Multipolar Cetak Penjualan Tumbuh Jadi Rp 10,85 Triliun, Laba Turun 24,85 Persen pada 2022

Multipolar (MLPL) mencatat pertumbuhan penjualan 5,23 persen menjadi Rp 10,85 triliun pada 2022. Namun, laba bersih susut 24,85 persen menjadi Rp 151,22 miliar.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Mar 2023, 14:56 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 14:56 WIB
Multipolar Cetak Pertumbuhan Penjualan, tapi Laba Susut pada 2022
PT Multipolar Tbk (MLPL) mengumumkan pertumbuhan kinerja penjualan tetapi laba susut pada 2022. Foto: Freepik/mindandi

Liputan6.com, Jakarta - PT Multipolar Tbk (MLPL) mengumumkan hasil kinerja keuangan hingga akhir 2022. Multipolar membukukan penjualan neto Rp 10,85 triliun pada 2022, meningkat 5,23 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,31 triliun. 

Mengutip laporan keuangan Multipolar, Senin (20/3/023), beban pokok penjualan barang dan jasa hingga akhir 2022 mencapai Rp 8,94 triliun atau meningkat 5,79 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 8,45 miliar.

Dengan demikian, laba bruto Multipolar naik 3,24 persen menjadi Rp 1,91 triliun pada 2022 dari Rp 1,85 triliun pada 2021. Perseroan mencatatkan penurunan laba sebelum pajak final dan pajak penghasilan 72,13 persen menjadi Rp 45,77 miliar pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 164,26 miliar. 

Hingga akhir 2022, Multipolar mengantongi laba bersih sebesar Rp 151,22 miliar. Laba bersih perseroan turun 24,85 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 201,25 miliar

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 12,84 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 14,76 triliun. Kemudian, liabilitas perseroan Rp 8,35 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 10,23 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 4,48 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu Rp 4,52 triliun.

Pada perdagangan saham Senin, 20 Maret 2023, pukul 14.39 WIB, saham MLPL naik 3,8 persen ke posisi Rp 82 per saham. Saham MLPL dibuka naik satu poin ke posisi Rp 80 per saham. Saham MLPL berada di level tertinggi Rp 87 dan terendah Rp 79 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.505 kali dengan volume perdagangan 315.951 lot saham. Nilai transaksi Rp 2,6 miliar.

Multipolar Lepas Saham LPPF Rp 1,19 Triliun

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Multipolar Tbk (MLPL) melepas 300 juta saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) kepada tiga anak perusahaan pada 23 September 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (27/9/2022), PT Multipolar Tbk melepas saham LPPF kepada tiga anak perusahaan dengan total nilai Rp 1,19 triliun. Nilai transaksi tersebut 26,3 persen dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2021.

Perseroan telah melepaskan kepemilikan 300 juta saham LPPF melalui mekanisme perdagangan di BEI. Berikut rinciannya, pertama, PT Cahaya Investama, anak perusahaan perseroan dimiliki secara langsung dan tidak langsung sebesar 100 persen dengan jumlah 100 juta saham. Nilai transaksi Rp 397 miliar.

Kedua, PT Surya Cipta Investama, anak perusahaan perseroan dimiliki secara langsung dan tidak langsung sebesar 100 persen membeli saham LPPF dengan jumlah 100 juta saham. Nilai transaksi Rp 397 miliar. Ketiga, PT Reksa Puspita Karya, anak perusahaan perseroan dimiliki secara langsung dan tidak langsung sebesar 100 persen membeli 100 juta saham LPPF. Nilai transaksi Rp 397 miliar.

 

Restrukturisasi Internal

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

"Latar belakang dan tujuan dari transaksi bersifat penataan dan restrukturisasi internal,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Multipolar Tbk, Natalie Lie dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan menyatakan kejadian, informasi dan fakta material tersebut tidak berdampak secara negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.

Manajemen Multipolar menyatakan transaksi ini merupakan transaksi material dan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf a dan pasal 33 huruf a POJK 17 serta pasal 6 ayat 1.b.1 dan pasal 6 ayat 2 POJK 42. Sesuai dengan pasal 33.a POJK 17, jika transaksi material merupakan transaksi afiliasi, hanya wajib memenuhi ketentuan POJK 17.  Direksi menyatakan, transaksi ini merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam POJK 42.

"Dewan komisaris dan direksi menyatakan transaksi ini tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 42 Tahun 2022,” tulis Natalie.

Kinerja 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Multipolar Tbk (MLPL) atau disebut MPC membukukan kinerja positif sepanjang 2021. PT Multipolar Tbk mencatat pertumbuhan penjualan dan mencetak laba bersih.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (3/4/2022), PT Multipolar Tbk mencatat penjualan bersih naik 0,31 persen menjadi Rp 10,31 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,27 triliun.

Beban pokok penjualan barang dan jasa naik 2,49 persen menjadi Rp 8,45 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 8,24 triliun. Dengan demikian, laba bruto susut 8,5 persen dari Rp 2,02 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,85 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan pendapatan investasi menjadi Rp 921,73 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesr Rp 831,68 miliar. Beban usaha perseroan turun dari Rp 2,11 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,89 triliun pada 2021.

Beban keuangan susut dari Rp 742,95 miliar pada 2020 menjadi Rp 612,07 miliar pada 2020. Beban lainnya merosot dari Rp 656,56 miliar pada 2020 menjadi Rp 168,34 miliar pada 2021.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 201,25 miliar pada 2021. Hal ini berbalik dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 793,09 miliar.

Total ekuitas naik 14,25 persen dari Rp 3,96 triliun pada 2020 menjadi Rp 4,52 triliun pada 2021. Total liabilitas turun 12,6 persen menjadi Rp 10,23 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,71 triliun.

Total aset susut 5,8 persen menjadi Rp 14,7 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 15,68 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 2,43 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,69 triliun.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya