Liputan6.com, Jakarta - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru Rp 10,6 triliun pada kuartal I 2023.
Direktur Utama Adira Finance, I Dewa Made Susila mengatakan, pembiayaan baru itu tumbuh sekitar 50 persen dibandingkan periode sama pada 2022.
Baca Juga
"Selama kuartal I ini kita cukup bagus pembukuannya. Kita bisa share hari ini (Selasa, 4 April 2023) karena baru tutup buku. Jadi dalam tiga bulan pertama pembiayaan kami mencapai Rp 10,6 triliun atau tumbuh hampir 50 persen yoy," ungkap dia dalam acara Buka Puasa Bersama Adira Finance dengan Media, Selasa, 4 April 2023.
Advertisement
Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp 7,2 triliun pada kuartal I 2022. Dengan begitu, total pembiayaan Adira Finance pada kuartal I 2023 tumbuh 47,22 persen yoy. Made menambahkan, pertumbuhan ini nampak tinggi lantaran pada kuartal I 2022 masih terdaoat pandemi COVID-19.
"Tahun lalu di awal tahun memang masih covid-19 jadi memang kelihatannya pertumbuhannya tinggi. Tapi yang jelas kami melihat trennya positif sejak kuartal IV tahun lalu. Hampir semua segmen produk mengalami pertumbuhan," imbuh dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penjualan, Pelayanan & Distribusi Adira Finance, Niko Kurniawan mengungkapkan penjualan kendaraan pada momentum Ramadhan kali ini diperkirakan meningkat hingga 20 persen berdasarkan historinya. Namun mengingat ramadhan baru berlangaung separuh, Niko belum bisa menyebutkan angka pasti terkait penjualan kendaraan selama Ramadhan 2023.
"Kalau dari rata-rata historis, kami biasanya ada peningkatan sekitar 10–20 persen. Tapi karena Ramadhan ini terbagi dua, ada yang sebagian Maret dan sebagian April dan juga kita belum selesai, saya belum bisa infokan naiknua berapa persen," imbuh Niko.
Adira Finance Bakal Tebar Dividen 2022 Rp 803 per Saham
Sebelumnya, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance akan membagikan dividen tunai Rp 803 per saham. Rencana ini telah mendapat restu pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang diselenggarakan, Selasa 4 April 2023.
Direktur Utama Adira Finance, I Dewa Made Susila mengatakan, besaran itu setara 50 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2022.
"RUPS mamutuskan untuk menbagikan dividen tunai sebesari 50 persen dari laba bersih 2022 atau ekuivalen Rp 803 per lembar saham,” kata Made dalam acara Buka Puasa Bersama Adira Finance dengan Media, Selasa (4/4/2023).
Sepanjang tahun lalu, Adira Finance membukukan laba bersih Rp 1,6 triliun. Laba itu tumbuh 32 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 1,2 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh penurunan pada biaya bunga dan biaya kredit di sepanjang 2022.
Membaiknya pertumbuhan penjualan industri otomotif berdampak positif pada kinerja Adira Finance pada 2022. Selain pembagian dividen, RUPST menyetujui perombakan jajaran manajemen dengan menyetujui pengunduran diri Yasushi Itagaki dari jabatannya selaku Komisaris Utama Adira Finance.
Bersamaan dengan itu, rapat menyetujui pengangkatan Daisuke Ejima sebagai Komisaris Utama Adira Finance yang baru. RUPST juga menyetujui pengangkatan Denny Riza Farib sebagai Direksi Adira Finance.
Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Adira Finance menjadi sebagai berikut:
Komisaris:
Komisaris Utama: Daisuke Ejima
Komisaris: Krisna Wijaya
Komisaris: Manggi Taruna Habir
Komisaris: Eng Heng Nee Philip
Komisaris: Congsin Congcar
Komisaris: Hafid Hadeli
Direktur:
Direktur Utama: I Dewa Made Susila
Direktur: Swandajani Gunadi
Direktur: Niko Kurniawan Bonggowarsito
Direktur: Harry Latif
Direktur: Jin Yoshida
Direktur: Denny Riza Farib
Advertisement
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mencatatkan laba bersih Rp 1,6 triliun atau tumbuh 32 persen secara year on year sepanjang 2022.
Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), I Dewa Made Susila mengatakan, pertumbuhan tersebut didorong oleh penurunan pada biaya bunga dan biaya kredit di sepanjang 2022. Membaiknya pertumbuhan penjualan industri otomotif berdampak positif pada kinerja Adira Finance pada 2022.
"Pembiayaan baru 2022 tumbuh 22 persen dari 2021 menjadi Rp 31,7 triliun," kata I Dewa dalam Media Update Adira Finance, Jumat (10/2/2023).
Hal itu didorong dari pertumbuhan segmen pembiayaan mobil. Adira Finance juga berhasil membukukan pertumbuhan piutang yang dikelola sebesar 10 persen menjadi sebesar Rp 44,6 triliun, setelah sempat mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir karena dampak pandemi Covid-19.
Sementara itu, pembiayaan syariah sebesar Rp 9,6 triliun atau berkontribusi 21 persen dari total piutang yang dikelola pada 2022, meningkat dari 2021 sebesar 18 persen. Disamping itu, pembiayaan baru di segmen syariah dibukukan meningkat 20 persen menjadi Rp6,6 triliun pada 2022.
"Pertumbuhan ini sejalan dengan langkah strategis yang dilakukan Perusahaan dengan terus memberikan penyaluran pembiayaan produk syariah secara agresif serta peningkatan jaringan usaha syariah," kata dia.
Terkait jaringan usaha, per 31 Desember 2022 Adira Finance telah mengoperasikan 459 jaringan usaha di seluruh Indonesia dengan didukung sekitar 17 ribu karyawan, untuk melayani sekitar 1,7 juta konsumen.
Pembiayaan Produk Ramah Lingkungan
Untuk mendukung pembiayaan produk ramah lingkungan dan untuk menerapkan keuangan keberlanjutan, Adira Finance telah mulai menyalurkan pembiayaan kendaraan listrik, yang nilainya meningkat pada kuartal IV 2022 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Peningkatan ini didukung dengan meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya konsep “green living”, penambahan infrastruktur pengisian baterai kendaraan listrik oleh pemerintah, serta munculnya beberapa produsen kendaraan listrik.
Beban bunga tercatat turun sebesar 34 persen menjadi Rp 729 miliar dampak adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya pendanaan. Disamping itu, sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi dan bisnis, biaya kredit tercatat menurun sebesar 35 persen year on year menjadi Rp 907 miliar.
Dengan demikian, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing-masing menjadi 8,6 persen dan 17,4 persen pada 2022.
Per Desember 2022, kualitas aset perusahaan menunjukkan perbaikan yang ditandai rendahnya gross NPL konsolidasi yang dikelola di level 1,7 persen, dari sebelumnya sebesar 2,3 persen pada 2021.
Penurunan ini didukung aktivitas ekonomi yang berangsur pulih sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen serta memperkuat aktivitas penagihan.
Dari sisi pendanaan, perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaannya melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon dan memperoleh pinjaman eksternal yang meliputi pinjaman bank dan obligasi.
Advertisement