Hartadinata Abadi Optimistis Harga Emas Bakal Makin Berkilau

Manajemen Hartadinata Abadi (HRTA) optimistis atas prospek pertumbuhan korporasi pada 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Jan 2023, 18:55 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2023, 18:55 WIB
Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik
Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas masih melanjutkan penguatan. Sebagian besar analis pasar secara moderat memperkirakan proyeksi harga emas dunia berada pada level USD 1.800-2.000 per troy ounce pada 2023. Untuk skenario optimistis berdasarkan proyeksi dari Swiss Asia capital.

Director of Investor Relations PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Thendra Crisnanda mengungkapkan, harga emas diproyeksikan dapat menembus level all time high di rentang USD 3.000-4.000 per troy ounce pada 2023.

"Beberapa faktor yang mendorong outlook positif atas prospek komoditas emas adalah yang pertama, kekhawatiran atas potensi stagflasi dan ketidakpastian dari geopolitik mendorong pelaku pasar untuk menempatkan dana pada emas sebagai safe haven,” kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (11/1/2023).

Selain itu, peningkatan permintaan emas fisik dari Bank Sentral seluruh dunia sebesar 400 ton pada kuartal III 2022, tertinggi sejak 1967. Lalu juga ada agenda untuk “back to gold standard”, di mana negara seperti Rusia telah menjadi pionir dan diperkirakan diikuti oleh negara lainnya seperti China.

"Selain itu, kasus fraud yang banyak terjadi pada digital asset terutama cryptocurrency kembali mendorong pelaku pasar untuk lebih percaya kepada hard asset terutama emas yang dinilai likuid dan telah memiliki proven track record sebagai bagian alat transaksi sejak dulu,” imbuh Thendra.

Di samping itu, harga emas diperkirakan masih tetap akan melanjutkan momentum positifnya di tengah reopening economy China. Aktivitas ekonomi yang kembali normal diharapkan dapat menjadi pendorong permintaan perhiasan emas.

"Sebagai catatan, Bank Sentral China (PBoC) terus mengakumulasi emas fisik sebesar 30 ton di Desember 2022, di mana bulan November sebelumnya telah tercatat penambahan sebesar 32 ton,” ujar Thendra.

Merujuk kondisi tersebut, manajemen Hartadinata optimistis atas prospek pertumbuhan korporasi pada 2023. Pendapatan diproyeksikan bertumbuh menjadi Rp 9,5 triliun—10 triliun di 2023 dari sebelumnya Rp 6,8 triliun di 2022. “Faktor pertumbuhan didorong baik dari peningkatan volume penjualan dan juga kenaikan harga emas,” ujar Thendra.

Hartadinata Abadi Dirikan Anak Usaha di Bidang Industri Pembuatan Logam Dasar Mulia

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendirikan entitas anak perusahaan baru, yaitu PT Emas Murni Abadi pada 20 Oktober 2022. Perusahaan tersebut terletak di Bandung, Jawa Barat dan bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar mulia.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Selasa (25/10/2022), PT Emas Murni Abadi ini bergerak di bidang industri pembuatan logam dasar mulia. Usaha tersebut mencakup usaha pemurnian, peleburan, pemaduan dan penuangan logam mulia dalam bentuk dasar (ingot, billet, slab, batang, pellet, block, sheet, pig, paduan dan bubuk) seperti ingot perak, ingot emas, pellet platina dan sebagainya.

Kemudian, modal dasar mendirikan PT Emas Murni Abadi senilai Rp 8 miliar dengan modal ditempatkan dan disetor penuh Rp 2 miliar.

Hartadinata Abadi memiliki sebanyak 99 persen saham PT Emas Murni Abadi atau setara dengan Rp 1,98 miliar. Kemudian, sisanya dimiliki Firstania Claudia sebanyak 1 persen saham atau setara dengan Rp 20 juta.

Adapun total seluruh saham dalam PT Emas Murni Abadi berjumlah 2.000 lembar saham atau dengan nilai nominal sebesar Rp 2 miliar. 

Selain itu, pendirian entitas anak usaha ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Hartadinata Abadi.

"Pendirian entitas anak usaha ini tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan Hartadinata Abadi, Ong Deny, dikutip Selasa (25/10/2022).

Realisasi Belanja Modal

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) telah merealisasikan belanja modal Rp 15 miliar dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar pada 2022.

Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk,  Ong Denny menuturkan, belanja modal pada 2022 digunakan untuk mesin dan pengembangan toko. Dari anggaran belanja modal Rp 40 miliar, yang terserap baru Rp 15 miliar.

Untuk mengantisipasi harga emas yang naik, PT Hartadinata Abadi Tbk juga berupaya memperkuat posisi untuk persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan. Ong Denny menuturkan, harga emas ke depan dapat dibilang masih stabil di kisaran USD 1.800-USD 1.900 per troy ounce. Kisaran harga itu menurut Denny cukup baik dukung kinerja perseroan saat ini.

“Banyak yang prediksi harga emas akan kembali melonjak seiring inflasi sehingga kami anggap perlu juga perkuat posisi dari persediaan bahan baku dan barang jadi perseroan, ia menambahkan.

Mengutip paparan publik perseroan, realisasi pembukaan toko sendiri mencapai 10 toko atau setara dengan 71 persen dari target 14 toko baru menjadi 78 toko hingga awal Juni 2022. Pada akhir 2022, perseroan menargetkan penambahan jaringan toko sendiri menjadi 82 toko.

Adapun distribusi perhiasan emas perseroan dari toko milik sendiri antara lain ACC, ACC Premium, Celine Jewellrey, dan Claudia Perpect Jewelry.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya