Sunindo Pratama dan Cakra Buana Resources Resmi Tercatat di BEI

PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) dan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) menjadi pendatang baru di BEI pada Senin, 9 Januari 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Jan 2023, 10:35 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2023, 10:35 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) dan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 9 Januari 2023.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, perusahaan menjadi pendatang baru di Bursa ke-5 dan ke-6 2023.

"Selamat atas pencatatan perdana saham PT Sunindo Pratama dan Cakra yang akan jadi perusahaan tercatat masing-masing ke-5 dan ke-6 di 2023 dan menjadi perusahaan  tercatat saham ke-830 dan ke -831 di Bursa Efek Indonesia," kata Nyoman dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham SUNI & CBRE, Senin (9/1/2023).

Sebagai perusahaan terbuka, Nyoman berharap jajaran manajemen bekerja lebih giat untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan dan investor. Baik dari sisi operasional maupun performa di pasar. Di samping itu, manajemen perseroan juga perlu berpikir untuk melakukan aksi korporasi guna tingkatkan shareholder value.

Di tengah kondisi global dan bisnis model bergerak dinamis, perseroan harus adaptif dan berinovasi. Sehingga sustainable organisasi dapat terjaga.

"Kemudian promoting investor protection. Pasangan perusahaan sekarang publik, investor. Jaga kepentingan mereka dari sisi performa perusahaan sehingga dapat berikan atribusi balik bagi investor,” imbuh Nyoman.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Sunindo Pratama Tbk, Willy Johan Chandra cukup antusias perusahaan kini telah resmi tercatat di Bursa. Perseroan memiliki visi untuk menjadi salah satu supplier produk dan jasa terbaik dalam bidangnya dengan kualitas pelayanan sesuai standar internasional.

Perseroan saat ini didukung fasilitas produksi yang berlokasi di Batam yang berada di bawah PT Rainbow Tubulars Manufacture, Entitas Anak yang saat ini 60 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan.

"Dengan tercatatnya saham perseroan pada BEI, perseroan berkomitmen untuk terus mengembangakn usahany adna akan selalu berupaya jadi perusahana publik yang berikan added value bagi stakeholder,” kata dia.

 

Pencatatan Saham Cakra Buana

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara, Direktur Utama PT Cakra Buana Resources Energi Tbk, Suminto Husin Giman mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam suksesi gelaran IPO perseroan hingga resmi tercatat di Bursa.

Melalui momen bersejarah ini, Perseroan akan terus berupaya untuk menjaga dan meningkatkan prestasi tersebut serta mempertahankan nilai-nilai perusahaan yang dianut (Competence, Beneficial, Responsive & Empathy) guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan.

"Dengan listing ini, kita akan ikut meramaikan pertumbuhan BEI,” ujar Suminto.

Perseroan adalah suatu Perseroan terbatas yang berkedudukan di Jakarta Selatan, yang secara sah didirikan dan dijalankan menurut dan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia.

Perseroan didirikan pada Juni 2016 di Kota Jakarta Selatan, Indonesia, dengan maksud dan tujuan usaha bergerak di bidang jasa angkutan laut khususnya untuk barang umum dengan fokus pada penyediaan jasa pengiriman untuk wilayah seluruh Indonesia dan mancanegara.

 

Pencatatan Saham CBRE dan SUNI

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten pendatang baru pada awal 2023. PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) dan PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) mencatatkan saham perdana pada Senin, (9/1/2023).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (9/1/2023), PT Cakra Buana Resources Tbk mencatatkan saham di papan pengembangan BEI sebagai perusahaan tercatat ke-5 pada 2023. Perseroan mencatatkan saham 4,53 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri 3,8 miliar dan penawaran umum saham atau initial public offering (IPO) sebesar 738 juta saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Harga penawaran umum saham perdana Rp 108 per saham. Dengan demikian,  perseroan meraup dana Rp 79,70 milar saham dari IPO.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran 1.328.400.000 waran dengan rasio 5:9. Harga pelaksanaan waran tersebut Rp 258 per saham. Dengan demikian, perseroan memperoleh dana dari hasil penerbitan waran Rp 342,7 miliar.

Perseroan berencana mengalokasikan 40 persen dana hasil IPO untuk mendukung rencana pembiayaan belanja modal (capital expenditure/capex) berupa penambahan satu set kapal tug & barge berukuran 300 ft. Sisanya sekitar 60 persen akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pendukung kegiatan operasional secara umum.

Adapun saham free float per 6 Januari 2023 yang terdiri dari 909 juta saham atau 20,03 persen dengan rincian jumlah saham yang di lock-up selama 8 bulan sebesar 171 juta saham atau setara 3,77 persen dan jumlah saham yang tidak di lock-up sebesar 738 juta saham atau 16,26 persen.

 

 

Jadwal Waran CBRE

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, PT Omudas Investment Holdco, PT Republik Capital Indonesia, PT Bima Harsa Rahardja, dan Herlienna Qitshi selaku pemegang saham Perseroan telah melakukan penyetoran modal perseroan dengan harga di bawah harga penawaran umum perdana saham dalam jangka waktu enam bulan sebelum pernyataan pendaftaran pertama kali disampaikan kepada OJK, sehingga PT Omudas Investment Holdco, PT Republik Capital Indonesia, PT Bima Harsa Rahardja, dan Herlienna Qitshi tidak akan mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya dalam Perseroan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 25/2017.

Berikut jadwal waran perseroan:

-Tanggal pencatatan saham dan waran seri I pada 9 Januari 2023

-Tanggal mulai perdagangan saham dan waran seri I pada 9 Januari 2023

-Periode akhir perdagangan waran seri I

-Pasar regular dan negosiasi pada 3 Januari 2025

-Pasar Tunai pada 7 Januari 2025

-Periode awal pelaksanaan waran seri I pada 10 Juli 2023

-Periode akhir pelaksanaan waran seri I pada 8 Januari 2025

 

 

Pencatatan Saham Sunindo Pratama

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, PT Sunindo Pratama (SUNI) mencatatkan saham perdana di papan utama BEI pada Senin, 9 Januari 2023. Jumlah saham yang dicatatkan 2,5 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri 1,9 miliar saham dan saham IPO 600 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga penawaran saham Rp 300 per saham. Perseroan meraup dana Rp 180 miliar dari IPO.

Perseroan akan memakai dana IPO sekitar 40,14 persen untuk pembelian saham PT Rainbow Tubulars Manufacture (PT RTM), anak perseroan yang saat ini sebanyak 60 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan.

Kemudian sekitar 42,60 persen akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang usaha PT RTM kepada supplier dan modal kerja PT RTM untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta membiayai kegiatan operasional PT RTM. Lalu sisanya sekitar 17,26 persen atau Rp 30,38 untuk modal kerja termasuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung sera untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.

Adapun jumlah saham free float per 6 Januari 2023 sebesar 600 juta saham atau 24 persen. Jumlah saham tersebut termasuk yang tidak di lock-up. Perseroan pun tidak ada saham yang di-lock up.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya