Subway Bakal Dijual Rp 146,6 Triliun, Bankir Tawarkan Pembiayaan bagi Calon Pembeli

Subway dikabarkan akan menjual perusahaan senilai lebih dari USD 10 miliar atau Rp 146,66 triliun. JPMorgan Chase and Co memberikan paket pembiayaan USD 5 miliar.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mei 2023, 17:28 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2023, 17:28 WIB
Subway
Bankir yang terlibat dalam proses penjualan Subway telah memberikan rencana pembiayaan akuisisi jaringan sandwich Subway senilai USD 5 miliar atau sekitar Rp 73,30 triliun (dok. Instagram @subway/https://www.instagram.com/p/CEUsCZWnpm5/)

Liputan6.com, Jakarta - Bankir yang terlibat dalam proses penjualan Subway telah memberikan rencana pembiayaan akuisisi jaringan sandwich Subway senilai USD 5 miliar atau sekitar Rp 73,30 triliun (asumsi kurs Rp 14.661 per dolar Amerika Serikat) kepada private equity.

Dikutip dari CNBC, Senin (1/5/2023), bankir berharap pemberian pembiayaan tersebut dapat atasi tantangan untuk pembelian dengan utang dan mengambil harga pembelian yang diminta perusahaan lebih dari USD 10 miliar atau sekitar Rp 146,66 triliun, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut.

Suku bunga telah meningkat dan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi telah meningkat sejak Subway mengatakan, pada Februari 2023 sedang menjajaki penjualan, membuat utang lebih mahal dan lebih sedikit tersedia untuk pembelian perusahaan yang mengejar kesepakatan. Ini membebani seberapa banyak private equity menawarkan untuk membeli perusahaan.

Menurut sumber, sejauh ini, tawaran untuk Subway berkisar antara USD 8,5 miliar atau sekitar Rp 124,64 triliun dan USD 10 miliar. Penasihat keuangan Subway, JPMorgan Chase and Co sekarang berharap paket pembiayaan utang USD 5 miliar yang telah diajukan akan menunjukkan kepada perusahaan pembeli dapat meminjam cukup banyak untuk susun kesepakatan yang menarik bahkan dengan valuasi lebih dari USD 10 miliar, menurut sumber.

Pembiayaan utang didasarkan pada instrumen bervariasi antara pinjaman dan obligasi, serta ukurannya setara dengan 6,75 kali laba 12 bulan Subway sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi sekitar USD 750 juta, menurut sumber.

Ada kemungkinan pembiayaan ini hanya berfungsi sebagai solusi sementara. Hal ini karena opsi yang lebih murah bagi private equity untuk membeli subway dengan pembiayaan akuisisi jangka panjang apa yang disebut dengan whole business securitization (WBS), menurut sumber. Ini akan melibatkan pinjaman memakai royalty waralaba restoran sebagai jaminan.

Sumber tersebut juga menyebutkan pembiayaan WBS membutuhkan uji tuntas toko oleh lembaga pemeringkat yang dapat memakan waktu lebih dari satu tahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Paket Pembiayaan

Subway
Subway, jaringan makanan cepat saji hadir di Indonesia (Liputan6.com/Komarudin)

Penawar harus bergantung pada paket utang JPMorgan atau mengatur pembiayaan mereka sendiri untuk mencapai kesepakatan dengan Subway. Kemudian membiayai kembali melalui skema WBS.

Sumber itu juga menuturkan, Barclays pemain utama di pasar pembiayaan WBS, adalah salah satu bank yang sedang diskusi tentang pembiayaan jangka panjang.

Subway yang berbasis di Milford, Conneticut telah mengubah operasinya untuk menangani dekorasi using dan kesepakatan USD 5 untuk sandwich yang mengikis keuntungan pewaralaba. Pada 2021, jaringan sandwich Subway meluncurkan perombakan menu dan kampanye pemasaran yang heboh saat memulai rencana perubahan Haluan yang telah membantu pertumbuhan penjualan.

Paket pembiayaan JPMorgan juga menawarkan opsi komponen ekuitas dengan tingkat bunga sekitar 15 persen, menurut sumber itu. Hal tersebut jalur lebih mahal yang mungkin tidak dipilih oleh private equity.


Tawaran Subway

Citywalk Elvee, Tempat Nongkrong Anak Muda Karawaci, Tangerang
Pengunjung menyantap makanan di restoran Subway di arae Lippo Village Karawaci, Tangerang, Senin (29/11/2021). Restoran Subway yang berada di mall dengan konsep F&B outdoor merupakan konsep dengan menghadirkan tenant yang berkualitas. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Hal yang pasti, Subway izinkan penawar untuk memakai jalur pembiayaan apapun yang dapat diinginkan, selama mereka dapat menunjukkan dapat mengamankan komitmen pembiayaan.

Sumber menuturkan, tawaran putaran kedua untuk Subway datang pekan lalu dari lebih dari 10 private equity, kata salah satu sumber.

Subway pun dikabarkan telah menurunkan tawaran rendah mengurangi kumpulan penawar akhir. Bain Capital, TPG, Advent International Corp, TDR Capital, Goldman Sachs serta Roark Capital termasuk di antara private equity yang berpartisipasi dalam lelang, menurut sumber itu.

Subway akan segera mengizinkan penawar untuk bekerja sama sebelum mengajukan penawaran akhir. Bain, TPG dan Advent menolak berkomentar. TDR dan Roark tidak segera menanggapi permintaan komentar. Subway, JPMorgan, dan Goldman Sachs serta Barclays menolak berkomentar.


Renovasi Restoran

Subway
Subway, jaringan makanan cepat saji berupa sandwich hadir di Indonesia (Liputan6.com/Komarudin)

Didirikan pada 1965 oleh Fred DeLuca yang berusia 17 tahun dan teman keluarga Peter Buck, perusahaan itu telah dimiliki oleh keluarga pendiri sejak restoran pertamanya dibuka sebagai Pete’s Super Submarines di Bridgeport, Conneticut.

Jaringan sandwich ini memiliki hampir 37.000 lokasi secara global, beralih dari ketergantungan tradisionalnya pada perawalaba yang hanya memiliki satu dan dua lokasi serta sebaliknya konsolidasikan lokasi dengan pewaralaba yang lebih sedikit dan lebih besar, dengan modal yang baik.

Subway melaporkan awal bulan ini penjualan global 12,1 persen lebih tinggi pada kuartal I 2023 dan kunjungan tamu meningkat, sebagian didorong oleh renovasi restoran. Perseroan hadapi persaingan makin ketat dari pesaing yakni Jimmy John’s, Firehouse Subs, Jersey Mike’s dan Potbelly.

TPG dan Bain adalah bagian dari grup yang memiliki Burger King ketika John Chidsey sekarang menjadi CEO Subway, mengepalai jaringan restoran cepat saji burger tersebut. Advent pada bagiannya telah berinvestasi di restoran termasuk Bojangles dan operator kafe First Watch. TDR mengoperasikan ASDA dan konglomerat grup EG.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya