Astra International Serap Belanja Modal Rp 26,4 Triliun pada 2022

PT Astra International Tbk (ASII) menyerap belanja modal dan investasi grup Rp 26,4 triliun pada 2022. Buat apa saham belanja modal?

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Feb 2023, 23:29 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2023, 23:29 WIB
Belanja Modal Astra International pada 2022
PT Astra International Tbk (ASII) serap belanja modal Rp 26,4 triliun pada 2022. Dok

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) dan investasi konsolidasian grup sebesar Rp 26,4 triliun pada 2022.

Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro menyebutkan, realisasi itu tumbuh dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Ke depannya, grup merencanakan terus investasikan modal yang signifikan di Indonesia sejalan dengan prioritas strategis Grup, melalui pertumbuhan dan akuisisi organik.

“Grup tetap yakin akan potensi pertumbuhan jangka panjangnya dan neracanya yang kuat, sehingga dapat mengembalikan sebagian excess capital kepada pemegang saham,” kata dia dalam keterangan resmi dikutip Selasa (28/2/2023).

Semula, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar Rp 19 triliun untuk 2022. Namun, dalam perkembangannya, angka itu mengalami penyesuaian dengan perkiraan mencapai Rp 25 triliun, seiring rencana perseroan untuk ekspansi ke bank digital.

"Capex tahun 2021 sekitar Rp 8 triliun. Untuk 2022, capex kami perkirakan ada di kisaran Rp 20–25 triliun. Tergantung peluang-peluang bisnis baru yang bisa kami realisasikan tahun ini. Jadi fleksibel,” kata Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.

Dalam catatannya, besaran capex 2022 ini telah menyamai periode sebelum pandemi. Sebelumnya, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 19 triliun. Sebagian besar capex dialokasikan untuk membeli alat-alat berat kebutuhan grup PT United Tractors Tbk (UNTR).

Khususnya kontraktor pertambangan milik UNTR yaitu PT Pama Persada Nusantara. Selain itu, dari unit bisnis lain juga dianggarkan belanja modal rutin yang akan dibelanjakan. Baik dari otomotif, agribisnis, maupun segmen lainnya. Termasuk untuk inisiatif digitalisasi di grup Astra.

"Ada peluang investasi-investasi kami yang kemarin sempat tertunda karena pandemi akhirnya bisa dilakukan setelah situasi relatif membaik. Itu membuka peluang bahwa biaya belanja modal dan investasi akan meningkat jika ada peluang bisnis baru,” imbuh Tira.

 

 

Aksi Korporasi Terkini

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Selama setahun terakhir, Grup terus melakukan sejumlah investasi strategis pada bisnis- bisnis baru. Sebagai bagian dari strategi untuk mengembangkan bisnis jasa keuangan, Grup, melalui PT Sedaya Multi Investama, mengakuisisi 49,56 persen saham PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) dengan nilai kurang lebih Rp 3,9 triliun.

BJJ dikendalikan bersama oleh Grup dan WeLab Sky Limited (WeLab), yang juga memiliki 49,56 persen saham. Grup dan WeLab berencana untuk menjadikan BJJ sebagai bank digital inovatif di Indonesia.

Grup terus melakukan diversifikasi dari pertambangan batu bara, antara lain dengan rencana investasi di usaha pertambangan dan pengolahan (smelter) nikel melalui PT Danusa Tambang Nusantara, anak usaha UT, yang menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat untuk akuisisi 90 persen saham di PT Stargate Pacific Resources dan PT Stargate Mineral Asia, dengan nilai kurang lebih Rp 4,3 triliun. Grup melalui UT, juga berinvestasi sebesar 31,49 persen di PT Arkora Hydro Tbk, sebuah perusahaan publik yang berfokus pada pembangkit listrik tenaga air.

 

 

Investasi di Bisnis Digital

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Grup membeli 7,45 persen saham di PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), salah satu grup rumah sakit terbesar di Indonesia, sebagai bagian dari pengembangan bisnis pada layanan kesehatan.

Grup melanjutkan strategi investasinya di bisnis digital dengan memimpin penggalangan dana Paxel, suatu bisnis logistik berbasis teknologi, senilai USD 14,5 juta. Grup juga meningkatkan investasinya di Sayurbox, suatu e-commerce platform, sehingga total investasi Grup menjadi USD 13,6 juta, dan di Mapan, suatu platform perdagangan sosial berbasis komunitas digital, sehingga total investasi Grup menjadi USD5,4 juta.

Grup, melalui anak usaha Astra Land Indonesia, perusahaan patungan Grup dengan Hongkong Land, mengakuisisi lahan dengan luas kurang lebih 41 Ha di Tangerang, sebelah barat Jabodetabek, yang akan dikembangkan menjadi rumah tapak dan produk properti komersial.

Usul Tebar Dividen Jumbo

Gedung Astra. Dok Astra
Gedung Astra. Dok Astra

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mengusulkan pembagian dividen final sebesar Rp 552 per saham. 

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Selasa (28/2/2023), pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2022 yang akan diselenggarakan pada April 2023, direksi perseroan merencanakan untuk mengusulkan dividen final yang lebih tinggi, yaitu sebesar Rp552 per saham. 

"Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp88 per saham yang telah dibagikan pada Oktober 2022," Sekretaris Perusahaan Astra International, Gita Tiffani Boer, Selasa (28/2/2023).

Dengan demikian, total dividen yang akan diusulkan untuk 2022 menjadi Rp 640 per saham. Gita menuturkan, kepastian mengenai jumlah dividen yang akan dibagikan ini akan tetap tunduk pada adanya persetujuan dari RUPST.

"Usulan direksi atas dividen final yang lebih tinggi tersebut didasarkan atas tingginya harga batu bara pada 2022, yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang memungkinkan anak perusahaan Perseroan, PT United Tractors Tbk, untuk mengusulkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT United Tractors Tbk pembagian dividen yang lebih tinggi," tulisnya.

Sementara itu, belanja modal dan investasi konsolidasian Astra International untuk 2022 adalah sebesar Rp26,4 triliun, dua kali lipat dari tahun sebelumnya. 

"Perseroan merencanakan akan terus menginvestasikan modal yang signifikan di Indonesia sejalan dengan prioritas strategis perseroan, melalui pertumbuhan dan akuisisi organik," kata dia.

Selain itu, Astra International tetap yakin akan potensi pertumbuhan jangka panjangnya dan neracanya yang kuat, sehingga dapat mengembalikan sebagian excess capital kepada pemegang saham. 

"Informasi atau fakta material yang diungkapkan tidak memiliki dampak material terhadap kelangsungan usaha perseroan," ujar dia.

Berdasarkan data RTI, saham ASII naik 6,47 persen ke posisi Rp 6.175 per saham. Saham ASII dibuka naik 400 poin ke posisi Rp 6.200 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 6.275 dan terendah Rp 6.100 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 17.189 kali dengan volume perdagangan saham 965.353 saham. Nilai transaksi Rp 596,4 miliar.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya