Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang 2022. Astra International menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 2022.
Mengutip laporan keuangan perseroan, ditulis Selasa (28/2/2023), PT Astra International Tbk mencatat pendapatan Rp 301,37 triliun pada 2022. Pendapatan naik 29 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 233,48 triliun.
Baca Juga
Perseroan membukukan laba bersih kepada pemilik entitas induk Rp 28,94 triliun pada 2022. Laba bersih perseroan melonjak 43 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,19 triliun.
Advertisement
Sementara itu, laba bersih (sebelum penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina) naik 51 persen menjadi Rp 30,48 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 20,19 triliun.
Di sisi lain, laba bersih per saham menguat 43 persen menjadi Rp 715 per saham dari periode sama tahun sebelumnya Rp 499.
Ekuitas yang diatribusikan kepada entitas induk naik 12 persen menjadi Rp 192,14 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 172,05 triliun.Nilai aset bersih per saham naik 12 persen menjadi Rp 4.746 pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 4.250.
Kas bersih Astra International, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp35,1 triliun pada 31 Desember 2022, dibandingkan dengan Rp30,7 triliun pada akhir tahun 2021.
Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp44,5 triliun pada 31 Desember 2022, dari Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2021. Belanja modal investasi grup pada 2022 meningkat dua kali lipat menjadi Rp 26,4 triliun.
Kinerja Astra Didukung Pemulihan Ekonomi dan Kenaikan Harga Komoditas
Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Dnony Bunarto Tjondro menuturkan, grup mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada 2022 yang mencerminkan pemulihan ekonomi Indonesia yang kuat dan harga komoditas yang tinggi.
“Meskipun terdapat ketidakpastian terkait proyeksi ekonomi global, termasuk kemungkinan harga komoditas yang lebih rendah, kami tetap yakin dengan prospek jangka pendek grup,” ujar dia dalam keterangan tertulis.
Ia menambahkan, grup berada dalam posisi baik untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang dengan melanjutkan evolusi portofolio bisnisnya dan investasi modal yang signifikan sehingga mendukung prioritas strategis grup.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung grup, khususnya karyawan grup, atas ketangguhan dan dedikasinya kepada grup selama periode yang penuh tantangan ini,” tutur dia.
Advertisement
Dividen Final
Dividen final yang lebih tinggi sebesar Rp552 per saham (2021: Rp194 per saham) akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan pada April 2023.
Dividen Final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp88 per saham (2021: Rp45 per saham) yang telah dibagikan pada Oktober 2022, akan menjadikan total dividen yang akan diusulkan untuk tahun 2022 menjadi Rp640 per saham (2021: Rp239 per saham), dengan rasio pembayaran dividen sebesar 85 persen (berdasarkan laba bersih sebesar Rp30,5 triliun, tanpa memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina).
Usulan Direksi atas dividen final yang lebih tinggi tersebut didasarkan atas tingginya harga batu bara pada 2022 yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang memungkinkan anak perusahaan Perseroan, United Tractors, untuk mengusulkan pembagian dividen yang lebih tinggi. Belanja modal dan investasi konsolidasian Grup untuk 2022 sebesar Rp26,4 triliun, dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Grup merencanakan terus menginvestasikan modal yang signifikan di Indonesia sejalan dengan prioritas strategis Grup, melalui pertumbuhan dan akuisisi organik. Grup tetap yakin akan potensi pertumbuhan jangka panjangnya dan neracanya yang kuat, sehingga dapat mengembalikan sebagian excess capital kepada pemegang saham.
Pada penutupan perdagangan saham Senin, 27 Februari 2023, saham ASII naik 0,87 persen ke posisi Rp 5.800 per saham. Saham ASII dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 5.725 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 5.800 dan terendah Rp 5.700 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.012 kali dengan volume perdagangan 286.237 saham. Nilai transaksi Rp 165,1 miliar.