka posisi APLN saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave [a] dari wave 5 dari wave (1).
Buy on Weakness: 148-152
Target Price: 161, 172
Stoploss: below 144
2.PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) - Buy on Weakness
Saham IMAS terkoreksi ke 895, pergerakan IMAS pun masih tertahan oleh cluster MA20 dan MA60. Selama IMAS masih mampu bergerak di atas 880 sebagai stoplossnya, maka posisi IMAS saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave (iii) dari wave [iii].
Buy on Weakness: 885-895
Target Price: 940, 975
Stoploss: below 880
3.PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) - Spec Buy
Saham RALS ditutup terkoreksi 0,9 persen ke 570 pada perdagangan Senin, 26 Desember 2022.
"Selama saham RALS masih bergerak di atas 550 sebagai stoplossnya, maka posisi RALS saat ini sedang berada di awal wave 3, sehingga RALS berpeluang berbalik menguat," tutur dia.
Spec Buy: 555-570
Target Price: 585, 610
Stoploss: below 550
4.PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) - Buy on Weakness
Saham TKIM ditutup flat ke 7,325 pada perdagangan, Senin, 26 Desember 2022.
"Kami perkirakan, posisi TKIM saat ini sedang membentuk wave v dari wave (c) dari wave [ii], sehingga TKIM masih rawan terkoreksi dan dapat dimanfaatkan untuk BoW," ujar dia.
Buy on Weakness: 7.050-7.200
Target Price: 7.600, 7.975
Stoploss: below 6.900
Advertisement
Volume Transaksi Bursa Sepekan Merosot 36,63 Persen
Sebelumnya, data perdagangan BEI selama periode 19 sampai dengan 23 Desember 2022 mayoritas ditutup mengalami perubahan.
Rata-rata volume transaksi Bursa mengalami perubahan sebesar 36,63% menjadi 18,105 miliar saham dari 28,569 miliar saham pada penutupan pekan lalu.
Melansir keterangan BEI, Sabtu (24/12/2022), rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 30,40% menjadi Rp10,576 triliun dari Rp 15,194 triliun pada sepekan sebelumnya.
Perubahan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa sebesar 11,84%, yaitu menjadi 916.894 transaksi selama sepekan dari 1.040.018 transaksi padasepekan sebelumnya.
Sedangkan, peningkatan terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa sebesar 0,76%menjadi Rp 9.401,658 triliun dari Rp 9.330,781triliun pada pekan sebelumnya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan sebesar 0,17% menjadi 6.800,673 dari level 6.812,193 pada pekan sebelumnya.
Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp773,72 miliardan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp63,969 triliun.
Obligasi
Pada Senin, 19 Desember 2022, obligasi berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun2022 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi dan sukuk adalahidA+ (Single A Plus) dan idA+(sy) (Single A Plus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalamemisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.
Masih pada hari yang sama, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Bali Towerindo Sentra Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Bali Towerindo Sentra Tbk. mulai dicatatkan di BEI.
Hasil pemeringkatan dari Pefindo dan PT Fitch Rating Indonesia untuk Sukuk ini adalah idA-(sy) (Single A Minus Syariah)dan A-(idn) (sy) (Single A Minus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 512 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp452,48 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 125 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 179 seri dengan nilai nominal Rp5.181,55 triliun dan USD438,31 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp3,07 triliun.
Advertisement