Liputan6.com, Jakarta - Persaingan emiten perbankan di tanah air berdasarkan pembukuan aset terpantau relatif sama hingga akhir 2022. Di mana, posisi empat emiten bank terbesar masih dihuni dengan peringkat yang sama seperti tahun sebelumnya, yakni Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Melansir laporan keuangan masing-masing bank untuk tahun buku 2022, Bank Mandiri masih mempertahankan posisinya sebagai bank dengan aset tertinggi mencapai Rp 1.992,6 triliun atau tumbuh 15,5 persen secara tahunan. Total aset tersebut juga menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah perseroan.
Baca Juga
Kenaikan aset itu ditopang kredit Bank Mandiri secara konsolidasi perseroan mampu tumbuh positif sebesar 14,48 persen yoy menjadi Rp 1.202,2 triliun hingga akhir 2022. Di posisi kedua ada BRI dengan aset tercatat sebesar Rp 1.865,64 triliun atau tumbuh 11,18 persen yoy.
Advertisement
Sementara dari sisi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat mencapai Rp 1.139,08 triliun. Selanjutnya ada BCA dengan aset Rp 1.314,73 triliun atau tumbuh 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Seiring dengan kenaikan kredit BCA yang tumbuh 11,7 persen yoy menjadi Rp 711,26 triliun.
Di posisi keempat, ada BNI dengan aset yang tumbuh 6,74 persen menjadi Rp 1,029 triliun dari Rp 964,84 triliun pada 2021. Total kredit yang disalurkan BNI pada 2022 telah mencapai Rp 646,19 triliun, tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9 persen yoy.
Kinerja SahamÂ
Pada penutupan perdagangan Kamis, 23 Februari 2023, saham BBNI naik 1,13 persen ke posisi Rp 8.950 per saham. Saham BMRI mendaki 0,75 persen ke posisi Rp 10.075 per saham. Saham BBRI naik 0,84 persen ke posisi Rp 4.800 per saham. Saham BBCA menguat 0,58 persen ke posisi Rp 8.725 per saham.
Â
Melihat Laba hingga Kredit Empat Emiten Bank BUMN Sepanjang 2022, Siapa Juaranya?
Sebelumnya, termasuk empat bank pelat merah sudah menyampaikan laporan keuangan 2022 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Empat bank tersebut, yakni Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia atau BRI (BBRI), Bank Negara Indonesia atau BNI (BBNI), dan Bank Tabungan Negara atau BTN (BBTN). Simak uraian kinerja masing-masing emiten bank BUMN berikut ini yang dikutip Selasa (21/2/2023):
Laba
Secara konsolidasian, BRI memimpin dengan raihan laba bersih mencapai Rp 18,31 triliun pada 2022. Tumbuh signifikan 68 persen Year-on-Year (YoY), dan merupakan perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah BNI.
Selanjutnya ada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang berhasil mencatatkan laba bersih Rp 41,2 triliun sepanjang 2022. Raihan laba itu tumbuh 46,9 persen YoY. Sedangkan BTN mencatatkan laba bersih per 31 Desember 2022 tercatat Rp 3,04 triliun atau naik 28,15 persen yoy.
Penyaluran Kredit
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan total kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat mencapai Rp 1.139,08 triliun pada akhir Desember 2022. Bersamaan dengan itu, total aset tumbuh double digit sebesar 11,18 persen yoy menjadi Rp 1.865,64 triliun. Bank Mandiri, kredit secara konsolidasi perseroan mampu tumbuh positif sebesar 14,48 persen YoY menjadi Rp 1.202,2 triliun.
Berkat pencapaian kredit yang impresif, total aset Bank Mandiri secara konsolidasi pun berhasil menyentuh Rp 1.992,6 triliun atau tumbuh 15,5 persen secara tahunan. Total aset tersebut juga menjadi rekor terbesar sepanjang sejarah perseroan.
Total kredit yang disalurkan BNI pada 2022 telah mencapai Rp 646,19 triliun, tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9 persen YoY. Dari sisi aset BNI tumbuh 6,74 persen menjadi Rp 1,029 triliun dari Rp 964,84 triliun pada 2021.
Kredit
 BTN mencapai Rp 298,28 triliun per 31 Desember 2022 atau tumbuh 8,53 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 274,83 triliun di 2021. Aset bank yang berfokus pada pembiayaan rumah rakyat ini juga naik 8,14 persen yoy dari Rp 371,86 triliun menjadi Rp 402,14 triliun per 31 Desember 2022.
Â
Advertisement
Dana Pihak Ketiga
Dari sisi DPK, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan paling tinggi. Total DPK Bank Mandiri tumbuh positif 15,46 persen YoY dari Rp 1.291,2 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp 1.490,8 triliun pada akhir tahun 2022, Hal ini ditopang oleh peningkatan dana giro serta tabungan yang naik masing-masing 31,2 persen dan 13,5 persen secara YoY.
Sementara hingga akhir kuartal IV 2022, DPK BRI tercatat tumbuh 14,85 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.307,88 triliun. Dana murah (CASA) melesat menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara year on year meningkat sebesar 21,46 persen. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 66,70 persen, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 63,08 persen.
Adapun BTN juga berhasil meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,77 persen yoy dari Rp 295,97 triliun menjadi Rp 321,93 triliun per 31 Desember 2022. Peningkatan DPK tersebut didorong oleh kenaikan dana murah (current account savings account/CASA) perseroan sebesar 19,13 persen yoy menjadi Rp156,2 triliun pada akhir Desember 2022.
Dengan peningkatan tersebut, biaya dana (cost of fund/CoF) perseroan turun 53 basis poin (bps) yoy dari 3,13 persen pada akhir 2021 menjadi 2,60 persen. Sedangkan kinerja penghimpunan dana masyarakat BNI tetap kuat pada kuartal IV 2022 mencapai Rp 769,43 triliun, naik 5,5 persen YoY dari Rp 729,3 triliun pada tahun sebelumnya.
Â
Â