Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mendatangkan pesawat kargo udara terbesar di dunia buatan Ukraina, Antonov 124-100.
Pesawat itu mendarat dan membongkar muatannya di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka pada Rabu, 22 Maret 2023. Saat dikonfirmasi, Corporate Communication PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Chrysanthi Tarigan menuturkan, pesawat tersebut mengangkut muatan berupa mesin operasional perseroan.
Baca Juga
"Kami mendatangkan mesin operasional pabrik pada Rabu, 22 Maret 2023. Kedatangan mesin tersebut diangkut oleh pesawat kargo Antonov 124-100 yang melakukan pendaratan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (27/3/2023).
Advertisement
Adapun tujuan dari pengadaan mesin ini adalah sebagai upaya perusahaan untuk peningkatan produksi serta reliability Pabrik perseroan di Cilegon. Menurut keterangan yang disampaikan @infobijb, Antonov mendarat di Bandara Kertajati pukul 14.41 WIB. Pesawat kembali terbang meninggalkan Bandara Kertajati pukul 18.12 WIB.
Mendaratnya pesawat raksasa ini disebut sebagai penanda kesiapan BJIB Kertajati untuk menampung pesawat dengan ukuran besar.
"Dengan mendaratnya pesawat kargo terbesar di dunia di Bandara Kertajati mampu untuk menampung pesawat berbadan lebar, dan akan menjadi magnet ekonomi daerah," kata pengelola Bandara Kertajati dalam akun Instagram resminya. Antonov 124-100 diketahui memiliki kapasitas muatan hingga 150 ton.
Dengan panjang 69,1 meter dan tinggi 21,08 meter dengan rentang sayap 73,3 meter, pesawat ini memiliki kecepatan jelajah 800-850 kilometer per jam dan dapat menempuh jarak hingga 15.700 kilometer.
Â
Â
Chandra Asri Petrochemical Ekspansi Usaha Melalui CAP 2, Investasi Rp 75,82 Triliun
Sebelumnya, PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) memperluas pabriknya yang berlokasi di Kota Cilegon, Banten, dengan nilai investasi mencapai USD 5 miliar atau sekitar Rp 75,82 triliun (asumsi kurs Rp 15.165 per dolar AS)Pembangunan pabrik barunya berdekatan dengan CAP 1.Â
Perusahaan kimia itu memperluas pabriknya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, yang saat ini jumlah produksinya mencapai 4,2 juta ton per tahun.
"Saat ini kapasitas pabrik 4,2 juta ton, sasarannya memang mayoritas untuk pasar domestik. Lokasi CAP-2 di sekitar CAP-1. Pada saat ini, statusnya kami sedang memfinalisasi untuk pemilihan kontraktor, kita memilih kontraktor itu dari segi investasi, konfigurasi operasional produksi. Nilai investasi USD 5 miliar," ujar Direktur SDM and Corporate Affairs, Asri Suryandi, Selasa (14/2/2023).
PT CAP juga tengah menguji coba aspal plastik yang mereka produksi, untuk mengetahui kekuatannya. Saat ini, sudah ada 78 kilometer jalan yang di aspal, berlokasi di Kota Cilegon, Tangerang dan Tegal. Produksi dan uji cobanya sudah dilakukan sejak 2016 silam dan sempat terkendala di periode 2020-2021, karena pandemi covid-19.Â
Â
Advertisement
Kembangkan Aspal Berbahan Campuran Plastik
Pemerintah desa, kabupaten, kota, provinsi atau perusahaan bisa bekerjasama dengan CAP untuk mengembangkan aspal berbahan campuran plastik, karena bisa mengurangi sampah plastik di lingkungan sekitar.
"Untuk aspal plastik di gelar 78km untuk skala nasional, Cilegon lebih awal, cukup panjang. Trial pertama kita pakai di area parkir Chandra Asri. Alhamdulillah bagus. Di Sinarmas Land, sudah bekerjasama menggunakan aspal plastik," ujar Manajer Divisi CSR PT CAP, Wawan Mulyawan, Selasa, 14 Februari 2023.
Pria asli Kota Serang, Banten itu menerangkan kalau aspal berbahan campuran plastik yang diproduksi PT CAP lebih kuat 20 persen dibanding aspal biasa. Selain itu, bisa mengurangi limbah sampah plastik yang biasa digunakan masyarakat. Sehingga lingkungan bisa lebih bersih dari cemaran limbah plastik.
"Bahwa aspal plastik akan lebih tahan dari aspal konvensional, maka disini CAP bisa masuk, CAP akan bantu penyediaan plastik-plastik yang tidak terpakai. Saat kita menggandeng orang lain, ada buktinya. Sekitar 20 persen lebih kekuatannya," tuturnya.
Â
Reporter: Yandhi Delastama
Kinerja Keuangan hingga Akhir Kuartal III 2023
Sebelumnya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan kinerja keuangan beragam hingga September 2022. Chandra Asri Petrochemical mencatat kenaikan pendapatan tetapi alami rugi.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (7/11/2022), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk meraih pendapatan naik 3,5 persen menjadi USD 1,94 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,88 miliar.
Hal ini seiring harga penjualan rata-rata lebih tinggi USD 1.292/T selama sembilan bulan pertama 2022 dibandingkan periode sama tahun lalu USD 1.145/T dengan volume penjualan lebih rendah sebesar 1.568 KT dari periode sembilan bulan 2021 sebesar 1.651 KT.
Beban pokok pendapatan bertambah 24,3 persen menjadi USD 1,95 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,57 miliar. Beban pokok pendapatan naik sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku dengan rata-rata Naphta pada USD 851/T pada sembilan bulan pertama 2022 dibandingkan dengan rata-rata USD 619/T pada sembilan bulan pertama 2021.
Perseroan alami rugi kotor USD 8,64 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya catat laba kotor USD 306,79 juta.
Advertisement
Aset Chandra Asri
Perseroan alami sejumlah kenaikan beban antara lain beban penjualan naik menjadi USD 47,69 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 42,77 juta. Beban umum dan administrasi naik menjadi USD 31,28 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 26,44 juta. Kemudian beban keuangan bertambah menjadi USD 58,02 juta hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 49,48 juta.
EBITDA perseroan turun menjadi USD 11,1 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 313,7 juta.
Chandra Asri pun membukukan rugi bersih setelah pajak sebesar USD 111,1 juta pada sembilan bulan pertama 2022 dibandingkan USD 166,7 juta pada sembilan bulan pertama 2021.
Aset perseroan tercatat USD 4,81 miliar per 30 September 2022, turun 3,6 persen dari USD 4,99 miliar per 31 Desember 2021. Total liabilitas lebih rendah sebesar USD 1,97 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode 31 Desember 2021 sebesar USD 2,06 miliar.
Â
Â