IHSG Berpeluang Menghijau, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 14 April 2025

Analis prediksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lanjutkan penguatan pada perdagangan Senin, 14 April 2025.

oleh Agustina Melani Diperbarui 14 Apr 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2025, 08:00 WIB
IHSG Berpeluang Menghijau, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 14 April 2025
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Senin (14/4/2025). IHSG akan menguji posisi 6.376-6.510. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Senin (14/4/2025). IHSG akan menguji posisi 6.376-6.510.

IHSG naik tipis 0,13 persen ke posisi 6.262 dan masih disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Jumat, 11 April 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada skenario merah, IHSG akan berada di awal wave B, sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan dengan target terdekat berada di 6.376-6.510.

“Namun, pada skenario hitam (worst case) diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave (v) sehingga masih terdapat potensi koreksi di mana IHSG akan mengarha ke 5.633-5.770,” ujar Herditya.

Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 5.825,5.742 dan level resistance di 6.405,6.510 pada perdagangan Senin pekan ini.

Sementara itu, Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman mengatakan,  IHSG berpotensi melanjutkan penguatan jika masih bertahan di atas level support 6.200. Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.150,6.200 dan level resistance di 6.300-6.380.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance 6.160-6.530.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Sedangkan PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi Teknikal

Tertekan, IHSG Akhir Pekan Berada di Zona Merah
Sejak awal perdagangan, IHSG langsung terkoreksi dan menyentuh level terendahnya pada 6.656,72. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) - Buy on Weakness

Saham AMRT terkoreksi 3,49% ke 2.210 dan disertai dengan munculnya tekanan jual, namun koreksinya masih tertahan oleh MA20. "Kami perkirakan, saat ini posisi AMRT sedang berada di awal wave B dari wave (B)," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 1.980-2.140

Target Price: 2.310, 2.640

Stoploss: below 1.845

 

2.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) - Buy on Weakness

Saham BBNI menguat 3,05% ke 4.390 dan disertai dengan munculnya volume pembelian, pergerakannya pun mampu menembus MA20 dan MA60. Herditya mengatakan, pihaknya perkirakan, posisi BBNI saat ini  berada pada bagian awal dari wave B.

Buy on Weakness: 3.910-4.100

Target Price: 4.620, 4.930

Stoploss: below 3.780

 

3.PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) - Buy on Weakness

Saham CUAN menguat 8,60% ke 6.000 dan disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, tetapi pergerakan CUAN masih tertahan MA20. "Saat ini, diperkirakan CUAN berada pada bagian awal dari wave (B)," tutur dia.

Buy on Weakness: 5.400-5.825

Target Price: 7.300, 8.875

Stoploss: below 5.200

 

4.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) - Sell on Strength

Saham TLKM terkoreksi 0,85% ke 2.330 meskipun disertai dengan volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi TLKM saat ini  berada di awal wave [v] dari wave 5. Hal tersebut diperkirakan TLKM masih rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji area 1.920-2.200," kata dia.

Sell on Strength: 2.360-2.410

Penutupan IHSG pada 11 April 2025

Setelah Dibuka Anjlok, IHSG Ditutup Turun 7,9 Persen
Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan perdagangan sementara selama 30 menit atau trading halt karena penurunan lebih dari 8%. Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau dan menguat tipis hingga penutupan perdagangan Jumat, (11/4/2025).

Mengutip RTI, IHSG ditutup naik tipis 0,13 persen menjadi 6.262,22. Indeks LQ45 justru melemah jelang akhir pekan ini. Indeks LQ45 susut 0,06 persen ke posisi 706,69. Indeks saham acuan pun bervariasi.

Menyambut akhir pekan, IHSG sempat sentuh level tertinggi 6.298,77. Hal ini didukung 309 saham yang menguat. Namunn, 259 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke level terendah di kisaran 6.148,77. 226 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.013.123 kali dengan volume perdagangan 13,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,7 triliun. Transaksi harian saham ini lebih rendah dari sebelumnya Rp 15,51 triliun.

Sektor saham juga beragam. Sektor saham basic memimpin penguatan dengan melonjak 3,23 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham transportasi naik 1,21 persen, sektor saham energi mendaki 0,73 persen serta sektor saham industri menguat 0,29 persen. Sektor saham kesehatan mendaki 0,71 persen.

Sementara itu, sektor saham consumer nonsiklikal susut 1,19 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham consumer siklikal terpangkas 0,67 persen, sektor saham keuangan turun 0,04 persen, sektor saham properti terpangkas 0,31 persen, sektor saham teknologi susut 0,13 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,08 persen.

 

Sentimen IHSG

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar masih diselimuti oleh tingginya volatilitas dan ketidakpastian pasar keuangan global, menyusul risiko meningkatnya tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.

“Meskipun ada penangguhan tarif selama 90 hari, pelaku pasar tetap berhati-hati karena kebijakan perdagangan Presiden Trump dinilai dapat menjerumuskan ekonomi AS ke dalam resesi,” demikian dikutip.

Pemerintah AS telah mengonfirmasi tarif kumulatif atas barang-barang dari China telah meningkat menjadi 145 persen, yang memicu kekhawatiran terhadap pembalasan lebih lanjut dari China, yang saat ini telah mengenakan pungutan 84 persen atas impor dari AS.

“Gayung bersambut, China tengah mempersiapkan tindakan balasan tambahan yang menargetkan perusahaan-perusahaan asal AS, yang semakin meningkatkan ketidakpastian dan memicu kekhawatiran sengketa perdagangan yang berkepanjangan dapat mendorong ekonomi global menuju resesi,” demikian seperti dikutip.

Dari dalam negeri, demi menjaga iklim usaha dari dampak kebijakan tarif perdagangan tinggi yang diterapkan oleh AS, pemerintah membuka ruang untuk melakukan revisi ketentuan perpajakan, terutama terkait aksi korporasi seperti merger dan akuisisi.

“Melalui revisi ini, diharapkan pelaku usaha yang terdampak oleh beratnya kondisi perdagangan global tidak semakin terbebani,” demikian seperti dikutip.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya