Mengintip Kinerja Saham IPO pada Kuartal I 2023

Ada 28 emiten baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga kuartal I 2023. Dari jumlah emiten itu, sebanyak 19 emiten alami kenaikan harga saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Apr 2023, 17:55 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2023, 17:55 WIB
Melihat Kinerja Saham IPO pada Kuartal I 2023
Sepanjang kuartal I 2023, terdapat 28 emiten baru yang tercatat dan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bagaimana kinerja saham pendatang baru itu? (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang kuartal I 2023, terdapat 28 emiten baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 emiten mengalami kenaikan harga saham signifikan hingga perdagangan 31 Maret 2021.

Satu emiten stagnan atau mengalami perubahan, dan sisanya amblas. PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP) keluar sebagai pemenang dengan kenaikan tertinggi. Saham CHIP naik 812,5 persen sejak IPO hingga 31 Maret 2023. Pada periode tersebut, terdapat satu emiten yang gelar IPO jumbo, yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 9 triliun.

Sayangnya, kinerja PGEO justru terkoreksi atau turun 20.57 persen sejak IPO hingga akhir kuartal I 2023. Lebih lanjut, berikut Liputan6.com terlah merangkum kinerja saham IPO sepanjang kuartal I sampai dengan 31 Maret 2023:

  1. CHIP - PT Pelita Teknologi Global Tbk, naik 812,50 persen ke posisi 1.460 dari harga IPO 160
  2. WINE - PT Hatten Bali Tbk, naik 326,36 persen ke posisi 550 dari harga IPO 129  
  3. CUAN - PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk, naik 270,45 persen ke posisi 815 dari harga IPO 220
  4. LAJU - PT Jasa Berdikari Logistics Tbk, naik 226 persen ke posisi 326 dari harga IPO 100
  5. SAGE - PT Saptausaha Gemilangindah Tbk, naik 174 persen ke posisi 274 dari harga IPO 100
  6. HALO - PT Haloni Jane Tbk, naik 112 persen ke posisi 212 dari harga IPO 100
  7. KING - PT Hoffmen Cleanindo Tbk, naik 93,85 persen ke posisi 252 dari harga IPO 130
  8. ELIT - PT Data Sinergitama Jaya Tbk, naik 73,33 persen ke posisi 208 dari harga IPO 120
  9. GTRA - PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk, naik 68 persen ke posisi 252 dari harga IPO 150
  10. HILL - PT Hillcon Tbk, naik 61,60 persen ke posisi 2.020 dari harga IPO 1.250
  11. BEER - PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk, naik 58,18 persen ke posisi 348 dari harga IPO 220
  12. PTMP - PT Mitra Pack Tbk, naik 54,17 persen ke posisi 185 dari harga IPO 120
  13. TRON - PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk, naik 46,67 persen ke posisi 264 dari harga IPO 180
  14. BDKR - PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk, naik 28 persen ke posisi 256 dari harga IPO 200
  15. IRSX - PT Aviana Sinar Abadi Tbk, naik 17,82 persen ke posisi 119 dari harga IPO 101
  16. NSSS - PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk, naik 14,96 persen ke posisi 146 dari harga IPO 127
  17. FUTR - PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk, naik 9 persen ke posisi 109 dari harga IPO 100
  18. PEVE - PT Penta Valent Tbk, naik 8,05 persen ke posisi 161 dari harga IPO 149
  19. VAST - PT Vastland Indonesia Tbk, naik 3,70 persen ke posisi 112 dari harga IPO 108
  20. CBPE - PT Citra Buana Prasida Tbk, naik 0 persen ke posisi 150 dari harga IPO 150
  21. SUNI - PT Sunindo Pratama Tbk, turun 2,67 persen ke posisi 292 dari harga IPO 300
  22. NAYZ - PT Hassana Boga Sejahtera Tbk, turun 4 persen ke posisi 96 dari harga IPO 100
  23. PACK - PT Solusi Kemasan Digita Tbk, turun 4,32 persen ke posisi 155 dari harga IPO 162
  24. FWCT - PT Wijaya Cahaya Timber Tbk, turun 16,95 persen ke posisi 98 dari harga IPO 118
  25. PGEO - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, turun 20,57 persen ke posisi 695 dari harga IPO 875
  26. CBRE - PT Cakra Buana Resources Energy Tbk, turun 49,07 persen ke posisi 55 dari harga IPO 108
  27. BMBL - PT Lavender Bina Cendikia Tbk, turun 61,70 persen ke posisi 72 dari harga IPO 188
  28. SOUL - PT Mitra Tirta Buwana Tbk, turun 70 persen ke posisi 33 dari harga IPO 110

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


49 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Sektor Consumer Cylicals

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan tengah antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 49 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari jumlah tersebut, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals

"Hingga saat ini, terdapat 49 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata Nyoman kepada Wartawan, Jumat (14/4/2023).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 16 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 28 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 5 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.

Rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • 6 Perusahaan dari sektor basic materials
  • 10 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 6 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
  • 2 Perusahaan dari sektor energy
  • 2 Perusahaan dari sektor financials
  • 1 Perusahaan dari sektor healthcare
  • 3 Perusahaan dari sektor industrials
  • 2 Perusahaan dari sektor infrastructures
  • 5 Perusahaan dari sektor properties & real estate
  • 7 Perusahaan dari sektor technology
  • 5 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Adapun hingga 14 April 2023, terdapat 31 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 28 emiten itu sebesar Rp 22,7 triliun.

 

 


OJK Sebut Ada 107 Rencana IPO di BEI Rp 123,83 Triliun

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perkembangan di pasar modal sepanjang Maret 2023. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 31 Maret 2023 tercatat melemah sebesar 0,55 persen month to date (mtd) di tengah investor non-resident yang membukukan inflow sebesar Rp 4,12 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, secara year to date, IHSG turun 0,66 persen tetapi masih mencatatkan inflow investor non-resident sebesar Rp6,62 triliun.

Sementara, di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,96 persen mtd (2,44 persen ytd) ke level 353,19. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp384,04 miliar secara mtd dan Rp292,02 miliar secara ytd.  

Di pasar SBN, per 30 Maret 2023 non-resident baik secara mtd maupun ytd mencatatkan inflow sebesar Rp11,98 triliun dan sebesar Rp54,11 triliun. Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd turun sebesar 4,34 bps dan secara ytd menurun sebesar 13,92 bps.

Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 30 Maret 2023 tercatat sebesar Rp502,8 triliun atau menurun 0,64 persen (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net redemption sebesar Rp4,44 triliun (mtd). Secara ytd, NAB reksa dana terkontraksi 0,41 persen dan mencatatkan net redemption sebesar Rp2,86 triliun.

 


Penghimpunan Dana Melalui Pasar Modal

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penghimpunan dana melalui pasar modal melanjutkan pertumbuhan yang baik, hingga 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp54,24 triliun, dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 24 emiten. 

"Di pipeline, masih terdapat 107 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp123,83 triliun," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (3/4/2023).

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 376 penerbit, 145.908 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp817,68 miliar.

"Tren pertumbuhan jumlah investor juga terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,76 juta investor per 30 Maret 2023," tandasnya.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya