Liputan6.com, Jakarta Salah satu bankir investasi top China dilaporkan menghilang. China Renaissance, bank investasi dan firma ekuitas swasta yang berbasis di Beijing, mengatakan kepada bursa saham Hong Kong jika perusahaan "belum dapat menghubungi" Bao Fan, ketua dan CEO perusahaan.
Laporan ini membuat saham perusahaan jatuh sebanyak 50 persen di Hong Kong pada hari Jumat menyusul berita tersebut. Saham perusahaan ditutup turun 28 persen.
"Dewan tidak mengetahui informasi apa pun yang menunjukkan bahwa ketidakhadiran Mr. Bao terkait atau mungkin terkait dengan bisnis dan/atau operasi grup," kata perusahaan melansir CNN, Sabtu (18/2/2023).
Advertisement
Bao dikenal sebagai pembuat kesepakatan veteran di industri teknologi China. Dia pernah membantu menengahi penggabungan dua layanan pengiriman makanan terkemuka di negara itu, Meituan dan Dianping pada 2015.
Saat ini, terbukti platform "aplikasi super" perusahaan gabungan tersebut ada di mana-mana di China.
Bao memulai karir perbankan investasinya pada akhir 1990-an di Morgan Stanley dan Credit Suisse dan kemudian menjabat sebagai penasihat bursa saham di Shanghai dan Shenzhen.
Timnya juga telah berinvestasi di pembuat kendaraan listrik China yang terdaftar di AS Nio (NIO) dan Li Auto, dan membantu raksasa internet China Baidu (BIDU) dan JD.com (JD) menyelesaikan listing sekunder mereka di Hong Kong.
Bao tidak segera menanggapi pesan dari CNN di WeChat pada hari Jumat, sementara China Renaissance belum menanggapi permintaan komentar.
Â
Bukan yang Pertama
China memiliki sejarah menahan para eksekutif. Di mana, hilangnya Bao mengikuti para pemimpin bisnis terkenal lainnya di China, di mana tidak jarang para eksekutif tiba-tiba menghilang dari radar dengan sedikit penjelasan.
Pada tahun 2020, taipan real estat Ren Zhiqiang menghilang selama beberapa bulan setelah dia diduga berbicara menentang penanganan pandemi virus corona oleh pemimpin China Xi Jinping. Ren akhirnya dipenjara selama 18 tahun atas tuduhan korupsi.
Pada 2017, raksasa asuransi Anbang memperingatkan para pemegang saham jika bosnya Wu Xiaohui, tidak akan dapat menjalankan tugas setelah dilaporkan ditahan pihak berwenang sebagai bagian dari penyelidikan pemerintah. Anbang pada saat itu mengutip "alasan pribadi" atas ketidakhadirannya. Wu akhirnya dipenjara selama 18 tahun.
Â
Advertisement
Kejadian Lain
Juga di tahun 2017, Xiao Jianhua, seorang taipan yang mengendalikan Tomorrow Holdings, ditangkap oleh agen keamanan China dari kamarnya di hotel Four Seasons di Hong Kong dan dibawa ke daratan China. Dia dijatuhi hukuman pada Agustus 2022 hingga 13 tahun penjara.
Kasus menonjol lainnya terjadi pada tahun 2015, ketika Guo Guangchang, miliarder yang dijuluki "Warren Buffett dari China", dilaporkan hilang oleh konglomerat yang dipimpinnya. Kelompok itu, Fosun, kemudian mengonfirmasi bahwa Guo membantu pihak berwenang dalam penyelidikan.
Eksekutif senior dari lusinan perusahaan China juga menghilang tahun itu. Beberapa kemudian kembali ke posisinya, sementara yang lain tidak.