Smartfren Telecom Kantongi Pinjaman Rp 7,2 Triliun, Buat Apa?

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) raih kredit sindikasi Rp 7,2 triliun yang dipimpin BCA. Dana pinjaman digunakan untuk apa?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Feb 2023, 20:57 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2023, 20:57 WIB
PT Smartfren Telecom Tbk Raih Kredit Sindikasi Rp 7,2 Triliun (FREN)
PT Smartren Telecom Tbk mendapatkan pinjaman dari sejumlah lembaga keuangan sebesar Rp 7,2 triliun. (FREN)

Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan entitas anak, PT Smart Telecom raih kredit sindikasi Rp 7,2 triliun. Pemberian pinjaman itu ditandai dengan penandatanganan Akta Perjanjian Kredit Sindikasi pada 1 Februari 2023.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/2/2023), pihak pemberi pinjaman antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Keduanya merupakan Original Mandated Lead Arranger and Bookrunner).

Adapun BCA sekaligus bertindak sebagai Agen Fasilitas dan Agen Jaminan. Pihak lain yang termasuk dalam sindikasi pemberi kredit antara lain, PT Bank Mega Tbk (MEGA), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), PT Bank Mayapada International Tbk (MAYA), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB), PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) - PT Bank Ina Perdana, dan PT Bank Pembangunan Daerah Papua.

Nilai fasilitas pinjaman adalah sebesar maksimum Rp 7,2 triliun. Rinciannya, tranche I senilai Rp 5,2 triliun untuk pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman Smartel kepada China Development Bank Shenzhen Branch. Lalu tranche II senilai Rp 1,5 triliun untuk belanja barang modal Smartfren Telecom dan atau Smartel. Serta tranche III senilai Rp 0,5 triliun untuk belanja barang modal Perseroan dan atau Smartel.

Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu tujuh tahun dengan tingkat bunga 3 bul JIBOR plus margin tertentu. Transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan.

Smartfren Telecom Siapkan Belanja Modal Setara Rp 3,14 Triliun pada 2023

BTS Smartfren di BSD, Tangsel.
Foto: BTS Smartfren di BSD, Tangerang Selatan. (Foto: Corpcomm Smartfren).

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 200 juta atau sekitar Rp 3,14 triliun (kurs Rp 15.718,75 per USD) pada 2023.

Sayangnya, Direktur Utama Smartfren Telecom, Merza Fachys tidak merinci lebih lanjut alokasi belanja modal itu. Namun secara garis besar, belanja modal akan digunakan untuk pengembangan jaringan.

"Capex 2023 kita jaga di sekitar USD 200 juta. Mudah-mudahan akan menjawab apa saja kebutuhan-kebutuhan di 2023 agar kita tetap berkebang dnegan apapun yang kita harus kembangkan di jaringan, Namun kita jaga semuanya tetap efisien,” kata Merza dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022).

Bersamaan dengan itu, perseroan berupaya memastikan pertumbuhan kinerja bisa terjaga pada tahun depan, meski banyak yang memperkirakan akan terjadi krisis. Untuk itu, perseroan mempersiapkan diri dengan melakukan efisiensi secara prudent dari sisi biaya operasional.

"Jadi kita sepakat cost kita di 2023 lebih efisien lagi, dengan harapan agar EBITDA level kita terjaga dan tetap tumbuh pada level yang kita inginkan. Mudah-mudahan 2023 yang banyak dibicarakan sebagai tahun krisis ini tidak terjadi di Smartfren,” imbuh Merza.

Sebagai gambaran, hingga kuartal III 2022 Smartfren berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,65 triliun. Berbalik dari rugi tahun berjalan pada September 2021 sebesar Rp 441,72 miliar. Raihan itu sejalan dengan pendapatan usaha perseroan yang tercatat sebesar Rp 8,29 triliun. Naik 8,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,64 triliun.

 

 

Smartfren Private Placement, Sudah Ada Investor?

Smartfren
Proses optimasi BTS yang dilakukan Smartfren. (Foto: Smartfren)

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan menerbitkan saham baru dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Rencana ini telah mendapat restu pemegang saham melalui RUPS 12 Juli 2022.

Direktur PT Smartfren Telecom Tbk, Antony Seusilo mengatakan, perseroan telah mempersiapkan infrastruktur terkait aksi tersebut. Perseroan juga telah diskusi dengan beberapa investor besar yang berniat masuk Smartfren Telecom melalui private placement. Sayangnya, dia belum bisa menyebutkan siapa investor tersebut.

"Banyak diskusi yang terjadi dengan para investor besar. Tapi ini sifatnya lebih stratagic, di mana mereka ada keinginan untuk masuk Smarfren. Jadi instrumen private placement kita sudah siapkan,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022). 

Dalam rangka private placement perseroan berencana menerbitkan 31 miliar lembar saham FREN dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham itu setara 10 persen dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Harga pelaksanaan dipatok pada Rp 100 per saham, sehingga total dana yang dihimpun dari aksi ini senilai Rp Rp 3,1 triliun.

 

Dana Hasil Private Placement untuk Apa?

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan akan memakai dana hasil private placement tersebut untuk investasi dan keperluan modal kerja perseroan dan atau entitas anak perseroan.

"Kita sudah ada diskusi dengan potensial investor, tapi semua masih dalam tahap pembicaraan. Tapi para shareholder kami sudah setuju untuk menerima para investor-investor strategis itu untuk masuk ke perseroan. Kami percaya strategic investor akan membawa angin baru bagi kami supaaya lebih maju,” imbuh Antony.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 28 November 2022, saham FREN stagnan di posisi Rp 73 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 74 dan terendah Rp 73 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.654 kali dengan volume perdagangan 1.244.726 saham. Nilai transaksi Rp 9,1 miliar. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya